8

8.1K 869 59
                                    

Feelings
•﹏•












"Tidak menginap ditempatku lagi?"

Yang ditanya menggeleng sambil tersenyum simpul. "Kemarin aku sudah cukup merepotkan. Maaf sudah membuat keributan dirumahmu. Seharusnya kemarin kita jadi menginap ditempatku saja. Aku jadi sungkan pada Jin Hyung."

Iya, awalnya mereka berniat menghabiskan waktu ditempat Jimin, tapi akhirnya tidak jadi karena orang tua Taehyung pergi ke luar kota dan Seokjin mengajak mereka untuk menghabiskan hari bersama-sama yang berakhir kacau karena kedatangan Yoongi.

"Hei, kakakku bahkan tidak mempermasalahkannya. Baiklah kalau begitu, kami akan mengantarmu."

"Tidak perlu. Aku akan mampir untuk berbelanja. Isi kulkasku habis. Kau pulanglah bersama Jungkook."

"Benar?" Taehyung hanya tidak ingin sahabatnya sendirian disaat seperti ini.

Jimin mengangguk mantap tanpa melupakan seutas senyum untuk meyakinkan Taehyung bahwa dia memang benar-benar baik dan tidak akan kabur untuk jalan-jalan malam.

"Oke, kalau begitu aku duluan. Jungkook sudah diparkiran. Sampai besok dan kalau ada apa-apa ponselku aktif 24 jam. Oke?"

"Aku mengerti, terimakasih." Jimin kembali melambaikan tangan. Menghela napas pelan, dalam hati dia bersyukur memiliki sahabat yang begitu perhatian seperti Taehyung.

Ini masih jam lima sore, satu jam lebih awal dari jam pulang biasanya. Kali ini Jimin benar-benar tidak akan kabur, meski kesal pada Yoongi dia tetap mengingat pesan pria pucat itu agar tidak berjalan sendirian saat malam.

Kakinya melangkah cepat keluar sekolah, berjalan kesisi barat menuju salah satu minimarket yang cukup lengkap. Dia akan berbelanja karena bahan makanannya sudah hampir habis.

Jimin pikir dia sudah bergerak sedemikian cepat, tapi ternyata dia menghabiskan satu jam untuk memborong dua kantung plastik besar kebutuhannya. Memang tidak hanya makanan dan minuman, tapi termasuk detergen, peralatan mandi, juga beberapa kebutuhan lainnya.

"Ah, aku bahkan tidak sadar jika turun hujan." Jimin sedikit merutuk dalam hati. Dia tidak membawa mantel hujan atapun payung. Jadi dia hanya bisa duduk di dalam minimarket sambil menatap keluar kaca ditemani segelas cokelat hangat. Sepertinya dia akan kemalaman pulang.

"Jimin?" orang itu tersenyum saat yang dipanggil menoleh.

"Hoseok Hyung?" Jimin balas tersenyum. "Apa kabar? Sudah lama ya tidak bertemu."

"Baik, kau sendiri bagaimana?" Hoseok mengusak rambut Jimin, sudah kebiasaan karena dia merasa gemas setiap kali bertemu dengan bocah SMA ini. "Sedang apa kau disini?"

"Aku juga baik, Hyung." kemudian matanya melirik dua kantung belanjaan disisi kanan lengannya yang bertopang diatas meja. "Belanja bulanan, kau sendiri?"

"Hanya mampir untuk membeli snack, nanti malam akan ada pertandingan bola. Kau sendiri? Tidak bersama temanmu? Siapa itu, eum.. adiknya Seokjin aku lupa namanya."

"Taehyung, Hyung. Kim Taehyung. Tadi sudah pulang duluan. Aku tidak mau merepotkan dan saat aku selesai berbelanja ternyata hujan, sialnya lagi aku tidak membawa payung."

"Mau kuantar? Aku membawa mobil."

"Eh, tidak usah. Aku tidak mau merepotkan, Hyung." dua tangan mungil Jimin mengibas didepan dada, membuat Hoseok tertawa lucu.

"Jangan sungkan, Jiminie." lagi, Hoseok mengusak rambut Jimin halus. "Hanya mengantar dan aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Lagipula, hujannya pasti lama, jika kau menunggu kau hanya akan kemalaman. Kau harus istirahat setelah seharian sekolah. Nah, tunggu aku didepan sementara aku pinjam payung pada petugas kasir."

Daily LoveWhere stories live. Discover now