My Boss! 6

41K 2.5K 151
                                    

Senin pagi, suasana kantor yang sibuk terlihat juga di ruangan Aurora, gadis itu tengah sibuk menyusun laporan keuangan yang akan ia paparkan di depan para jajaran direksi karena hari ini akan ada rapat akhir bulan. setelah beristirahat beberapa hari, Aurora sudah harus kembali pada rutinitasnya menjadi karyawan bos paling menyebalkan yang pernah Aurora kenal.

"Udah siap, Ra?" Ambar muncul dari balik pintu dengan membawa beberapa map di tangannya.

"Udah, ayo!" Aurora meraih name tag yang sempat ia lepas lalu mengalungkannya pada leher seraya berjalan bersama Ambar menuju ruang rapat .

"Eh, Lo udah tahu belum kalau pak bos mau buka proyek baru?"

Aurora menggeleng "Dimana?"

"Belum tahu pastinya sih, Ra. Gue cuma dengar dari si botak waktu lagi cek proyek apartemen kemarin."

Aurora terkikik pelan mendengar Ambar menyebut pak Jamal yang merupakan pengawas lapangan dengan sebutan si botak.

"Masih aja Lo ngatain pak Jamal si botak? Gak takut kualat Lo?"

"Nah, kalau gue kualat Lo apa kabarnya, Ra? Lo lebih parah dari gue, sering ngatain pak bos, balik marahin dia." Ambar bergidik mengingat kelakuan Aurora pada Faiz saat mereka adu mulut. "Lo gak takut di pecat?"

Aurora meringis lalu menggeleng singkat "Enggak, gue malah pengen resign."

"Ra?! Lo bercanda kan?!" Teriak Ambar yang di abaikan oleh Aurora karena gadis itu sudah menghilang di balik pintu ruang rapat mendahuluinya.

Setelah semua berkumpul, rapat mulai di buka oleh moderator seperti biasanya, Faiz yang duduk di apit oleh petinggi perusahaan terlihat tidak ingin memperhatikan moderator yang sedang berbicara di depan, sosok cantik dengan rok span di atas lutut di padukan blazer hitam dengan dalaman kemeja putih serta rambut di sanggul indah merupakan sekretaris Faiz yang menjadi primadona perusahaan karena kecantikannya selain itu, Dewinta sering di gosipkan di antara karyawan perempuan karena sikap centilnya jika sedang bersama Faiz. Bisa semua orang lihat, bahwa sejak tadi Dewinta menatap Faiz terang-terangan dengan senyum merekahnya.

"Ra!" Bisik Ambar yang duduk di sebelah Aurora "ratu drama sedang melancarkan aksinya."

Aurora yang tadi memainkan pulpennya kini melirik Dewinta dengan malas. "Kalau sampai gue jadi sasaran mood buruk bos galak yang uring-uringan karena kesal sama tuh cewek awas aja!" Desis Aurora yang di tanggapi tawa lirih Ambar.

"Cukup!" Suara berat yang cukup keras mengalihkan perhatian semua orang yang ada di sana.

"Mampus!" Gumam Ambar melihat Dewinta yang langsung terdiam menghentikan ucapannya.

"Waktu saya terbuang hanya untuk mendengarkan ocehan kamu?! Kamu itu moderator, bukan saya suruh pidato!" Kalimat pedas Faiz menciutkan nyali semua orang, kecuali Aurora yang terlihat biasa saja.

"Kita percepat saja rapat kali ini." Lanjut Faiz. "Laudya Aurora!"

Seketika Aurora menegakkan tubuhnya mendengar namanya disebut pemilik suara berat itu. "ya, pak?"

"Pindah duduk disebelah saya!"

Aurora melirik semua orang yang kini tengah menatapnya, termasuk Dewinta yang seolah hendak menelan habis Aurora saat ini. Bagaimana tidak, jika seharusnya kursi di sebelah Faiz diduduki Dewinta, kini malah menjadi tempat duduk Aurora atas perintah mutlak dari Faiz.

"Tapi--"

"Jangan mengulur waktu saya semakin lama!"

Dengan pasrah Aurora bangkit dari duduknya dan berpindah di kursi yang ada di sebelah Faiz, mengabaikan tatapan penuh tanya dari semua orang.

My Boss!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant