18

7K 717 36
                                    

Federate
•﹏•





"Minnie, kita perlu bicara!"

Taehyung mengerjap ketika Jimin diseret turun panggung oleh Baekhyun lalu dibawa ke salah satu sudut aula. Dalam hati Taehyung berdoa agar Baekhyun tidak berkata yang macam-macam.

"Ada apa lagi, Hyung? Aku sudah menuruti semua perintahmu 'kan?" Jimin hampir saja kabur tapi Baekhyun mencegahnya.

"Kau kenal dia 'kan?"

Mati aku! Taehyung meremat tali ranselnya kuat-kuat sambil menggigit bibir gusar saat mendengar pertanyaan Baekhyun.

"Dia siapa?"

"Min PD-nim, siapa lagi? Atau jangan-jangan dia yang sudah tega membuatmu patah hati?"

Jimin tidak menjawab, kepalanya menoleh untuk menatap Taehyung yang kebetulan tepat berdiri dua meter dibelakangnya. Matanya memicing dan dibalas gelengan kepala keras.

"Taehyung hanya mengatakan kau patah hati, itu alasanmu kenapa mematahkan sumpit siang tadi. Jangan salahkan dia, aku yang memaksanya bercerita."

Jimin memijit keningnya, "Hyung, bukan aku tidak sopan bicara seperti ini, tapi bisakah kau berhenti mencampuri urusanku dan memaksakan kehendakmu?! Ini privasiku!" lalu dia menatap Taehyung yang sudah menundukkan kepala, gestur kalau merasa bersalah. "Dan kau, Kim Taehyung, kita selesaikan ini di rumah."

Jimin kesal dan marah, dia seolah ditelanjangi oleh teman-temannya sendiri, terlebih Taehyung. Kakinya melangkah tergesa keluar dari aula setelah mengambil ranselnya, kemejanya hanya dipakai asal tanpa dikancingkan. Darahnya mendidih, sungguh! Jika ada yang mengganggunya dia pastikan orang itu patah tulang karena bantingannya.

Baekhyun sedikit takut, tidak percaya jika anak ayamnya akan semenyeramkan itu ketika marah. Dia menatap Taehyung yang masih melihat ke arah pintu dengan wajah tertekuk.

"Hei, Taehyungie, aku sudah keterlaluan ya?"

"Sedikit. Seharusnya Hyung bertanya pelan-pelan, tidak langsung tembak begitu. Jimin selalu sensitif dengan masalah hati." Taehyung berujar pelan tanpa menatap Baekhyun.

"Aku melihat bagaimana Yoongi menatap Jimin, dan dia mengatakan akan turun tangan secara langsung untuk menangani Jimin. Apa itu artinya Si pucat itu juga masih menyayangi anak ayamku?"

Sedetik kemudian Taehyung menoleh cepat, segera mendekati Baekhyun. "Apa katamu, Hyung?"

"Dia seorang produser, dia yang akan melatih vokal dan menyiapkan musik untuk Jimin untuk festival nanti."

Taehyung diam sesaat, ada beberapa mainmap muncul dikepalanya. "Bukan yang itu, soal si pucat dan anak ayam!"

Baekhyun berkedip dua kali, kedua alisnya terangkat. "Itu sih menurut pandanganku. Percayalah, selama Jimin dipanggung Min Yoongi sama sekali tidak mengalihkan tatapan. Ada sesuatu disorot matanya, tapi aku tidak bisa menebak, itu terlalu kompleks. Yang jelas, dia seperti menemukan sesuatu yang selama ini dia cari."

"Baiklah, aku akan pulang sekarang. Walau pun Jimin mengomel, tapi dia tidak benar-benar marah. Kupastikan besok dia datang dengan senyum cerah."

"Hei, aku belum selesai! Kau belum menjawab pertanyaanku!" Baekhyun kembali mencegah Taehyung pergi. Membuat pemuda Kim itu berdecak. "Apa tebakanku benar soal mereka? Min Yoongi mantan pacar Jimin 'kan? Aku benar 'kan?"

Taehyung menghela napas berat. "Hyung, apa kau cenayang? Kenapa kau pintar sekali membaca orang?"

"Jadi memang benar begitu?!" Baekhyun menepuk tangan sekali, kemudian menyingsingkan lengan bajunya. "Tenang saja, Kim Taehyung, aku akan berdiri paling depan untuk membuat Jimin kembali tersenyum. Meski sedikit tidak ikhlas dengan kenyataan Jimin yang begitu patah hati hanya karena seonggok daging pucat bermerk Min Yoongi, tapi jika itu membuatnya bahagia aku akan membuat mereka kembali bersama. Tapi sebelum itu aku akan membuat Yoongi menyesali perbuatannya."

Daily LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora