My Boss! 11

33.2K 2.3K 204
                                    

"Hanya kesal dengan kebodohan masa lalu yang membuatku benci akan rindu."

❤️❤️❤️

"Biarkan aku dengan caraku membuatmu kembali menyukai rasa rindu."

♥️♥️♥️

Suasana meja makan keluarga Iskandar terasa berbeda kali ini, jika biasanya kursi meja makan akan di duduki oleh Iskandar, Mita dan Alwi, maka kali ini Aurora dan Faiz juga ikut duduk di sana. Berkali-kali Aurora melirik Faiz yang nampak tenang memakan makanannya seolah berada di rumah sendiri, bahkan Aurora sempat heran dengan sikap kalem Faiz saat ngobrol bersama keluarganya.

Merasa di perhatikan sejak tadi, Faiz menoleh dan menangkap basah Aurora yang tengah meliriknya hingga membuat gadis itu tersedak makanannya yang langsung di berikan segelas air minum oleh Faiz.

"Makanya,dek. Kalau makan itu lihatin makanannya, bukan yang lain-lain." Sindir Alwi mengulum senyum karena sejak tadi ia memperhatikan sikap adiknya itu.

"Abang apa sih?!" Aurora menatap kesal Alwi yang masih mengulum senyum, sementara Faiz memilih untuk diam, dan Mita serta Iskandar hanya menggelengkan kepalanya.

"Nak Faiz rencana berapa hari di Kalimantan?" Tanya Iskandar yang langsung membuat Faiz mengalihkan fokusnya dari piring makanan menjadi mendongak, menatap Iskandar yang kini juga tengah menatapnya.

"Belum tahu, pak. Perkiraan saya bisa satu Minggu atau lebih, tergantung kondisi disini bagaimana."

"Kalau begitu, nak Faiz bisa tinggal disini. Ada kamar kosong di sebelah ruang sholat." Ujar Iskandar yang langsung membuat Aurora terkejut.

"Yah?"

"Terima kasih tawarannya , pak. Tapi saya tidak ingin merepotkan, lagi pula jarak proyek dan penginapan saya tidak jauh." Tolak Faiz merasa tidak enak, apalagi melihat tatapan tak bersahabat dari Aurora.

"Tidak, tidak." Iskandar menatap Aurora sejenak dan kembali menatap Faiz. "Sebenarnya bapak tidak tahu apa hubungan kalian, tapi mengingat nak Faiz sekarang menjadi tamu disini, maka izinkan keluarga kami memperlakukan tamu dengan baik."

Ucapan Iskandar yang menyinggung soal 'hubungan' terdengar sensitif di telinga Aurora dan Faiz, begitupun dengan Alwi dan Mita. Alwi yang langsung memberikan tatapan menyelidik pada adiknya dan Mita yang memberikan tatapan tak mengerti pada Iskandar, sementara Faiz, ia merasa seperti berada di tengah-tengah sidang menegangkan. Pernyataan sederhana yang sebenarnya biasa saja itu membuatnya merasakan hal lain.

"Aurora sekretaris saya, pak. Kebetulan dia juga menjadi ketua divisi keuangan." Jelas Faiz berusaha agar tidak ada kesalahpahaman diantara mereka.

Mendengar hal itu, Iskandar tak bisa menahan tawanya. "Ya, itu juga yang Rara ceritakan pada kami. Bapak hanya bercanda, ayo silahkan nambah lagi makannya."

Faiz menghela nafas pelan lalu tersenyum canggung. Apalagi saat ia sempat melihat tatapan intimidasi Alwi pada Rara, membuat Faiz yakin bahwa Alwi adalah sosok kakak yang protektif pada adiknya.

"Mengenai tawaran bapak tadi agar nak Faiz tinggal disini, itu adalah sebuah perintah." Iskandar terkekeh pelan.

Faiz hanya bisa mengangguk, sifat otoriter pensiunan tentara memang menjadi ciri khas Iskandar sejak dulu, dari perkenalan singkat dan obrolan ringan Iskandar bersama Faiz sebelum sarapan tadi, Faiz sedikit banyak bisa menyimpulkan bahwa Iskandar selalu menerapkan kedisiplinan tinggi pada anggota keluarganya yang selalu bisa di langgar oleh Aurora. Terbukti dengan betapa keras kepalanya gadis itu hingga tetap nekat pergi ke Jakarta meski sudah di tentang ayahnya. Dan sekarang, yang semakin membuat Faiz penasaran adalah, ada apa sebenarnya dengan Aurora?

My Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang