2 | Sahabat

4.8K 287 9
                                    

|| Status bukan prioritas, tapi kamulah yang utama~

-Daren Charty Lorians-

***

"Capek."

Acha menyeka keringat yang mengalir membasahi pelipisnya. Begitu pula dengan Daren yang kini sudah ambruk dan berbaring di atas lantai lapangan, tepat di bawah pohon beringin yang menjulang tinggi.

Mereka baru saja menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh Bu Suli. Acha merasa sangat kelelahan, padahal ia hanya menumpang punggung pada Daren. Sementara Daren adalah orang yang sesungguhnya berlari mengelilingi lapangan sebanyak dua puluh kali. Ditambah lagi dengan beban berat tubuh Acha, meskipun tidak seberapa.

"Lo capek banget, ya Ren?" Acha mendekat ke arah Daren lalu menatap wajah tampannya yang dibanjiri dengan keringat.

"Pake nanya." Daren menjawab masih dengan memejamkan matanya.

"Yaudah, bentar ya, gue beliin air mineral buat lo di kantin." Acha hendak melangkah namun ditahan oleh Daren.

"Nggak usah, Cha." Daren beringsut duduk. "Kita ke kantin bareng aja. Lagian ini udah jam istirahat, kan?"

Acha melihat sekeliling. Memang kondisi sekolah saat ini sudah tidak seperti tadi yang sangat sepi. Sekarang ini hampir seluruh siswa-siswi berada di luar untuk menghabiskan jam istirahat. Banyak pula mata-mata yang kini memperhatikan Daren dan Acha yang sedang uring-uringan di pinggir lapangan.

Lagi-lagi keduanya dijadikan bahan gosip. Memang hampir seluruh siswa-siswi di sekolah mengenal Acha dan Daren, dan mereka juga tau kalau Acha dan Daren selalu menghabiskan waktu bersama. Bahkan Daren telrihat seperti pelindung Acha yang tidak pernah berhenti berada di sisi gadis tersebut. Oleh sebab itu, banyak yang mengira bahwa Acha dan Daren berpacaran. Padahal mereka berdua menganggap hubungan keduanya hanyalah sebatas sahabat kecil.

"Yuk, kantin?" Daren meraih ranselnya lalu mencoba untuk berdiri.

Acha mengangguk dan kemudian ikut berdiri. Daren meraih tas Acha yang masih tergeletak di bawah. Selanjutnya Daren memakaikan ransel tersebut di sebelah bahu Acha.

Daren melilitkan tangannya di leher Acha, dalam kata lain adalah merangkul. Barulah setelah itu mereka melangkah menuju ke arah kantin sekolah yang terletak lumayan jauh dari pijakan mereka saat ini.

***

Daren menarik sebuah bangku lalu meminta Acha untuk duduk. Tanpa memberikan respon apapun, Acha langsung menempati bangku tersebut. Daren menarik bangku di sebelah Acha, dan kemudian ia menempatinya.

Suasana kantin saat ini sangat padat. Hampir seluruh siswa-siswi berkunjung ke kantin. Maklum, ini adalah jam istirahat. Jarang-jarang ada siswa ataupun siswi yang betah di dalam kelas selama jam istiraht. Mungkin ada, tapi hanya beberapa.

"Lo berdua udah selesai ngelilingin lapangan?" tiba-tiba Rian datang menghampiri Daren dan Acha. Disusul oleh Andra di sebelahnya.

Rian dan Andra menarik sebuah kursi secara bersamaan, lalu menempatinya tepat di hadapan Daren dan Acha.

"Lagian lo berdua, ini kan hari pertama masuk kelas di semester genap. Kenapa bisa telat, coba?" decak Andra geleng-geleng kepala.

"Ya ini ni, gara-gara Acha. Bangunnya kesingan, jadinya telat, kan?" Daren mendumel.

"Kok nyalahin gue sih, Ren?" Acha memasang wajah cemberut. "Udah ah. Gue mau pesen mie ayam dulu, laper."

"Nggak usah." Daren menyanggah. "Gue bawain bekal buat lo. Karna gue yakin lo pasti nggak mau sarapan pagi." Daren melepas ranselnya. Membukanya, lalu Daren mengeluarkan sebuah bekal sarapan dengan sebotol air mineral untuk Acha. "Makan nih."

FRIENDSHIT [TAMAT]√Where stories live. Discover now