My Boss! 25

26.9K 2.1K 181
                                    

Spam lagi kuy😗
Tiket untuk part selanjutnya.

-Melupakan semuanya bukan berarti bisa memulai dari awal-

❤️❤️❤️

Aurora menatap pantulan dirinya dari kaca besar didepannya. Dress berwarna maroon yang kini melekat indah pada tubuhnya adalah alasan mengapa Dean mengajaknya bertemu bahkan memaksa menjemputnya di kost waktu itu, lelaki tampan yang merupakan CEO dimana Aurora menerbitkan novelnya memberikan Aurora dress itu untuk dikenakan pagi ini. Dress yang sangat pas seolah di buat hanya untuknya itu tentu memiliki harga fantastis dan Aurora tahu akan hal itu.

"Whatever!"

Aurora meraih tasnya lalu segera keluar dari kamar kost mengabaikan rasa tidak nyamannya karena harus mengenakan dress pemberian Dean yang mahal hanya untuk acara seperti ini. Aurora sudah berusaha menolak tetapi bukan Dean namanya jika menyerah, sebenarnya bisa saja Aurora tak memakainya pagi ini, tetapi ia sadar meski bagaimanapun Dean akan tersinggung dengan sikapnya itu.

"Non Aurora?"

Aurora menghentikan langkahnya menatap bapak-bapak di depannya dengan kening berkerut.

"Ya?"

"Saya supir den Dean di suruh jemput non Aurora, mari silahkan masuk."

Aurora tak percaya begitu saja karena Dean tak memberitahu akan hal ini sebelumnya hingga sebuah pesan dari Dean masuk dan menanyakan apakah supirnya sudah menjemputnya atau belum.

Lagi, Aurora merasa Dean memperlakukan dirinya dengan istimewa. Menghela nafas pelan, Aurora segera masuk kedalam mobil setelah sopir itu membukakan pintu untuknya.

"Bapak supir pribadi Dean?"

"Saya supir keluarga , supir pribadi den Dean mah masih muda non." Jawabnya seraya melirik Aurora dari kaca spion di depannya.

Aurora hanya mengangguk kecil dan tak menanyakan apapun lagi hingga mereka sampai di kantor.

***

Faiz menatap gedung di depannya dengan malas, entah ada angin apa dirinya di undang untuk menghadiri hari jadi perusahaan yang dipimpin oleh Dean. Jika tak mengingat ia membawa nama baik perusahaannya dan harus menunjukkan profesionalismenya, Faiz akan sangat enggan untuk datang dan memilih untuk menemui Aurora pagi ini.

Seorang pegawai perempuan Dean yang menyambut kedatangan Faiz segera mengarahkan lelaki itu agar mengikutinya menuju aula acara, Faiz melihat ada banyak petinggi perusahaan lain yang juga datang dan sudah berkumpul di dalam.

"Pak Dean masih bersama seseorang di lobby, akan saya sampaikan pada beliau jika ada sudah datang."

Faiz hanya mengangguk , baginya tidak penting Dean menemuinya atau tidak, ia tak terlalu peduli akan hal itu. Tak lama seseorang menghampiri Faiz, menepuk pundak lelaki itu hingga Faiz menoleh dan langsung mengerutkan keningnya.

"Lo lupa sama gue?"

Faiz memperhatikan gadis di depannya lalu menggeleng "maaf, bisa ingatkan saya?"

"Oh My God! Gue Pricilia temen kuliah Lo dulu."

"Cillia yang gendut itu?" Seketika Faiz terkekeh, teman lamanya yang dulu gendut dan tak peduli dengan penampilan, kini berubah seperti model kelas A.

"Gue udah secantik ini masih mau Lo bully? Butuh perjuangan tahu biar bisa secantik ini, sekali-kali kek Lo puji gue."

"Masih aja Lo cerewet." Jawab Faiz mendorong kening Pricilia pelan dengan jati telunjuknya menyadari gadis itu berdiri terlalu dekat dengannya. "Jangan deket-deket, Lo kan jarang mandi."

My Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang