My Boss! 23

24.7K 2.2K 330
                                    

Hi, i'm back!
Boleh minta spam komen kalian gak? 😁 Gak maksa kok.
Selamat membaca ❤️

✨✨✨

Suasana meriah di balai keraton menyapa Aurora yang baru saja datang bersama eyang putri, tatapan banyak pasang mata yang mengarah padanya membuat Aurora merasa tidak nyaman. Gadis itu berjalan anggun dengan stelan kebaya warna merah, rambut di sanggul indah dan riasan tipis pada wajahnya.

Ini bukan dirinya, Aurora menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan lalu melengkungkan senyum saat beberapa orang menghampirinya.

"Ini lho sepupumu dari Kalimantan yang eyang ceritakan."

"Hai mbak Rara, aku Kania sepupu paling muda, ini mas Galih anak budhe dan  yang di ujung itu mas Rama, adiknya mas Galih."

Kania mengenalkan sepupu-sepupu mereka yang memang belum pernah sama sekali bertemu dengan Aurora, mengingat bagaimana dulu eyang kakung menentang pernikahan orang tua Aurora. Hanya beberapa kali Aurora pernah mengunjungi eyangnya bersama Alwi dan hanya berdua , itupun tak pernah lama.

"Sana ajak Rara jalan-jalan, acaranya juga belum mulai." Perintah eyang pada Kania yang mengangguk paham

"Enjeh eyang."

"Galih, panggil Rama ya. Kenalkan sama Rara terus jaga kedua putri cantik ini selama jalan-jalan." Eyang kembali mengeluarkan perintah mutlaknya pada cucu tampannya yang mengangguk dan segera beranjak untuk menghampiri Rama

"Eyang mau kemana?" Tanya Aurora

"Eyang mau kedalam dulu, menemui tamu."

Sepeninggalan eyang, Kania langsung mengajak Aurora berjalan mendekati Galih dan Rama yang masih berbincang entah tentang apa.

"Mbak Rara kesini sama siapa? Sama budhe?"

"Eh, enggak. Aku dari Jakarta langsung kesini sendiri." Jawab Aurora

Melihat dua gadis yang mendekat, Rama dan Galih menghentikan perbincangan mereka, tersenyum pada Aurora yang masih terlihat canggung berada diantara mereka.

"Ini lho mas Rama, calon sarjana yang sebentar lagi udah sidang."

"Aku bisa mengenalkan diri sendiri, Nia." Rama menatap Kania yang malah terkekeh jahil

Galih hanya menggelengkan kepalnya melihat Rama dan Kania yang sudah biasa saling mengejek. Lelaki itu memilih untuk mengajak Aurora berjalan terlebih dahulu meninggalkan mereka berdua yang masih melanjutkan pertengkaran kecilnya.

"Rara kerja di Jakarta ya?"

Aurora yang tadi fokus dengan langkahnya langsung menoleh pada Galih

"Iya mas, ini juga dari Jakarta langsung kesini."

"Liburan?"

Aurora sempat meringis tapi memilih mengangguk karena terlalu malas memberikan alasan lain.

"Udah lama juga gak ke Jogja. Mas Galih kerja dimana?" Pertanyaan klasik yang sebenarnya terdengar konyol bagi Aurora sendiri nyatanya di tanggapi baik oleh Galih

Galih tertawa pelan "kerja di..."

"Mbak Rara, Mas Galih, acara sudah mau mulai." Suara Kania menginterupsi keduanya.

"Duluan saja, nanti kami menyusul" sahut Galih yang hanya menoleh sekilas lalu berdiri menghadap Aurora.

"Udah siap?"

"Hah? Siap nonton pertunjukan maksudnya?"

Galih menggeleng mengamati Aurora dari atas hingga bawah, "siap duduk tegak berjam-jam dan memasang senyum terbaik."

My Boss!Where stories live. Discover now