My Boss! 15

28.6K 2.2K 259
                                    

Aurora keluar dari kamarnya dengan stelan switer dan celana jeans serta rambut yang ia urai begitu saja seperti biasa, sling bag berwarna hitam sudah menggantung sempurna pada pundaknya yang kecil. Aurora berjalan menuju kamar Alwi lalu mengetok pintu itu sekali dan langsung masuk setelah terdengar suara Alwi mempersilahkannya agar masuk.

"Abang ngapain?" Tanya Aurora memeluk leher Alwi dari belakang karena Alwi sedang duduk di meja kerjanya menghadap layar laptop

"Mempelajari beberapa kontrak perusahaan."  Alwi menengok kan kepalanya lalu menatap Aurora dengan kening berkerut "kamu mau kemana?"

Aurora memberikan senyum lebarnya pada Alwi yang sudah Alwi hafal jika senyum lebar itu pasti ada maunya.

"Rara mau keluar sebentar, tapi pakai motor. Boleh ya?"

"Nggak!" Jawab Alwi tegas

"Abang....sekali aja boleh ya..." Aurora memasang wajah melasnya yang masih di beri gelengan kepala oleh Alwi . Alwi melepaskan tangan Aurora dari lehernya lalu menyuruh Aurora agar duduk di ranjang, sementara Alwi memutar tubuhnya hingga kini menatap adiknya itu dengan serius, bahkan Alwi sudah menarik kursinya agar lebih dekat dengan Aurora.

"Mau keluar kemana? Sama siapa?"

"Itu...Rara mau..." Aurora memainkan tali tasnya tak berani menatap Alwi "mau ngajak pak Faiz jalan-jalan."

Alwi menghela nafasnya lalu mengulurkan tangannya mengambil kunci mobil yang ada di atas nakas.

"Pakai mobil!"

Aurora mendongak masih memasang wajah memelas "Rara maunya pakai motor, udah lama sejak ..."

"Sejak kamu bikin semua orang panik dan bikin kakak hampir jantungan karena kamu kecelakaan dan ga sadar selama dua hari, iya?!"

Aurora menggigit bibir bawahnya, sejak kecelakaan lima tahun lalu, Aurora di larang keras mengendarai sepeda motor oleh Alwi tanpa sepengawalannya.

"Pakai mobil atau gak pergi sama sekali." Ucap Alwi final.

Aurora bangkit dari duduknya lalu meraih kunci mobil Alwi dan keluar dari kamar lelaki itu tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan Alwi tahu bahwa adiknya sedang marah.

Alwi menggelengkan kepalanya lalu menyusul Aurora yang sudah berjalan keluar, entah secepat apa Aurora berjalan hingga gadis itu sudah berada di ujung anak tangga dan berbelok menuju kamar Faiz yang berada di sebelah ruang sholat.

Aurora mengetuk pintu kamar Faiz yang tak menunggu lama untuk dibuka oleh Faiz.

"Udah siap?" Tanya Faiz yang ternyata juga sudah siap dengan stelan cassual, celana jeans di padu kaos hitam polos dan tatanan rambut yang sedikit berantakan membuat Aurora sejenak terdiam mengamati Faiz sebelum sebuah deheman kembali menyadarkannya.

"Bapak yakin pakai itu?" Tanya Aurora

"Memangnya kenapa? Ini udah pakaian paling sederhana lho, tanpa kemeja yang kamu bilang setara sama gaji kepala divisi keuangan."

"Iya sederhana, banget malah. Cuma bakalan repot kalau bapak secakep ini, bisa-bisa bakalan adu jambak gue sama tante-tante centil atau remaja alay ." Batin Aurora .

"Pakai jaket, udara malam dingin." Ucap Aurora ketus dengan wajah datar yang di balas anggukan oleh Faiz.

"Tunggu sebentar, saya ambil jaket dulu." Jawab Faiz

Aurora berdiri menyandar pada dinding dan memainkan kunci mobil di tangannya. Bukan apa-apa Aurora menyuruh Faiz menggunakan jaket, pasalnya adalah kulit putih bersih Faiz sangat kontras dengan kaos hitam polos yang di kenakannya dan itu bukan hal baik bagi Aurora karena harus mengakui ketampanan lelaki itu meski secara tidak langsung.

My Boss!Where stories live. Discover now