keempatpuluhtiga

7.9K 597 398
                                    

⚪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat tidur joojoo"

"Apa aku harus menjawab selamat tidur myeo myeo?"

"Hehe. Tidak perlu"

Tiba-tiba saja kegelapan memenuhi setiap sudut matanya memandang.

Irene tersentak dari mimpinya, ia buka matanya perlahan tidak mau mempercayai jika semua yang terjadi tadi malam hanya mimpi namun jika tidak, kenapa ia sendirian dalam kegelapan ini? Ketakutan tiba tiba menyerang wanita tersebut.

"Suho" gumam irene pelan, menutup mata dan membukanya berkali-kali namun hasilnya tetap sama, yang dia liat hanya kegelapan yang hitam pekat, benar-benar gelap gulita tanpa setitikpun cahaya yang terlihat. Irene meremas selimutnya kuat, keringat membanjiri keningnya. Ia benar-benar ketakutan.

"Suho!" Suaranya meninggi nafasnya terasa sesak takut dengan kegelapan dan menjadi semakin takut lagi menyadari semua yang terjadi tadi malam hanya mimpi.

"Suho!!" Teriaknya

"Irene. Ada apa?" Suho sontak terduduk, beberapa detik setelahnya ia merasakan tangan wanita itu meremas lengannya kuat

"Aku takut, jangan tinggalkan aku... ini bukan mimpi!" suho dekap wanita itu cepat

"Ini bukan mimpi!_ kau disini, kau bersama ku disini!" isaknya, dia terus meremas lengan suho penuh ketakutan.

"Aku disini, sayang. Aku akan selalu bersamamu, aku tidak akan kemana-mana" pelukan suho semakin kuat berharap irene bisa segera tenang dalam pelakunnya

Hujan tadi malam masih mengguyur begitu deras bersamaan dengan angin kencang yang membuat suasana kian menakutkan, lampu tidur bercahaya temaram itupun mati total. Suho tentu tidak lupa tentang ketakutan irene pada gelap. Ibu irene juga pernah menceritakan trauma itu padanya walaupun tidak terlalu detail, Bahkan wanita itu memeluknya di dalam lift waktu itu karna begitu ketakutan padahal suho adalah orang asing bagi irene, bahkan ia dengan begitu terang-terangan memperlihatkan ketidak sukaannya pada suho sebelum kejadian lift mati tersebut.

Suho meraba ponselnya di narkas kemudian menghidupkan lighting handphonenya, berharap cahaya kecil itu bisa membuat irene lebih tenang. "jangan takut lagi. Aku disini"

Wanita itu mengangguk pelan, membenamkan kepalanya di dada suho, dengan pria itu yang terus mengusap punggung irene menenangkan wanitanya.

"Aku hidupkan lampu kamarnya, ya." Ucap Suho menyerahkan ponselnya pada irene. Berjalan menuju saklar tapi setelah ia tekan lampu kamar tetap tidak menyala

suho kemudian berjalan kearah jendela melihat keluar, tidak salah lagi rumah tetangga di depannya juga sangat gelap dan lampu teras rumah irene yang selalu ia nyalakan di malam hari juga mati total.
"Sepertinya mati bergilir."

Lady Kim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang