My Boss! 12

31.3K 2.2K 177
                                    

"Dek, kamu ngapain sih lama banget di dalam?" Alwi mengetok pintu kamar Aurora tidak sabaran saat adiknya tak kunjung keluar. "Kalau gak di buka, Abang masuk, nih!"

"Iya, iya bawel!" Aurora membuka pintu kamarnya dan langsung menemukan Alwi yang berdiri di sana dengan training serta kaos polos berwarna hitam.

"Ada apa, bang?"

"Ada tamu." Jawab Alwi singkat

"Lah terus?"

Dengan gemas Alwi menarik hidung Aurora hingga sebuah pukulan kasar mendarat pada bahunya karena sudah tentu Aurora tak akan diam saja.

"Ya kamu temuin sana! Dia tamu kamu."

Aurora mengerutkan keningnya, ia tak ingat ada janji dengan siapapun, bahkan ia tak yakin teman-temannya akan bertamu di malam hari.

"Siapa?"

Alwi tak menjawab, lelaki itu memilih berbalik dan berjalan meninggalkan Aurora begitu saja.

"Cepetan, dek!" Teriak Alwi yang sudah berjalan menuruni tangga.

Sejenak Aurora merapikan tampilannya lalu segera menyusul Alwi yang berjalan menuju ruang tamu. Dari anak tangga terakhir, Aurora bisa melihat seseorang duduk di sofa bersama Alwi dan tanpa susah menebak, Aurora sudah tahu siapa lelaki yang kini tengah duduk itu.

"Ngapain kesini?"

Dirga mendongak menatap Aurora yang berdiri dengan tatapan datar di depannya. Sementara itu, Alwi memilih untuk beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ara." Dirga pun ikut berdiri dan hendak meraih tangan Aurora yang langsung di hindari oleh gadis itu

"Gak usah pegang-pegang!" Ucap Aurora ketus tanpa takut Dirga akan merasa sakit hati. Bagi Aurora, lelaki seperti Dirga tidak pantas mendapatkan keramahan lagi darinya. 

Mendapatkan perlakuan seperti itu dari tuan rumah, Dirga hanya tersenyum. Senyum yang dulu Aurora sukai, kini terlihat menjengkelkan dan memuakkan bagi Aurora.

"Aku kangen, Ra."

Aurora mendengkus dingin, lalu memiringkan kepalanya. "Oh ya? Terus selama ini kamu kemana aja? Mati suri?! Makanya baru nyadar kalau kangen." Ejek Aurora melenyapkan senyum Dirga.

"Aku minta maaf, Ra."

"Udah?" Aurora berjalan menuju pintu lalu membukanya lebar.

"Kalau udah selesai minta maafnya, udah boleh pulang kok." Lanjut Aurora yang sama sekali enggan tersenyum

Dirga menghela nafasnya, lelaki itu melangkah mendekati Aurora yang berdiri di dekat pintu.

"Jangan kekanakan, Ra! Masalah kita udah lima tahun yang lalu, saat kita masih bocah. Kamu gak bisa kasih aku kesempatan buat memulai dari awal? Kita bisa..."

"Nggak bisa!" Potong Aurora "bodo amat deh, mending kamu pulang sebelum aku nyuruh abang buat usir kamu."

Enggan mencari masalah yang lebih besar, Dirga memilih untuk melangkah keluar dari rumah Aurora, namun sebelum benar-benar pergi, Dirga masih sempat mengatakan hal memuakkan di depan Aurora.

"Aku gak akan nyerah, Ra."

Aurora langsung menutup pintu  dengan keras tanpa berniat membalas ucapan Dirga ataupun menatap lelaki itu lagi. Sejenak Aurora terdiam, berdiri bersandar pintu dengan bahu merosot. Inilah yang Aurora takutkan jika bertemu Dirga, keadaan yang seolah memaksa Aurora untuk kembali mengorek luka lama. Katakan jika Aurora kekanakan, mempermasalahkan rasa sakit hatinya di saat dulu jatuh cinta pada pandangan pertamanya, jatuh cinta untuk pertama kalinya bahkan melewati masa SMA penuh warna, sebelum Dirga merusak semuanya, merusak hatinya, mematahkan kepercayaannya bahkan melukainya tanpa perasaan.

My Boss!Where stories live. Discover now