My Boss! 33

22.3K 1.9K 508
                                    

Minal Aidin wal Faidzin semuanya 🙏 mohon maaf lahir batin.

Maaf kembali ngilang karena akhir-akhir ini jaringan tidak stabil jadi waktu buka Wattpad loadingnya lama, kalau di paksa buat update malah hilang teksnya ☹️

masih stay at home? Tetap jaga kesehatan ya 💚

****

Langit mendung Jakarta sore ini tak melunturkan senyum menawan Faiz saat menatap Aurora dari balik kaca besar di depannya. Gadis mungil dengan rambut hitam tergerai itu sedang berjalan membawa segelas kopi Starbucks bersama Ambar.

Faiz membalikkan badannya, berjalan pelan memasuki lift kemudian menekan tombol menuju loby. Lima belas menit lagi ia ada janji dengan ibunya untuk bertemu di sebuah cafe elite yang berada tak jauh dari kantornya. Nyonya Hasan mengatakan bahwa dirinya ingin mengenalkan seseorang kepada Faiz.

Faiz menghela nafas, melangkah keluar dari gedung tinggi itu dan segera memasuki mobil yang sudah menunggunya disana. Faiz tak mengerti apa lagi sekarang yang ibunya inginkan, setelah menyerah menjodohkan dirinya dengan Anna, kini ibunya kembali memaksa dirinya untuk berkenalan dengan gadis lain. Malas mendebat, Faiz hanya menurut saja, toh bagaimanpun dan siapapun gadis itu tak akan bisa menggantikan kandidat tetap di hatinya, siapa lagi jika bukan Aurora.

Di lain tempat, Aurora yang menikmati hangatnya kopi bersama Ambar tiba-tiba terlonjak kaget saat ponselnya berdering dan nama eyang putri lah yang muncul disana.

"Kenapa Ra?" Ambar mengernyitkan keningnya melihat Aurora yang tiba-tiba gugup dan tak segera mengangkat dering ponselnya.

"Gue...anu...ini...ah, mampus!"

"Apaan sih Lo gak jelas banget deh!" Ujar Ambar seraya berusaha melihat layar ponsel Aurora namun tak berhasil.

"Lo diem, oke! Ini eyang gue entah dapat wangsit apa tiba-tiba nelpon begini." Setelah mengatakan deretan kalimat tersebut Aurora menarik nafas, menghembuskan perlahan lalu menggeser layar ponselnya.

"Assalamualaikum eyang." Aurora menggigit bibirnya cemas setelah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam. Jemput eyang di bandara ya...sekarang."

Kalimat lembut dengan suara penuh wibawa itu seperti sebuah perintah mutlak yang reflek membuat Aurora langsung berdiri dari duduknya, gadis itu hampir saja berteriak mengatakan 'apa?!' dengan lantang jika tak ingat bahwa yang membuatnya jantungan adalah eyang putri.

"Ngapunten eyang? Maksudnya bagaimana? Eyang..."

Aurora menelan ludahnya kasar saat suara eyang kembali terdengar menyahut sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, "Eyang di Jakarta."

Seperti sebuah kalimat sakral, mendadak jantung Aurora berdegup kencang, gadis itu menyeka keringat dingin di keningnya setelah eyang memutuskan panggilan mereka.

"Kenapa sih Lo? Lo gak papa?" Tanya Ambar heran.

"Eyang gue kesini, Mbar!"

"Astaga, Ra... Mau ketemu eyang sendiri aja sampai panik banget begitu." Ujar Ambar seraya kembali menyesap kopinya

"Lo gak tau aja gimana eyang gue," sahut Aurora kemudian segera bergegas pergi untuk menjemput Eyang.

***

"Ma, buat apa sih harus beli kemeja dan jas baru? Faiz punya banyak di rumah." Eluh Faiz yang harus menuruti kemauan ibunya yang ternyata malah mengajaknya ke sebuah toko bermerk setelah meminum secangkir kopi di cafe.

"Malam ini special, Kamu harus tampil sempurna, sayang. Mama gak mau lihat kamu pakai stelan itu-itu lagi. Jangan kayak orang susah deh! Mama lihat, kamu jarang banget belanja baju."

My Boss!Where stories live. Discover now