My Boss! 9

33.9K 2.3K 160
                                    

Faiz berdiri menyandar pada mobilnya menunggu kedatangan Aurora yang entah pergi kemana. Lelaki itu berkali-kali mendengkus kesal karena Aurora yang tak kunjung datang. Berkali-kali juga Faiz harus memasang wajah garang setiap gadis-gadis kos yang lewat menatapnya dengan tatapan penuh minat, apalagi pakaian yang mereka kenakan bisa di bilang sangat kekurangan bahan, Faiz tidak habis pikir, mengapa gadis-gadis jaman sekarang tidak memiliki rasa malu bahkan mengumbar tubuh mereka sebagai tontonan gratis setiap pasang mata?

Faiz yang hendak kembali menelpon Aurora seketika mengurungkan niatnya saat ada sebuah mobil Pajero berhenti di sebelah mobilnya, Faiz menyipitkan matanya ketika melihat Aurora keluar dari sana bersama...

"Dean?" Gumam Faiz langsung menatap tajam lelaki yang kini tengah berdiri di depan Aurora setelah lelaki itu membukakan pintu mobil untuk Aurora.

"Makasih ya." Aurora berterima kasih pada Dean yang di tanggapi anggukan lengkap dengan senyum tampan lelaki itu.

"Kamu gak nyuruh aku buat mampir?" Canda Dean yang ternyata di tanggapi serius oleh Aurora.

"Eh?" Aurora menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung hendak menjawab apa.

Faiz yang sudah geram melihat percakapan mereka berdua dan seolah melupakan keberadaannya langsung berdehem keras dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Dean hanya tersenyum miring ketika menoleh dan mendapati Faiz tengah menatapnya tajam.

"Lain kali aja aku mampir..." Dean menjeda kalimatnya lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Aurora dan berbisik pelan "...bos galak udah mau ngamuk tuh."

Aurora tidak bisa menahan tawanya mendengar bisikan Dean dengan nada jahil, berbeda dengan Faiz yang semakin mengeram marah melihat kedekatan mereka apalagi posisi Dean yang sangat amat dekat dengan Aurora. Sial! Faiz sudah sangat ingin menggerakkan tangannya untuk menarik lelaki itu agar menjauh dari Aurora.

"Aku pulang dulu ya, sampai jumpa Ra." Dean melambaikan tangannya sebelum memasuki mobil yang hanya di balas anggukan oleh Aurora.

Setelah mobil Dean bergerak pergi, Faiz masih setia berdiri di tempatnya dengan tatapan lurus pada Aurora yang sudah berbalik dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Ada apa, pak?"

"Masuk mobil!" Ujar Faiz datar yang menimbulkan kerutan pada kening Aurora.

"Kita mau kemana?"

Faiz menghela nafasnya dan berjalan membukakan pintu mobil untuk Aurora. "Saya ingin membicarakan sesuatu, tapi tidak mungkin kan kita ngobrol di dalam kamarmu?"

Aurora hanya bisa mengangguk lalu mengikuti perintah Faiz yang selalu tak terbantahkan, karena untuk saat ini ucapan Faiz memang benar, aturan yang di buat oleh ibu kos Aurora adalah 'tidak menerima tamu laki-laki jika tidak ada hubungan keluarga.'

"Kamu sudah menyelesaikan urusanmu?"

Aurora yang semula menatap luar jendela kini menoleh karena Faiz yang sudah memulai obrolan, menghilangkan suasana hening yang membosankan.

"Sudah, kapan kita berangkat, pak?"

"Nanti malam." Jawab Faiz santai seraya membelokkan mobilnya ke sebuah pusat perbelanjaan.

"Hah?!" Aurora menatap tidak percaya Faiz yang sudah melepaskan seatbeltnya. "Kok mendadak? Kan saya belum siap-siap, lagi pula jadwal kita kan masih Minggu depan pak. Kalaupun bapak ingin memajukan tidak harus secepat ini, bisa besok atau lusa."

Dalam hati Faiz tersenyum karena sudah bisa membuat Aurora mengomel seperti biasanya. Paling tidak ocehan Aurora bisa mengalihkan sejenak kekacauan pikirannya yang membuat Faiz memutuskan untuk berangkat lebih cepat ke Kalimantan.

My Boss!Where stories live. Discover now