My Boss! 29

37.5K 2.4K 522
                                    

"Masih lapar?"

Pertanyaan sepele yang sukses membuat Aurora memutar matanya itu malah membuat Faiz mengulum senyum

"Seriously,Sir?! Itu cuma roti, ya kali pak saya makan tanpa nasi, itu namnya nyemil bukan makan." Omel Aurora merasa kesal karena ia hanya makan roti sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Jogja, bahkan di dalam mobil menuju hotel pun Aurora tak berhenti mengunyah.

"Gimana bisa disebut nyemil kalau roti satu toko yang di makan." Balas Faiz

Aurora hanya membalas ucapan Faiz dengan hembusan nafas kasar lalu segera membuka pintu kamarnya yang Aurora sadari berada tepat di sebelah kamar Faiz.

"Uh! Akhirnya sampai." Aurora merebahkan tubuhnya pada kasur empuk berukuran king size. Gadis itu menatap sekeliling ruangan dan sukses membuatnya sedikit takjub. Ia tak menyangka bahwa perusahaan akan seniat ini memfasilitasi karyawannya untuk liburan di Jogja dengan kamar hotel VIP. Ia menerka-nerka kira-kira di kamar nomor berapa Ambar dan yang lainnya?

"Eh, apa gue tadi salah lihat ya?!" Aurora bermonolog lalu segera bangkit dari rebahannya dan bergegas menuju pintu, gadis itu ingin memastikan dirinya tadi tak salah lihat bahwa di lorong itu hanya ada dua kamar yang berarti...

"God! Apa-apaan ini?!" Aurora menelan salivanya setelah memastikan bahwa apa yang ia lihat tadi benar. Tanpa berpikir dua kali, Aurora langsung mengetuk pintu kamar Faiz tak sabaran.

"Ada apa?" Faiz membuka pintu dan menatap Aurora dengan kening berkerut, jangan bilang gadis itu akan mengomel karena lapar. "Mau makan? Tapi aku mau mandi du--"

"Makan apaan sih?! Pak Faiz naruh temen-temenku dimana?!" Tanya Aurora tanpa memperhatikan susunan kalimatnya yang terdengar ambigu dan lucu.

"Hah?!" Dengan ekspresi tak mengerti Faiz menatap Aurora aneh "temen kamu? Siapa? Apa sih, Ra?"

"Lah ini, cuma ada dua kamar, terus karyawan lain bapak taruh mana? Jangan bilang bapak..."

"Ssttt....." Faiz meletakkan telunjuknya pada bibir Aurora yang masih hendak melanjutkan omelannya "gak usah mikir aneh-aneh!" Jari telunjuk Faiz berpindah pada kening Aurora dan mendorongnya pelan.

"Karyawan yang lain ada di lantai bawah, bisa gulung tikar perusahaan kalau semua karyawan di taruh di kamar VIP." Jelas Faiz

"Jadi, maksud bapak saya bukan karyawan?" Tanya Aurora dengan polosnya.

Mendengar pertanyaan seperti itu, seketika ide jahil Faiz muncul, lelaki itu menggeleng lalu tersenyum manis. "Kan kamu calon istriku."

"Ish! Emang saya mau?!"

Faiz hanya menggelengkan kepalanya melihat kepergian Aurora setelah mengucapkan kalimat itu dengan wajah memerah. Jangan anggap Faiz tak tahu bahwa Aurora sengaja tak meneruskan perdebatan mereka karena gadis itu mendadak blushing.

***

Sejak mendengar kedatangan Faiz dari orang kepercayaannya, Pricillia segera bergegas menuju hotel. Gadis cantik yang dulu adalah sahabat baik Faiz semasa kuliah itu bukan lagi si gendut yang selalu di bully, persahabatan antara Faiz, Dean, dan Pricillia berlangsung cukup lama hingga Dean melakukan kesalahan fatal yang membuat Pricillia hampir kehilangan nyawanya dan Faiz yang sudah enggan mengakui Dean sebagai sahabatnya lagi. Sejak saat itu mereka tak lagi berkomunikasi hingga pada acara perayaan di perusahaan Dean mereka kembali bertemu.

Rasa suka yang terpendam bertahun-tahun bisa Pricillia bungkus dengan rapi karena dulu ia sadar, dirinya tak akan layak mengejar Faiz, namun berbeda dengan sekarang, sekarang dirinya bak seorang princess yang bisa membuat mata lelaki normal tak akan berpaling darinya.

My Boss!Where stories live. Discover now