My Boss! 5

43.4K 2.7K 149
                                    

Aurora terbangun dari tidurnya, menatap sekitar yang sepi seperti biasanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aurora terbangun dari tidurnya, menatap sekitar yang sepi seperti biasanya. Gadis itu menghela nafas, memangnya siapa yang akan ia harapkan di tempat rantau jika sedang sakit? Jauh dari keluarga, saudara, meski ada sahabat, mereka juga masih sibuk dengan pekerjaan mereka tentunya.

Meja kecil di sebelah ranjang Aurora yang terlihat penuh makanan membuat gadis itu mengerutkan keningnya. Seingatnya, pihak rumah sakit tidak pernah memberinya makanan lain selain bubur dan beberapa sayuran sementara sekarang, di atas meja ada berbagai macam roti, biskuit bahkan kotak makan yang Aurora buka berisi nasi dengan sayur bening dan telur rebus, serta ikan yang kelihatannya di masak tanpa minyak.

"Dari pak Faiz?!" Aurora tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat membaca note di atas kertas yang ada di bawah ponselnya.

-Saya tidak mengizinkanmu untuk libur terlalu lama.-

-Faiz.

Sederet kalimat sederhana yang bahkan terdengar menyebalkan itu nyatanya memiliki banyak makna jika saja Aurora bisa berpikir positif sedikit saja pada bosnya itu.

"Bilang aja lo pusing sama data keuangan yang bikin mata minus itu kalau gak ada gue. Bukannya di doakan biar gue cepet sembuh, eh malah ninggalin note ngeselin begini!" Aurora meremas note itu lalu melemparkannya ke dalam bak sampah yang tak jauh dari sana.

Meski pesan yang di tinggalkan tidak membuat suasana hati Aurora membaik, namun setidaknya makanan yang ada membuat Aurora bersemangat untuk mengisi perutnya dengan segera. Ia tak ingat, kapan terakhir makan makanan rumahan seperti ini, selama bekerja ia sudah jarang ada waktu untuk memasak makanan, dan selalu berakhir dengan mie instan atau makanan junk food atau fast food yang parahnya sangat membantu di sela kesibukannya.

Tanpa sepengetahuan Aurora, Faiz berdiri di depan pintu ruangannya, menatap Aurora dari kaca kecil dengan senyum tipis sebelum benar-benar melangkah untuk pergi, sejak Aurora tertidur, Faiz tidak benar-benar meninggalkan gadis itu, ia duduk berjam-jam di kursi panjang yang ada di depan kamar rawat Aurora sengaja menunggu gadis itu hingga terbangun dan memastikan bahwa Aurora memakan makanan yang sudah ia bawa.

***

Kediaman keluarga Al-Hasan.

"Hubungan baik dan silaturahmi yang telah lama terjalin, alangkah baiknya jika semakin kita eratkan dalam ikatan kekeluargaan."

"Kita sudah lama membicarakan tentang hal ini, Haikal. Saya dan Fatma sebagai orang tua Faiz tidak bisa memaksakan kehendak putra kami, jika dia setuju dengan perjodohan ini maka kami akan dengan senang hati menerimanya." Firdaus mengulas senyum pada sahabat baiknya yang juga merupakan rekan bisnisnya sejak lama.

"Faiz sudah mengenal Anna sejak kecil, jadi perkenalan mereka tidak akan lama meskipun sudah sepuluh tahun mereka tidak bertemu." Haikal masih mencoba mengambil perhatian dari Firdaus agar setuju dengan perjodohan ini.

Firdaus hanya terkekeh ringan, baginya, Faiz berhak menentukan pilihannya sendiri selama itu masih memenuhi syarat turun temurun dari keluarganya dan sesuai tradisi keluarga yang masih mereka pegang teguh hingga kini. Namun, jika Faiz tidak bisa menemukan pilihannya sendiri, maka dengan senang hati Firdaus akan menerima niat baik dari Haikal untuk mengikat kedua keluarga besar dalam ikatan kekeluargaan yang lebih dekat.

"Kapan Anna ada waktu luang untuk main kesini?" Tanya Firdaus

"Minggu depan, setelah para santri menyelesaikan ulangan semesternya," jawab Haikal bersemangat.

Tak lama Fatma datang dengan nampan berisi banyak kue dan beberapa buah-buahan. "Sudah lama saya tidak bertemu dengan Anna, sejak ia memilih untuk melanjutkan kuliahnya di Kairo."

"Rencananya, Minggu depan Anna akan main kesini, apa mama bisa memastikan Faiz bisa pulang?" Tanya Firdaus tanpa basa-basi.

"Insyaallah, nanti akan mama bujuk agar Faiz bisa pulang. Akhir-akhir ini dia sering lembur hingga larut di kantornya setiap mama menelfon, mungkin sedang banyak pekerjaan karena akan membuka proyek baru di luar Jawa." Jelas Fatma yang hanya di tanggapi anggukan oleh Firdaus dan Haikal.











To be continue.



Sedikit? 😂 Iya, aku tahu kok. Lagi butuh spam komen kalian buat up yang panjang.

 Lagi butuh spam komen kalian buat up yang panjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Boss!Where stories live. Discover now