45

5.9K 573 47
                                    

Liar

-----------------
Bodo nggak urus typo
kalo ada ya anggep
aja nggak ada
Thanks
-----






















Siang itu Rabu, bertempat di area kantin fakultas seni. Area yang luas dan cukup menampung lebih dari dua ribu orang. Disalah satu sudut, ada meja untuk empat orang yang hanya terisi dua. Duduk saling berhadapan sibuk dengan menu masing-masing.

"Hari ini masih ada jadwal?"

"Tidak, tapi aku mau ke perpustakaan. Ada tugas yang harus diselesaikan, kau?"

"Sebenarnya ingin berkeliling di festival. Hari ini hari terakhir kan? Ah, kenapa hanya sepuluh hari sih? Kemarin itu aku sibuk dengan hal lain sampai tidak sempat melihat."

Mendengar keluhan sahabatnya, Taehyung pun turut mendecak. "Iya, kau benar. Sejak pembukaan itu aku malah jadi sibuk sendiri dengan klub desain. Mereka suka dengan kostum yang kita pakai dan meminta pendapat dan bantuan untuk lomba antar universitas. Belum lagi tugas sebagai anak semester baru. Aku bahkan tidak sempat bertemu Jungkook kalau dia tidak ke rumah. Dan kau tau sendiri Jin Hyung selalu mengawasi kami sejak tragedi waktu itu."

Kening Jimin mengerut, "tragedi?"

Taehyung mengangguk, "Jin Hyung memergoki kami berciuman pagi itu dan Jungkook dihukum untuk jaga jarak sepuluh meter dariku."

Jimin nyaris tertawa, tapi dia berhasil menahannya meski sia-sia. "Ppft.. tapi setidaknya setelah tahu kau sibuk dengan tugas jarak itu terpangkas delapan meter 'kan?"

"Tetap saja!" Taehyung menghela napas, meneguk air mineralnya. "Ah, aku jadi malas mengerjakan tugas kalau begini."

"Jangan cemberut!"

Ketika kepalanya diusak, spontan Taehyung menoleh. Disambut senyum lebar lelaki kelinci yang semakin hari semakin tampan saja. Lebih lagi dengan gaya rambut yang memamerkan kening.

"Kenapa kau disini?" tanya Taehyung, mengabaikan kecupan di pucuk kepalanya sebelum si pelaku mendudukkan diri di kursi kosong tepat disebelah.

"Karena rindu dengan kekasihku?" Jungkook menopang dagu menatap Taehyung yang kemudian beralih pada Jimin. "Hei, ada apa dengan wajah kusut kalian?"

"Aku ingin ke festival tapi tidak ada teman. Taehyung ada tugas. Kenapa juga festival harus berjalan hanya sepuluh hari? Kenapa tidak sebulan?"

"Kau pikir ini kampus milik nenek moyangmu!"

"AW!" Jimin menoleh pada seseorang yang memukul kepalanya dengan buku. "Hyung, kenapa memukulku! Kalau aku gagar otak bagaimana?!"

"Minnie, sopanlah saat bicara dengan Mommy!" Baekhyun mendelik main-main, lalu menjulurkan tangan untuk mengelus pucuk kepala Jimin sambil tersenyum. "Maaf, ya? Jangan menangis nanti leherku dilibas anjing albinomu."

"Dia tidak disini dan sedang sibuk dengan kuliah serta profesinya sebagai musisi. Aku tidak bertemu sudah lima hari, omong-omong."

Baekhyun melipat tangan di dada, "heran, dia 'kan mengambil jurusan bisnis jadi kenapa dia menjadi produser? Kenapa tidak mengambil jurusan musik saja dari awal?"

"Jung Hoseok juga mengambil bisnis tapi dia masuk klub seni tari, apa itu salah?" Jungkook menimpali. "Mungkin saja itu untuk jaga-jaga? Kalau mereka tidak bisa berjalan dengan bisnis mereka bisa memanfaatkan bakat untuk hidup dimasa depan atau bisa mengkombinasikan keduanya."

"Ah, kau benar juga." Baekhyun menganggukkan kepala. Lalu menatap Taehyung dan Jimin yang menopang dagu dengan wajah lesu. Matanya bergulir pada Jungkook meminta penjelasan.

Daily LoveWhere stories live. Discover now