10 | Mager

1.9K 152 0
                                    

Seluruh mata memandang tajam ke arah Kiena. Kiena tidak memperdulikannya. Di antara seluruh sorot mata yang tertuju ke arahnya, Kiena hanya menanggapi satu sorotan, yakni Daren. Kiena menatap dalam wajah Daren lebih dari pada Daren menatapnya tajam.

Acha mengedipkan matanya dua kali. Ternyata Kiena, yang baru saja menjadi mantan pacar Daren sejak sore kemarin.

"Oh." Acha hanya membulatkan mulutnya dan kembali tidur. Tidak peduli dan tidak penting. Acha terlalu muak untuk ikut campur masalah cinta-cintaan seperti ini. Karena itu merepotkan baginya.

"Kenapa lo, dateng-dateng bikin rusuh?" Daren membuka suara.

"Gue nggak terima diputusin secara sepihak sama lo!" sentak Kiena emosi.

"Bodo amat."

"Ini bukan lelucon, Daren! Gue nggak terima lo putusin dan lo lebih milih Acha dari pada gue!" Kiena semakin emosi.

"Nggak ada yang bilang ini lelucon, Kie. Yang lelucon bukan masalah ini, tapi hubungan gue sama lo!" bantah Daren. "Gue bakal bodo amat sama orang yang nggak bisa terima keberadaan Acha di sisi gue."

"Lo bilang hubungan kita lelucon?" Kiena mendesis pelan. "Ini bahkan lebih dari sekedar sakit hati, Daren."

Daren menghembuskan nafas berat, lalu melemparkan pandangannya ke arah Kiena, "Sekali lagi gue tegasin sama lo, gue bakal bodo amat sama orang yang nggak bisa terima keberadaan Acha di hidup gue." tegas Daren. "Nggak ada yang lebih penting di dunia ini selain Acha, termasuk nyawa gue sendiri."

"Lo nggak waras ya, Ren?" decak Kiena kesal.

"Lo yang sakit." sangkal Daren. "Keluar lo dari sini, nggak usah ganggu."

Kiena mendecak kesal. Menatap tajam ke arah Acha yang tidur di sebelah Daren. Acha terlihat biasa saja. Kiena semakin kesal dibuatnya.

"Acha!" sentak Kiena sembari memukul meja. Kiena berusaha meraih rambut Acha untuk menjambaknya, namun Daren dengan sigap menahan Kiena.

"Jangan pernah sekalipun lo sentuh Acha kalo lo nggak mau gue kasarin. Ngerti nggak, lo?!" lagi, Daren kembali mengeluarkan suara tinggi kepada Kiena.

Kiena tersenyum miring, melemparkan pandangannya ke arah lain. Lalu kembali menoleh ke arah Daren.

"Permainan gue belum dimulai, Ren. Gue pastiin cewek yang lo sayang-sayangin itu nggak bakal bisa hidup tenang." Lantas setelah mengucapkan kata-kata berupa ancaman itu, Kiena segera bergegas keluar dari kelas yang saat ini menjadi neraka untuknya.

Daren geleng-geleng kepala melihat ketidakwarasan Kiena yang sudah melampaui batas.

"Sakit jiwa." Daren mengumpat kesal. "Nggak bakal pernah gue biarin lo sakitin Acha bahkan sedikitpun."

"Kiena itu terobsesi sama lo, Ren." Andra menyahut, membuat Daren lantas menoleh ke arahnya. "Mungkin dia udah terlanjur suka sama lo, makanya dia jadi kayak gitu."

Daren menghembuskan nafas berat, lalu kembali duduk di sebelah Acha. Daren mencoba melupakan ancaman-ancaman Kiena barusan. Daren merasa kapasitas otaknya tidak cukup untuk menampung ancaman-ancaman tidak bermutu yang keluar dari mulut tajam Kiena.

***

Kring!

"Huah..." Acha menguap sembari merenggangkan otot-otot tangannya.

Suara hiruk pikuk di dalam kelas membuat Acha terbangun. Bising di kelas mengganggu tidur Acha. Ditambah lagi, seseorang baru saja menyenggol mejanya tanpa sengaja hingga membuat Acha kaget dan keluar dari mimpi indahnya.

FRIENDSHIT [TAMAT]√Where stories live. Discover now