16

6.5K 733 34
                                    

Retaliate
•﹏•















"Jadi orang itu meninggalkan Jimin begitu saja tanpa alasan?" Baekhyun memicing sengit setelah mendengar cerita Taehyung. Oh, Taehyung hanya bercerita kalau Jimin memiliki kekasih dan mereka putus begitu saja tanpa ada alasan yang jelas.

"Begitulah. Kuharap Hyung tidak mengungkit ini di depan Jimin, aku tidak mau melihatnya sedih. Ah, seharusnya aku melarang dia untuk kuliah disini. Lebih baik dia ikut kakaknya saja ke Jepang." lagi-lagi Taehyung keceplosan. Saat matanya melirik Baekhyun, si senior itu sudah menyerbunya dengan tatapan menuntut.

"Jadi pelakunya ada dikampus ini? Siapa? Aku akan mencarinya dan membuat perhitungan dengannya karena dia sudah membuat anakku patah hati!"

"Siapa yang kau sebut anak? Jangan suka mengaku-ngaku, Bakhyun!" Seokjin tiba-tiba muncul, menginterupsi obrolan adiknya. "Tae, kau mengatakan sesuatu padanya?"

"Tidak!" Taehyung menggeleng cepat.

"Dia mengatakan kalau Jimin patah hati dan pelakunya berada di kampus ini." Baekhyun bersedekap, "tadi aku bertemu Jimin dan dia mematahkan sumpit. Gila, aku tidak menyangka anak ayam sepertinya memiliki tenaga sekuat itu."

"Tidak usah ikut campur-"

"Dia anakku. Jadi apa pun yang terjadi padanya akan menjadi urusanku. Hei, Kim Seokjin, apa kau tega melihat makhluk lembut dan menggemaskan seperti Jimin terluka? Kalau aku sih tidak."

Seokjin terdiam, ada benarnya juga ucapan Baekhyun. Dia tidak akan membiarkan Jimin semakin tersiksa, lebih lagi sekarang mereka berada ditempat yang sama. Seokjin kemudian duduk, menyerobot botol air minum di depan Baekhyun lalu menenggaknya dua teguk. "Dia anak fakultas bisnis. Selebihnya cari sendiri."

"Hei, kejam sekali kau memberiku klu begitu! Kau pikir anak bisnis ada berapa? Setidaknya beritahu aku dia ada di bisnis apa, Kim Seokjin!"

Seokjin tidak langsung menjawab, dia menatap Taehyung yang kemudian mengangguk ragu. "Internasional, cari dia di fakultas bisnis internasional."





•﹏•





Jimin segera beranjak dari tempat duduk sedetik setelah dosen keluar kelas. Kakinya melangkah pasti, lima belas menit lalu dia mendapat pesan dari Baekhyun agar dia langsung menuju aula disayap kiri. Dari pengumuman yang disiarkan di radio satu jam lalu, Jimin agaknya tahu apa yang terjadi di aula sana.

Ketika dia baru berbelok di koridor, dia bisa melihat antrean mahasiswa yang ingin mengikuti festival. Ah, benar-benar berbeda dengan saat SMA. Murid akan malas-malasan kalau tidak dipaksa guru untuk ikut kegiatan, sedang di universitas semua mahasiswa berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri. Itu keren menurut Jimin.

Dia tidak ikut antre, sebab Baekhyun menyuruhnya untuk segera masuk untuk bertemu. Jimin mendapat nilai plus karena dianggap sudah memiliki kemampuan menari diatas rata-rata.

"Hyung, jadi bagaimana?" tanya Jimin tanpa basa-basi didepan Baekhyun.

"Kau akan ikut audisi juga. Ini wajib untuk semua anggota. Dan jika kau lolos kau akan tampil solo."

Jimin tidak bisa berkomentar, dia terlalu terkejut. "Hyung, aku bahkan tidak bisa menyanyi!" serunya ketika dia sadar jika Baekhyun tengah menyeretnya ke samping panggung.

"Taemin juga mengatakan hal yang sama, tapi ternyata dia memiliki vokal yang bagus!" Baekhyun mendengus. "Aku dan teman-temanku yang akan menilaimu secara langsung. Oh, aku juga membawa salah satu manusia paling sibuk di kampus ini. Dia ahlinya musik, aku percaya padanya. Jadi tampil sebaik mungkin."

Daily LoveWhere stories live. Discover now