My Boss! 34

20.2K 1.8K 371
                                    

🍁🍁🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🍁🍁🍁

"Apa yang sudah kamu lakukan Fatama?!" Teriakan menggelegar di tengah ruang keluarga itu langsung membuat Fatma menangis. Firdaus benar-benar sangat murka kali ini setelah mengetahui apa yang telah istrinya lakukan.

Fatma yang sempat pingsan di tempat pesta kini sudah bersimpuh dibawah kaki suaminya yang sedang meledakkan amarahnya.

"Pa...mama hanya..."

"Diam!" Bentak Firdaus

"Dimana hati dan akal sehatmu? Kamu pikir semua akan baik-baik saja setelah ini? Kamu mempermalukan semua orang, Fatma!"

Faiz yang juga berdiri di sana sejak tadi tak ingin mengatakan atau melakukan apapun, lelaki itu memilih untuk diam kemudian pergi begitu saja meninggalkan rumah orang tuanya.

***

Jakarta, Senin Pagi 2020.

"Eyang..."

Raden Ayu yang hendak memasuki mobil menghentikan langkahnya, wanita dengan sanggul rapi yang membuat dirinya terlihat anggun itupun membalikkan badannya lalu tersenyum melihat Aurora yang berjalan mendekat.

"Mau ikut eyang ke Jogja? Kamu bisa resign dari perusahaan terus nanti kalau mau kerja eyang bisa mencarikan kamu tempat kerja yang jauh lebih bagus."

Aurora menggeleng, "terimakasih eyang, tapi Rara gak mau lari dari masalah. Masalah Rara tadi malam itu masalah pribadi gak ada hubungannya sama urusan kerja."

Raden Ayu menghela nafasnya, semalam setelah mengajak Aurora pergi dari pesta, gadis itu menangis cukup lama hingga matanya terlihat sembab. Setelah eyang merasa bahwa Aurora sudah mulai tenang, wanita itu mengajak Aurora membicarakan tentang banyak hal termasuk meminta Aurora agar berhenti bekerja lalu ikut ke Jogja, tapi bukan Aurora namanya jika menurut begitu saja. Pagi ini pun, Aurora masih bertahan pada pilihannya untuk tetap tinggal di Jakarta.

"Eyang harus pulang secepat ini?"

Raden Ayu tertawa pelan "bukannya kamu seneng to kalau eyang cepet pergi?"

Aurora memasang ekspresi kesal lalu memeluk eyangnya erat. "Maafkan Rara sudah membuat eyang malu. Rara cuma takut mengakui bahwa Rara bagian dari keluarga eyang."

Mendengar ucapan dari cucunya tak ayal membuat mata wanita itu berkaca-kaca "bocah nakal! Setelah ini kamu ndak boleh lagi takut, ada eyang yang akan membela kamu."

Aurora mengangguk, melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya yang kembali menetes karena rasa campur aduk di dalam hatinya. Sebenarnya ia masih sangat ingin berlama-lama dengan eyangnya karena wanita itu bisa membuat dirinya tak lagi merasa menanggung beban sendirian, tapi bagaimanapun urusan di Jogja yang jauh lebih penting sudah menunggu agar Raden Ayu segera kembali.

My Boss!Where stories live. Discover now