15.

5.7K 247 2
                                    

¤
¤
¤
¤
¤

Xhia POV on

Setelah garha pulang dari apartementku, aku menelpon kak rael untuk menjemputku.

Tak lama kak rael datang dengan wajah keringetan dan masih memakai baju basket, dia memang langsung keapartementku dari sekolah. Karna saat aku menelponnya dia baru selesei latihan jadi paslah.

"Kok nggak langsung pulang kerumah?" Tanya kak rael saat aku memasuki mobilnya.

"Tadi ada yang ngejer trus garha belok tanpa merhatiin jalan dan jadilah kami dijegat sama orang2 asing yang bawa senjata, untungnya gak ada yang bawa pistol. Trus garha dikeroyok sama mereka, garha kewalahan karna harus ngelawan mereka sama jagain gue dan jadilah dia babak belur sana sini, karna kasian ya gue bawa aja keapartement trus gue obati karna kebetulan jalan itu ngarahnya keapartement." Ceritaku panjang lebar.

"Tapi lo nggak papakan??" Tanya kak rael khawatir.

"Gue nggak lecet sama sekali yang babak belur itu garha." Jwabku jujur. Karna aku memang anak baik yang jujur dan rajin menabung. Lupakan.

"Kalau dia babak belur, emang masih bisa bawa motor sport?? Seinget gue garha hari ini bawa motor." Ucap kak rael.

"Nggak bisa, jalan aja sempoyongan kek orang mabuk, jadi gue yang ngendarain motornya sambil boncengin dia." Ucap gue. Seketika tawa kak rael pecah mendengar ucapanku.

Aku memandangnya bingung, persaan kata2ku tidak ada yang lucudeh.

"Apanya yang lucu." Tanyaku setelah tawanya agak reda tapi bukannya menjawab dia malah tertawa lagi membuatku kesal.

Pletakk

Aku menjitak kepalanya agar berhenti tertawa dan menjawab pertanyaanku.

"Hahaha bentar xhi." Ucap kak rael meredakan tawanya.

"Jadi gini, hahahaha aduh perut gue sakit." Lanjutnya memegangi perutnya dengan sebelah tangan karna yang sebelah lagi menyetir.

"Menurut gue perkataan lo tadi itu lucu pakai banget, lo bayangin aja cowok secool, secuek, sedatar, semanly garha dibonceng gadis naik motor sport, hahahahaha." Tawa rael lagi membayangkannya.

"Iya juga ya." Ucapku terkekeh.

Kenapa aku tidak memikirkannya dari tadi pasti garha malu banget, pantas saja dia memelukku erat dan menyembunyikan wajahnya diceruk leherku.

"Tapi jangan kasih tau siapa2 ya, kasian dia kalau aibnya dibongkar, lagian dia juga gak bisa bawa motor karna ngelindungin gue." Ucapku.

"Iyasih, nanti gue bilang makasih deh kedia karna udah ngelindungin adik kesayangan gue." Ucap kak rael tersenyum lembut kearahku lalu mengacak acak rambutku.

Aku mendengus kesal karna kebiasaannya yang satu ini.

"Ayo masuk." Ucapnya saat kami sampai dipintu mansion.

Kak rael memberikan kunci mobilnya pada salah satu bodyguard untuk diparkirkan digarasi.

Kami masuk dan langsung dusambut harum masakan mommy, aku langsung aja pergi kedapur sedangkan kak rael pergi kekamarnya.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang