44

5.8K 576 31
                                    

Kim Seokjin

-Bingung sama Judul, yaudah senemunya aja 😂😂😂 lebih lagi karna inget wajah ngototnya Seokjin kalo lagi ngomel 😄😆😅-





















Berlatar di depan pagar rumah keluarga Kim, dua manusia itu berdiri saling berhadapan dengan ekspresi wajah yang total berbeda. Gemas untuk si pirang dan jengah untuk si gelap.

"Kau mengakuinya 'kan?" itu adalah pertanyaan -sama- untuk yang ketiga kalinya dilontarkan oleh Yoongi sejak mereka menapak halaman lima menit lalu. Parahnya, yang ditanya hanya mengangguk sok polos dengan bibir mengulum senyum. "Jawab, Jiminie. Jangan membuatku gemas dan kembali membawamu ke apartemenku."

Kali ini Jimin tidak mau repot menahan gelak tawanya. Merasa puas karena sukses membuat kekasih pucatnya uring-uringan. "Iya, Hyung, iya. Kau chef yang hebat."

Yoongi memicingkan mata, merasa sangsi dengan ucapan lelaki manis di hadapannya. Katanya mengakui kemampuannya memasak, tapi kenapa menjawabnya dengan tawa bernada mengolok begitu?

Jimin dengan tawa yang masih tersisa dan sekuat hati menahan ledakan bahagianya -sebab bisa menggoda Yoongi- pun mengulurkan tangan. Mengelus pipi yang lebih tua dengan lembut. "Pastamu enak, sungguh. Bahkan lebih enak dari masakan Jin Hyung. Terimakasih."

Tapi, meski sudah ditatap teduh dan mendapat perlakuan penuh afeksi semacam itu, Yoongi tetap saja tidak luluh. Dua tangannya bersedekap, enggan menurunkan rasa curiga. "Lalu kenapa kau menolak untuk memberiku hadiah?"

Disini Jimin kembali mengulas senyum yang begitu manis. Sorot matanya lugu namun jelas mengundang Yoongi untuk berbuat lebih. "Satu pelukan?"

"Kau menawar?" Yoongi semakin ingin meledak ketika Jimin melepaskan kehangatan dari pipinya, mengedikkan bahu kelewat tak acuh. Oh, dan jangan lupakan raut wajahnya yang seolah tidak memiliki dosa. "Kita sudah sepakat pastaku akan barter dengan satu bonus yang setimpal. Kau mau curang?!"

"Jangan modus, Hyung. Aku mengatakan enak bukan berarti kau lulus."

"Kau yang modus. Mau makan enak tapi tidak mau bayar."

Jimin melirik dari ekor mata, tampak Yoongi yang mendengus dan membuang muka dengan kesal. "Hyung,"

"Hm," Yoongi menjawab tanpa menoleh. Dia sedang dalam tahap menekan emosi agar tidak semakin frustasi. Astaga, hanya karena sebuah pasta mereka berdebat hal yang tidak penting. Pikir Yoongi, ini benar-benar konyol.

Dua tangan Jimin perlahan kembali terulur. Merangkum tangan besar Yoongi dimasing-masing jari-jemarinya yang pendek. Mengikis jarak lebih dekat hanya untuk meraih atensi lelaki Min. "Hei, Min Yoongi,"

Kali ini Yoongi menoleh, sedikit menundukkan kepala untuk balas menatap dunianya.

"Apa?" katanya dengan datar. Sifat aslinya memang dingin begitu 'kan?

Kemudian Jimin melepaskan tautan tangan mereka, sekedar untuk menyelusupkan dua tangannya agar melingkari tubuh Yoongi. Memeluknya ringan diiringi senyum kalem yang menenangkan. Dan, lagi-lagi Yoongi tidak terlalu bereaksi. Lelaki itu justru meremat halus lengan yang melingkari tubuhnya dan membalas tingkah manis Jimin dengan satu alis terangkat tinggi.

"Kau marah?"

"Apa jika aku marah kau akan membujukku?"

"Tidak."

"Apa-apaan?!" Yoongi lagi-lagi naik darah, ingin melepaskan pelukan Jimin, tapi justru pelukan itu semakin mengerat. Dan, kekehan Jimin semakin membuatnya gila. Bisa-bisanya dia menjatuhkan hati pada lelaki semenyebalkan ini?

Daily LoveWhere stories live. Discover now