52 | Dugaan

749 55 0
                                    

"Elle?"

Acha dan Daren sama-sama mengerutkan kening mereka saat menangkap sosok Elle. Pagi-pagi begini, Elle sudah datang berkunjung ke rumah Maya. Acha merasa heran akan hal tersebut. Tidak biasanya.

Acha dan Daren melangkah menuju ke ruang makan. Mendekat ke arah Maya dan juga Elle.

"Pagi-pagi gini udah dateng aja." Acha menyapa girang. "Kenapa? Lo kangen ya, sama gue?" Acha terkekeh geli. Begitu pula dengan Elle.

"Mungkin." Elle menjawab singkat sembari nyengir kuda. "Gue bawain lo pizza, Cha." Elle menyerahkan satu box pizza kepada Acha.

Acha meraihnya dengan girang, "Kalo lo dateng ke sini bawain pizza, sering-sering ya, Elle? Setiap hari juga nggak masalah."

"Acha..." Maya menatap tajam ke arah anak sematawayangnya itu. Berbicara seakan tidak ada rasa malunya.

"Nggak pa-pa, Ma. Mama nggak perlu khawatir. Elle ini orang baik kok." Acha nyengir. "Iya kan, Elle?"

Elle manggut-manggut, "Iya, Tan. Aku juga nggak ngerasa direpotin. Aku seneng kalo Acha seneng."

Maya hanya tersenyum tipis melihat sikap baik Elle terhadap anaknya.

"Yaudah kalo gitu kita semua sarapan dulu. Biar kalian bisa langsung berangkat ke sekolah, dan Tante berangkat ke kantor." Maya mempersilahkan anaknya dan kedua temannya untuk sarapan.

Sarapan pagi ini dilalui dengan banyak obrolan. Kehadiran Elle menambah kehangatan keluarga. Maya senang dengan sikap Elle yang sopan dan penyayang, sama seperti Daren. Oleh sebab itu, tidak membutuhkan waktu lama untuknya dekat dengan Elle.

Usai sarapan, Acha, Daren, dan Elle berpamitan kepada Maya untuk bergegas berangkat ke sekolah. Maya meng-iya-kan karena ia harus segera berangkat ke kantor.

Acha dan Daren berangkat menggunakan mobil milik Daren, sementara Elle mengekor di belakang dengan mengendarai motor ninjanya.

***

Kehadiran Acha, Daren, dan juga Elle, disambut hangat dengan penampakan Rian, Andra, dan Flo yang duduk di kursi-meja sebaris dengan kursi-meja di mana Acha dan Daren duduk.

"Tumben, akur." Andra terkekeh pelan saat matanya menangkap Daren dan Elle yang berjalan beriringan dengan Acha yang berada di antara keduanya.

"Masih pagi, Ndra. Nggak usah memperkeruh keadaan." Rian menyahut. "Bukannya bersyukur mereka akur."

"Bersyukur kok." Andra menjawab cepat. "Bersyukur banget gue."

Acha dan Daren menempati kursi-meja mereka. Acha langsung saja menikmati pizza yang diberikan oleh Elle tadi saat masih di rumah. Kebetulan Acha belum sempat melahapnya barang sepotong pun.

"Eh, Elle?" Andra memanggil Elle antusias. "Gue punya saran yang mendukung buat lo." Andra bangkit dan kemudian merangkul Elle bersahabat.

"Saran apaan?" Elle bertanya heran.

Teman-teman Andra yang lain memperhatikan. Kecuali Acha yang sibuk melahap pizzanya. Kalau Acha lagi makan, apa lagi yang dimakannya adalah pizza, Acha tidak akan peduli dengan keadaan sekitar. Acha tidak suka edisi makannya terganggu. Karena itu sangat menyebalkan.

Andra menghembuskan nafas pelan sebelum akhirnya pria jangkung itu menjawab, "Mumpung Acha single, dan Daren, orang yang paling deket sama Acha juga udah punya pacar, mending lo deketin Acha. Lo senggol perasaannya, lo ambil hatinya, trus lo bawa lari cintanya." Andra menaikkan dagunya ke arah Elle.

Elle hanya mematung tanpa menjawab apapun.

"Gue setuju-setuju aja kalo lo deketin Acha. Gue liat lo itu cowok baik. Lo bisa jagain Acha dan lindungin cewek pemalas itu. Ini kesempatan besar buat lo, Elle. Gue tau lo suka sama Acha, kan?" Andra menaik turunkan alisnya beberapa kali.

FRIENDSHIT [TAMAT]√Where stories live. Discover now