kelima

3.8K 523 141
                                    

"Sudah selesaikan?"

"Kau mengatakan sendiri kalau pernikahan adalah moment yang sakral untuk mu, kau hanya akan menikah dengan wanita yang kau cintai. Bukankah kau tidak mencintai ku?"

"kau mengingatnya dengan jelas apa yang aku katakan. Aku suka berbicara dengan orang seperti mu."

"Cepat katakan saja alasan mu!"

"Ekkhem, silahkan duduk dulu rasanya pembicaraan ini lebih menyenangkan kalau kita duduk di sofa itu"

"Apa kau memang tidak sopan seperti ini ? mempersilahkan aku duduk padahal ini adalah ruangan ku"

Suho tarik wanita itu kemudian mendudukkannya di atas sofa, dengan Suho yang duduk di depan nya. Rasanya wanita kecil ini lebih mudah dituntun dari pada disuruh berhenti bicara.

"Ani, aku hanya merasa ruangan ini akan menjadi ruangan kita beberapa hari lagi" ada seutas senyum disana

Rasanya wajah itu benar-benar ingin Irene pukul dengan benda apa saja

"pandangan ku terhadap pernikahan memang seperti itu, seseorang yang akan menjadi istriku itu berarti adalah milikku. Aku akan menjaganya semampuku, melindunginya semampuku. Ya, aku memang mengatakan kalau aku akan menikah dengan wanita yang aku cintai. Tapi rasanya itu terlalu mendahului tuhan, dia yang mengatur jodoh, bukan? Jadi aku yakin kita berjodoh walaupun tidak saling mencintai"

"Jadi aku yakin kita berjodoh walaupun tidak saling mencintai. Kalimat itu terdengar seperti kau sedang mendahului tuhan!"

"Yaishh. Kau pintar sekali. Kau benar, kalimat ku memang terdengar mendahului tuhan"

Irene tersenyum sarkas.
"Begini saja. Aku juga tidak peduli sebenarnya harus menikah dengan mu atau siapapun, pernikahan tidak terlalu penting menurut ku"

"Terdengar seperti wanita yang tidak memiliki agama"

"Apa kau bilang?"

"Menurut ku, kau wanita yang tidak takut dosa. Tidak masalah, kau memang butuh suami seperti ku yang akan menuntun setiap langkahmu"

Irene ingin tertawa mendengar kalimat bodoh itu tapi dia memilih untuk tetap memasang wajah dinginnya

"Selagi pria itu tidak menghalangi tujuan ku, aku bersedia menikahinya"

"Kau itu pintar, tapi bodoh."

"Kau itu bodoh dan semua yang kau katakan membuat mu terdengar lebih bodoh!"

"Ani, aku hanya tidak terlalu bisa mengungkapkan apa yang ingin aku sampaikan, secara pikiran aku sebenarnya sangat pintar. Kenapa aku mengatakan hal itu, karna_" Suho diam

"Wae?"

"Aku haus, tidak ada minum disini?"

"Kau tau betapa menyebalkan nya dirimu?!"

"Aku hanya haus" bela Suho pada dirinya

"Katakan saja dengan cepat dan selesaikan pembicaraan ini!"

"Tidak mau" pria itu menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sok imut andalan nya

"Astaga!" irene berjalan kemeja kerja nya, menelfon sekretaris nya untuk membawakan minuman.

Mereka benar-benar tidak bicara hingga minuman itu datang, hanya saling fokus pada ponsel masing-masing

"Kau mau melihat anak kita?"

"Sejak kapan aku punya anak dengan mu!"

"Irene, anak kita" ucap Suho mengarahkan layar handphone nya kearah wanita itu

Lady Kim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang