48

4.6K 451 22
                                    

Spoiler





























Yoongi sedang kelimpungan. Bingung, frustasi, kesal, dan perasaan buruk lainnya karena kekasih manisnya sedang marah. Ah, dia 'kan hanya bercanda semalam kenapa juga harus ditanggapi begitu serius?

Begini ceritanya, semalam saat Jimin akan pamit masuk ke rumah, Yoongi masih dengan tingkah jahilnya menahan satu lengan kecil di manis. Menarik mendekat lalu mencuri satu lumatan panjang, tidak perduli Jimin berontak, sampai akhirnya Namjoon memergoki mereka. Ciuman terlepas dan tanpa basa-basi Jimin menendang tulang kering Yoongi keras sambil berucap 'brengsek!' sebelum akhirnya hilang di telan pintu rumah Seokjin.

"Sialan!" umpatan itu jelas tidak bisa lagi di tahan, sebab -ayolah, mereka semalam baru saja berbaikan dan harus bertengkar lagi?? Dan.. "kenapa dia tidak bisa dihubungi?!"

Ponsel di banting sembarangan di atas dashboard, tapi dalam dua detik kembali dalam genggaman. Yoongi mencari kontak seseorang yang mungkin tahu keberadaan kekasihnya.

"Tae, ini aku. Kau bersama Jimin?"

"Uh, Yoongi Hyung? Tidak, aku ada kelas pagi."

"Oke, terimakasih."

Tidak perlu menunggu jawaban Yoongi lantas memutus panggilan. Kenapa dari Seokjin sampai Taehyung juga tidak tahu keberadaan Jimin? Kemana anak itu sebenarnya? Ah, Seokjin. Bahkan dia sudah di sembur oleh manusia yang mengaku sebagai wali Jimin. Mengomel panjang lebar tentang atitude yang harus di jaga, tentang jangan berciuman di sembarang tempat yang bisa menimbulkan kesalahpahaman serta gunjingan tetangga. Oke, Yoongi membenarkan tapi tetap saja dia tidak mau peduli. Pikirnya, para tetangga hanya iri pada kemesraan yang tidak bisa mereka lakukan dengan pasangan masing-masing.

Baik, kembali pada Yoongi yang masih berada di jalan buntu untuk menemukan Jimin. Jangan di tanya kenapa dia sedari tadi tidak mencari di kampus, Yoongi memiliki seluruh jadwal kegiatan perkuliahan Jimin dari kelas sampai klub yang diikuti kekasihnya tersebut. Katakan dia posesif, karena Yoongi memang tidak akan rela kehilangan untuk kesekian kali.

Kali ini dia akan merelakan waktunya terbuang untuk menunggu Jimin. Matanya melirik jam di tangan kiri, mendekati makan siang dan itu berarti -kemungkinan besar- Jimin akan berada di kampus karena memiliki jadwal kelas setelahnya.

Mobil melaju, melesat di jalanan dengan kecepatan sedang. Dia memang terburu, tapi dia belum mau kehilangan nyawa dan merelakan Jimin hidup bersama yang lain. Hell, No. Setelah sampai di pelataran kampus, Yoongi segera parkir dan beranjak menuju kafetaria. Tempat yang mungkin akan di kunjungi Jimin untuk bertemu teman-temannya.

"Oh, Hyung?" Jungkook sedikit mengernyit ketika tiba-tiba Yoongi duduk dihadapannya dengan tampang suram. "Kenapa dengan wajahmu?"

"Kau lihat Jimin?"

Dua alis Jungkook terangkat, lalu menggeleng. "Belum. Atau.. sudah?"

Kali ini berganti Yoongi yang mengerutkan kening. Menatap kekasih Taehyung yang sedikit terlihat bodoh dengan bola mata bulat yang melebar, bibir tipis sedikit menganga, dan satu tangan memegang sumpit yang mengudara. Lalu, ketika akhirnya Yoongi sadar jika arah pandang Jungkook terlalu fokus, dia memutuskan untuk memutar leher dan tanpa aba-aba mengumpat dalam hati.

Daily LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum