keempatpuluhempat

4.9K 492 284
                                    

Daegu, south korea.
02.01

"Semua pilihan ada padamu hyung, yang jelas tidak ada yang baik-baik saja disini. Semua berantakan. Chorong noona belum sadarkan diri. Ada begitu banyak kejadian yang tidak bisa aku katakam padamu lewat telfon"

Dalam kamar dengan cahaya temaram yang sunyi, Suho masih enggan menutup matanya. Memikirkan lagi percakapannya dengan Kai di telfon tadi.
Setelah akhirnya membuat nomor telfon yang baru Suho memutuskan untuk menghubungi Kai, menanyakan pada kai bagaimana keadaan Seoul selama ia di Daegu, sayangnya tak banyak yang Kai jawab selain kelimat-kalimat tersirat menyuruhnya kembali ke Seoul.

"Bukannya aku tidak bahagia kalian kembali bersama. Aku tau irene noona hamil dan kau akan menjadi seorang ayah. Tapi bukankah semua sudah kalian selesaikan? kau sudah membuat pilihanmu dengan menikahi Chorong. Chorong noona belum sadarkan diri sampai sekarang. Dia istrimu aku mendengar sendiri kau berjanji untuk tidak akan meninggalkannya. Aku tau kau juga menderita tapi setidaknya selesaikan semua yang kau mulai, Hyung"

Suho menarik nafasnya berat, tentu ia tidak pernah membenturkan kepalanya ke tembok untuk membuatnya amnesia dan hanya mengingat irene seperti caranya hidup beberapa hari ini di Daegu. Suho tentu memiliki rasa bersalah yang besar untuk menghilang begitu saja meninggalkan istri sahnya yang sedang sakit parah dan entah bagaimana kabarnya, tapi dia tidak bisa berbuat banyak hatinya terlalu kuat untuk tinggal dan menetap pada kehidupan sempurnanya bersama irene.

Untuk beberapa hal ia frustasi seolah-olah untuk mencintai ia harus mengubur rasa peduli. Rasa kemanusiaannya dan setiap janji yang ia ingkari. Menjadi manusia paling kejam hanya untuk menyenangkan perasaannya sendiri.

Suho tidak pernah benar-benar tidur tenang setiap malam.

Membuang setiap prinsip hidupnya, membuang semua logikanya, membuang semua rasa bersalah itu kemudian menggantinya dengan kehidupan sempurna bersama wanita yang ia cintai. Dalam beberapa hal dia tidak sempat berpikir sampai kapan semua ini akan seindah hari ini.

"Awh.."

Samar-samar Suho mendengar rintihan kesakitan dari seorang wanita yang tidur di sampingnya. Suho membalik tumbuhnya reflek ketika suara itu semakin kuat masuk ke telinganya, benar saja Irene terlihat sedang menahan sakit sambil meremas selimutnya kuat.

"Irene, kau baik-baik saja?"

Tak ada jawaban, dari pencahayaan lampu tidur yang minim itu suho bisa melihat kalau wanita itu sedang menahan sakit.

Dengan gelagapan suho berdiri menghidupkan lampu kamar lalu memakai kausnya yang sebelum tidur tadi ia lepas.

"Tunggu sebentar!" Suho benar-benar panik, ekspresi tegang itu begitu kentara dari air mukanya. Terlihat bagaimana gerak geriknya begitu cepat tapi tidak tau harus melakukan apa.

"Apa yang harus aku lakukan?! Dimana yang sakit, sayang? Beritahu aku?!"

Irene menggeleng mencoba untuk mendudukkan dirinya sambil mengusap perut buncitnya.

"Perutku kram" rintih irene lemah menahan sakit

"Kram?" Pria itu berpikir untuk beberapa saat. Otaknya tidak berfungsi dengan baik jika ia dalam keadaan panik seperti ini, dia belum pernah memikirkan hari ini akan datang secepat ini. Suho pikir kedua bayi kecilnya akan segera lahir ke dunia dan sungguh dia tidak tau harus melakukan apa. Rintihan irene kembali menyadarkannya, Suho cepat mengambil ponselnya di atas nakas.

"Berapa nomor rumah sakit terdekat!? Atau apapun! Mereka sepertinya akan lahir malam ini!"

"Suho" ucap irene

Lady Kim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang