52.

4.4K 210 23
                                    

¤
¤
¤
¤
¤

Happy reading guys :')
*
*
*

Garha masuk keruang rapat dengan wajah datar dan dingin seperti biasa, dibelakangnya mengekor randy sekretarisnya.

Garha memandang tajam kearah semua orang yang berada diruang rapat, tapi tatapannya terhenti pada iris abu2 bening yang menghantuinya selama beberapa hari.

Tatapan garha perlahan melembut karna menatap iris abu2 itu, garha terpaku dan tenggelam dalam kenangan dengan gadisnya.

"Tuan, rapat harus segera dimulai." Bisik randy menyadarkan garha.

"Ekhemm, rapat kita mulai." Ucap garha berdehem memulai rapat.

Selama rapat garha sering mencuri pandang kearah pemilik iris abu2 itu, bahkan saat perempuan itu menjelaskan pendapatnya garha hanya memandang wajahnya tanpa memperhatikan kata2 perempuan itu.

Setelah rapat selesai, satu persatu orang mulai keluar dari ruangan itu dengan menyalami garha, dan sepertinya dewi fortuna sedang berpihak pada garha.

Gadis beriris abu2 bening itu keluar terakhir.

"Senang bernisnis dengan anda Mr. Achilles." Ujar perempuan beriris abu2 bening itu dengan senyum formal.

"Saya juga Miss...." Garha menggantung kalimatnya.

"Afsheen, panggil saja miss afsheen." Ucap gadis beriris abu2 bening yang bernama afsheen (xhia) mengerti arti tatapan yang dilontarkan garha.

"Baiklah, boleh saya tau nama lengkap anda miss??" Tanya garha dengan senyuman tipis membuat randy sweat-drop ditempat bahkan mulutnya sudah menganga.

Dia baru pertama kali melihat bossnya yang ramah pada seseorang bahkan garha berbicara datar pada orang tuanya.

"Tentu, Afsheen Xhia Angela Adney Laevatein." Ujar xhia masih dengan senyum formalnya.

"Em miss, anda harus makan siang sekarang." Bisik nila tapi dapat didengar oleh garha.

"Bisa kita makan siang bersama??" Tanya garha.

"Ahh maaf Mr. Ac-" "Garha panggil saja garha." Potong garha.

"Baiklah garha maaf tapi saya sudah punya janji makan siang dengan orang lain, mungkin lain kali." Ucap xhia tidak enak.

Meski kecewa garha tetap mengangguk dan terseyum miris, dia mengerti jika perempuan didepannya ini menolak ajakannya.

"Kalau gitu saya permisi." Ucap xhia keluar dengan sekretarisnya.

Setelah xhia melewati pintu garha duduk kembali dikursinya dan menghembuskan nafas berat, garha mengacak acak rambutnya frustasi.

"Emm tuan, anda baik2 saja??" Tanya randy yang baru pertama kali melihat bossnya seperti ini.

Biasanya garha tetap akan menampakkan wajah datar dan dingin meski dia dalam keadaan yang paling buruk sekalipun.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang