10

8.2K 796 41
                                    

Save Me
•﹏•












"Serius, Jimin, kau harus makan! Wajahmu pucat!" Taehyung nyaris menjejalkan satu sendok bibimbab ke dalam mulut Jimin yang terkunci. Ini sudah tiga hari sejak Jimin berubah menjadi aneh. Sahabatnya yang berisik itu mendadak diam dan hanya melamun sepanjang waktu, bahkan Choi Siwon -guru yang dikenal tidak peka itu- sampai menegur melihat perilaku Jimin.

"Maaf, Tae, tapi aku tidak lapar. Aku sedikit pusing, aku akan kembali ke kelas saja."

Taehyung memicingkan mata dengan tajam, satu tangannya menahan kepergian Jimin. Lalu, serta merta membawanya menjauh dari hiruk pikuk kantin sekolah yang dirasa semakin membuatnya panas.

"Apa yang terjadi? Jujur padaku. Kau aneh, Jiminie. Kau jadi pendiam dan suka melamun. Kau bahkan tidak memperhatikan makanmu sampai wajahmu pucat begini." Taehyung memberondong dengan gemas. Dia meremat kedua bahu Jimin yang kian lama kian erat, membuat si empunya meringis dan berakhir menangis. "Jiminie?"

Jimin semakin terisak ketika Taehyung memeluknya. Bayangan ketika Yoongi menggerayanginya membuatnya takut. "Tae, aku takut.."

Kening Taehyung mengerut dalam. "Ada apa, Jiminie? Apa terjadi sesuatu? Kau tahu aku bisa menjadi pendengar yang baik."

Disana Jimin merasa kalut, haruskah dia bercerita? Atau diam saja? Dia malu, tapi dia juga tidak sanggup menghadapinya sendiri.

"Tae.."

"Hmm?" Taehyung menjawab dengan lembut, dua tangannya masih memeluk sahabatnya, juga mengelus punggung yang bergetar itu lembut.

"Berjanjilah untuk tidak mengatakan semua ini pada siapa pun."

Gerakan itu terhenti, Taehyung mendorong Jimin sedikit menjauh lalu membantu menyeka air mata yang masih menetes-netes. "Kau bisa percaya pada sahabatmu 'kan?"






•﹏•






Namjoon mengerutkan kening, ini bukan hanya perasaannya semata. Dia yakin jika antara Jung Hoseok dan Min Yoongi memang terjadi sesuatu. Dua sahabatnya itu tidak mau saling bertegur sapa, bahkan sorot matanya saling tusuk-menusuk.

"Hei, jujur saja kalau memang ada yang tidak beres diantara kalian berdua. Aku muak melihat kalian bertingkah seperti ini!"

Dengan kompak Yoongi dan Hoseok melirik Namjoon. Tanpa ada yang bersuara, sampai akhirnya Seokjin datang.

"Baby, lihat mereka." Namjoon mengadu setelah mengecup pipi Seokjin lalu memeluk pinggangnya.

Seokjin menempatkan diri disamping Namjoon, tepat berhadapan dengan Yoongi dan Hoseok. "Ada apa ini? Kenapa dengan wajah kusut kalian itu?"

Semua orang tahu jika Seokjin sudah bertanya dengan alis nyaris menyatu, maka dia serius akan menebas leher siapa pun yang berani tidak menjawab pertanyaannya.

Min Yoongi jelas mengabaikan, dia lebih berminat pada coffee ice didepannya, sedangkan Jung Hoseok melempar tatap keluar untuk menghindari tuntutan Seokjin.

"Min Yoongi, Jung Hoseok, mulut kalian masih berfungsi untuk bicara 'kan? Atau kalian mau aku menggunakan cara lain untuk membuat mulut kalian terbuka?" Seokjin melirik bergantian pada dua manusia yang masih acuh tak acuh pada ancamannya. "Oke, Yoongi, kau tidak akan mendapatkan kabar apa pun dari Jimin dan Hoseok kau tidak akan mendapat-"

"Hei, Jin!" Hoseok bereaksi lebih dulu. Dia menatap penuh gugatan pada Seokjin yang lambat laun tersenyum manis. "Dasar menjengkelkan!"

"Min Yoongi?" Seokjin kembali menyebut nama itu penuh tekanan.

Daily LoveWhere stories live. Discover now