My Boss! 19

23.6K 1.7K 24
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"seriously? Lo ketemu langsung sama pak Wen?" Ambar menutup mulutnya tak percaya

"Hmm...dan Lo tahu? Sumpah itu hotel termewah yang pernah gue masukin, Mbar."

Aurora bercerita dengan antusias kepada Ambar perihal pertemuannya dengan Wendra kemarin, tidak ada maksud apapun, Aurora hanya ingin berbagi cerita saja dengan Ambar, sahabatnya itu merupakan fans garis keras Wendra yang selalu mengikuti update gosip apapun mengenai lelaki itu.

"Ah, gue cuma pernah lihat di internet aja belum masuk kesana langsung." Ujar Ambar yang kemudian menyesap kopinya sedikit.

"Tenang, gue doain Lo bisa kesana. Siapa tahu Lo jodohnya pak Wen,hahaha..." Aurora terkikik yang langsung di beri raut wajah kesal Ambar.

"Eh, doa itu yang khusyuk biar gue aminkan. Kan jodoh gak ada yang tahu, Ra."

"Serah Lo deh," Aurora beranjak dari duduknya "gue pergi dulu ya, ada janji sama temen."

Ambar mengangguk "gue juga mau cabut, mau jemput adek gue di tempat les."

***

"Mbak."

Perempuan yang sedang fokus pada layar komputer di depannya kini menengok dan seketika melebarkan senyumnya.

"Masuk, Ra. Sini duduk." Sinta memberikan kode agar Aurora duduk di kursi sebelahnya

"Gimana mbak? Kapan selesainya?"

"Udah selesai sih, tapi pak Dean maunya buku Lo launching bulan depan, Ra." Jelas Sintia yang merupakan editor Bagaskara Publishing, tempat dimana Aurora menerbitkan karyanya.

"Hah? Lama banget mbak, kan semua udah selesai kenapa harus bulan depan?" Tanya Aurora tak mengerti

"Jadi gini, bulan depan itu ulang tahun perusahaan, Ra. Jadi pak Dean pengen Lo jadi bintang tamunya gitu,emm..." Sintia menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu melanjutkan "...ya intinya pak Dean mau Lo sama karya Lo ada disana pas acara nanti."

Aurora terdiam sejenak, ia mengerutkan keningnya samar. Sebenarnya Aurora paling malas jika harus seperti ini, bukan malas dengan keramaian acara, Aurora malas untuk meminta izin dari 'bos galak' .

"Acaranya pagi sampai sore?"

Sintia mengangguk "yaps, kayak tiap tahunnya dari pagi sampai sore, gak mungkin pak Dean kasih acara malam, soalnya pasti ada yang beralasan ga bisa hadir. Makanya setiap ada event pak Dean lebih memilih diadainnya di jam kerja biar pada ngumpul semua."

Aurora menghela napasnya, "gimana ya mbak,  aku bakalan susah nih minta izinnya, apalagi bulan depan jadwalnya nemenin bos cek proyek di lapangan."

Sintia nampak berpikir, mengingat Aurora juga merupakan karyawan sebuah perusahaan besar, pasti tidak mudah untuk mendapatkan izin dari bosnya. Apalagi sekarang Aurora sudah menjadi sekretaris Presdir, yang berarti harus siap ikut di manapun Presdir berada.

"Coba deh Lo temuin pak Dean aja, siapa tahu ada solusi." Ujar Sintia

"Pak Dean ada di ruangannya?" Aurora beranjak  dan segera keluar dari ruangan Sintia setelah Sintia mengangguk menjawab pertanyaan Aurora

Ruang CEO Bagaskara Publishing

Aurora mengetuk pintu ruangan Dean yang dengan cepat mendapatkan sahutan dari dalam.

"Masuk."

Dean yang tengah duduk di kursinya dan memainkan ponsel kini mengalihkan seluruh perhatiannya pada seseorang yang tengah masuk, apalagi mengetahui bahwa itu adalah Aurora, Dean segera beranjak dari duduknya dan memberikan senyuman terbaik sebagai sambutan atas kedatangan Aurora.

"Aurora, silahkan duduk."

"Terimakasih pak."

Dena berdecak lalu menatap Aurora "panggil Dean, astaga aku belum setua itu untuk kamu panggil pak, santai aja."

Aurora mengangguk dan tersenyum. "oke, lagian ngobrol sama kamu emang enaknya nyantai."

Dean tersenyum. "Jadi gimana? Pasti udah di kasih tahu Sintia kan?"

Aurora mengangguk, "tapi kayaknya aku bakalan sulit buat minta izin sama pak Faiz, ya kamu tahu kan pak Faiz itu gimana orangnya."

Dean sangat paham bagaimana sifat Faiz, Dean juga paham jika sepertinya Faiz memiliki rasa pada Aurora, maka dari itu Dean ingin selangkah lebih maju daripada Faiz untuk mendapatkan perhatian dari Aurora, dimulai dari hak kecil seperti selalu melibatkan Aurora dalam event-event yang ada atas nama perusahaan yang kebetulan mengikat kontrak kerjasama dengan Aurora.

"Kamu libur Sabtu-Minggu kan? Kita schedule ulang di sesuaikan dengan libur kamu, jadi acaranya Sabtu kedua bulan depan, karena karyawanku libur hari Minggu."

"Deal." Aurora tersenyum begitupun dengan Dean. Melihat senyum Dean, Aurora merasa biasa saja, tidak sepeti sebelumnya yang selalu merasakan euforia  tersendiri. Apakah ada yang salah?

 Apakah ada yang salah?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Boss!Where stories live. Discover now