20

7K 697 28
                                    

Jung Hoseok
•﹏•













Adalah nama yang akan membuat semua orang tersenyum ketika mengingatnya. Jung Hoseok itu matahari untuk semua orang. Pembawaannya yang ceria selalu membuat suasana hangat. Dan lelaki ini adalah salah satu sosok favorit Park Jimin.

Sejak Yoongi pergi beberapa bulan lalu, seolah lelaki itu lupa jika Hoseok adalah rivalnya yang paling berbahaya. Hoseok memiliki hal yang tidak dimiliki orang lain kebanyakan. Sifat positif, baik hati, ramah, dan tidak pernah mengagungkan emosi. Nyaris semua hal baik menempeli hidupnya. Yoongi nyaris lupa, jika saja sosok tetangga depan apartemennya tidak muncul disana.

Kali ini sore, tepat pukul empat lebih sepuluh. Yoongi baru saja datang untuk menjemput si lelaki mungil. Agaknya dia harus menahan diri untuk tidak menyeret Jimin keluar dari ruang latihan sebab disana masih begitu banyak pasang mata yang mengintai.

Sesuai jadwal yang disepakati, Jimin akan ikut kelas pagi, setelah makan siang latihan menari dan dilanjutkan latihan vokal bersama Yoongi.

Disana Jimin duduk, diantara banyaknya anggota klub tari termasuk Kai, Taemin, dan ditambah Hoseok. Mereka berempat terlibat obrolan ringan sambil menyeka keringat, sepertinya baru saja selesai latihan dan sedang istirahat sebelum beranjak pulang.

Yang membuat Yoongi menggeram, tingkah Jimin yang begitu manja pada Hoseok. Lelaki mungil itu menyandarkan tubuh lelahnya pada punggung Hoseok, masih sambil menimpali obrolan yang entah membahas apa sampai membuat mereka tertawa kecil.

Lalu, Hoseok menyodorkan minum pada Jimin setelah menyuruh lelaki mungil itu beranjak dari punggungnya. Hoseok beringsut untuk menyandarkan punggungnya ke dinding, memainkan ponsel, tingkahnya biasa saja bahkan ketika Jimin berbaring di pangkuannya. Hoseok tidak melakukan penolakan, justru mengelus rambut setengah basah milik Jimin dengan handuknya. Belum lagi Kai yang mencubiti pipi Jimin.

Oke, cukup!  Min Yoongi tidak kuat. Min Yoongi panas. Min Yoongi cemburu.

Derap langkah tergesa itu menarik atensi semua orang. Terang saja, siapa yang tidak kenal dengan produser muda itu?

"Bersihkan tubuhmu, kita segera latihan." Yoongi berkata tanpa basa-basi.

"Ya, nanti aku akan menemuimu di studio."

"Sekarang."

"Jadwal kita jam lima sore, Min PD-nim."

Hoseok, Taemin, dan Kai hanya menatap dua orang itu bergantian.

"Jangan membuang waktu. Kau harus berlatih lebih keras karena suaramu belum memenuhi standard."

Merasa dihina, Jimin akhirnya berdecak. Meski sebenarnya dia berdebar berhadapan dengan Yoongi, tapi sekali lagi dia harus tenang. Baekhyun berpesan agar dia tidak menjadi manusia gampangan.

Jimin melirik Hoseok yang kembali fokus pada ponsel, dia menarik lengan Hoseok yang bebas lalu meletakkan diatas kepalanya sendiri. Meminta lelaki Jung itu untuk mengeringkan rambutnya yang terkena keringat.

"Kalau begitu cari saja orang lain, atau aku mundur saja. Tidak usah ada acara menyanyi solo. Taemin Hyung dan Kai Hyung sudah cukup sebagai pembuka. Benar 'kan Hoseokie Hyung?" Jimin mendongak, mencoba meraih atensi Hoseok.

Hoseok sebenarnya tahu kalau Yoongi cemburu, hanya saja dia sudah lelah menghadapi sikap dingin si pucat itu. Dan dia baru tahu kalau Jimin bisa bersikap begini di depan Yoongi, sebab setahunya Jimin masih begitu menginginkan Yoongi, lalu kenapa Jimin bertingkah seolah dia membenci Yoongi?

"Hyung, kau dengar aku tidak sih?"

Hoseok menunduk, kemudian tersenyum canggung. "Maaf, aku sedikit melamun."

Daily LoveWhere stories live. Discover now