ketigapuluhempat

3.4K 546 495
                                    

Terimakasih untuk vote dan komentarnya guys 🙋‍♀️

Wanita itu masih terus menangis dalam pelukan eommanya.

Sudah berjam-jam namun tak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibirnya selain isakan kesedihan yang tak bisa ia hentikan.

Dia benci suho benar-benar membenci pria itu, membenci kenangan mereka. Terus menangis mengingat bagaimana pria itu menyakitinya setiap waktu. Terus menangis mengingat bagaimana pria itu membuatnya jatuh dalam ekspektasi cinta sederhana yang ternyata semu. 

Air matanya tak henti jatuh mengingat bagaimana pria itu berteriak karna menyakiti wanitanya, kemudian buta dengan sakit yang irene rasa. 

Irene tau ia salah, dia akui itu tapi dia tidak pernah mendorong,  bahkan  berniat untuk membunuh seseorang untuk kepuasan dirinya sendiri. ia sungguh tidak pernah sejahat itu,  lalu dengan tegasnya suho menuduhnya sesukanya.

Irene benci kenapa posisinya tidak pernah tepat bahkan setelah berusaha keras memohon maaf untuk menghentikan semuanya,  namun tetap saja dia selalu dipihak yang salah di mata pria itu tanpa mau mendengar cerita darinya lebih dulu. Mungkin karna ia tidak percaya pada irene,  atau apa yang keluar dari bibir irenelah yang baginya tidak penting sama sekali.

Berharap pria itu akan menjadi orang yang akan memeluknya kuat dan mengatakan semua akan baik-baik saja,  berharap dia adalah seseorang yang akan menggenggam tanganya erat dan mengatakan untuk melalui bersama, tapi kemana dia?

Kemana seseorang yang dulu mengatakan dia tidak akan pernah berhenti jatuh Cinta padanya

yang memakaikan cincin di jari manisnya dan berjanji untuk mencintainya selamanya.

Berjanji untuk tetap bersama nya,  menatapnya dengan penuh memuja, memeluknya begitu erat sepanjang ia terlelap. 

Kemana pria itu?

Mungkin semua salahnya yang berpikir pria itu datang sebagai sapu tangan namun ternyata bukan.

ia sapu tangan untuk orang lain,  penguat untuk orang lain,  orang baik untuk orang lain, dan untuk nya sendiri hanya luka yang seharusnya kebal karna terus dilukai namun tetap saja tidak.

menyakitkan setiap kali ingatannya kembali berputar tentang pria itu.  bagaimana bisa berhenti memikirkannya, bukan hanya hatinya yang terluka tapi logikanya pun tak lagi ingin bersuara.

Dia benci kenapa harus memberikan hatinya sepenuhnya pada orang yang salah,  namun lebih sakit lagi memikirkan bagaimana ia berjuang untuk pria itu, menjadikan suho satu satunya pilihan paling benar dari setiap kesalahan yang terus menghantui nya,  berpikir pria itu yang akan menggenggam tanganya di tempat yang gelap untuk mencari cahaya namun nyatanya hari ini lebih gelap dari hari hari yang ia jalani.  Lebih hancur dari setiap rasa sakit yang coba ia kuatkan.

Mati-matian berjuang dari keegoisan sudut pandangnya yang selalu ingin benar, mati-matian mengalah dari logikanya yang tak mau salah,  mati-matian terluka dari ikatan yang coba ia pertahankan. Hingga akhirnya dia lelah.

Dia menyerah.

"Kenapa dia tidak mengangkat telfon ku, kemana dia?" Bae Hyunsik berdiri di depan pintu kamar anaknya sambil terus menelfon Suho. 

Lady Kim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang