9 | Tentang Acha

2.2K 156 0
                                    

Acha memasuki kelas dengan Daren di sebelahnya sembari merangkul pundak Acha. Mata Acha sembab. Acha menangis hebat di taman tadi. Matanya merah. Isakannya masih jelas terdengar.

Kehadiran Acha dan Daren membuat seluruh pasang mata di kelas menoleh ke arah mereka. Di kelas tidak hanya ada Rian, Andra dan Flo, melainkan juga ada siswa-siswi lainnya. Wajar saja, karena lima menit lagi pelajaran akan segera dimulai.

Acha dan Daren menempati meja-kursi mereka.

"Nih, minum." Daren menyerahkan botol air mineral yang sempat dibelinya tadi.

Acha meraih botol air mineral tersebut lalu meneguk sedikit isinya.

"Makasih, Daren."

Daren mengangguk pelan lalu mengelus puncak kepala Acha.

"Jangan sedih lagi ya, Cha? Gue paling nggak suka liat kembarannya bidadari nangis." Daren tersenyum dengan raut wajah yang terlihat memohon.

Acha mengangguk pelan menuruti ucapan Daren.

"Cha." Flo yang duduk tepat di hadapan Acha, memutar balik tubuhnya.

Acha menoleh ke arah Flo. Penasaran. Flo meraih tangan Acha lalu menggenggamnya erat.

"Maafin gue, Rian, sama Andra ya? Kita bener-bener nggak tau soal keluarga lo. Kita bener-bener nggak tau kalo lo bermasalah soal itu. Maaf ya, Cha?" Flo memohon dengan sangat kepada Acha. Sungguh Flo merasa sangat takut jika Acha akan marah.

Acha tersenyum lalu mengangguk, "Iya, nggak pa-pa."

"Sekali lagi maafin kita ya, Cha?"

Lagi, Acha mengangguk untuk yang kedua kalinya. Acha tidak marah, Acha hanya sedih. Karena setiap kali ia mendengar sebutan 'Ayah', entah mengapa otaknya selalu mengarah kepada Papanya yang sekarang entah dimana.

"Makasih, Cha."

***

"Baiklah, untuk pelajaran hari ini kita selesaikan dulu, akan kita lanjutkan minggu depan. Dan jangan lupa, tugas yang Ibu berikan harus siap dikumpulkan." setelah mengucapkan kalimat singkatnya tersebut, Bu Neti selaku Guru bidang studi fisika beranjak keluar kelas sembari membawakan beberapa buku paket serta absensi pribadinya.

"Huah..." Acha menguap lebar saat baru saja Bu Neti keluar kelas. Acha melipat tangannya di atas meja, lalu tidur.

Daren geleng-geleng kepala melihat tingkah Acha yang super mager itu.

"Cha, jangan tidur dulu. Masih ada satu mata pelajaran lagi." Daren menepuk-nepuk pelan pundak Acha, namun tidak membuat gadis itu bangun.

"Pak Rully nggak dateng kok, Ren. Jadi bakal jamkos." Rian datang lalu menarik sebuah bangku untuk duduk di dekat Daren.

Bersamaan dengan itu, banyak siswa-siswi beranjak keluar kelas. Berhubung jam kosong, terlalu malas bagi siswa-siswi untuk menghabiskan waktu hanya di dalam kelas.

Andra yang menyusul di belakang Rian, lantas mengambil posisi duduk di sebelah Flo saat Rita yang saat itu duduk di sebelah Flo ikut beranjak keluar kelas.

"Cha, gue minta maaf ya, soal tadi?" Rian menatap Acha yang saat ini tengah tidur dengan kepala yang menghadap ke arah mereka.

Acha hanya mengangguk tanpa menjawab. Terlalu malas untuk membuka suara. Yang ada hanyalah membuang-buang tenaganya saja.

"Gue yang nggak bakal maafin kalian." Daren menatap sinis Rian, Andra, dan Flo yang baru saja memutar tubuhnya ke belakang.

"Ya maaf Ren. Kan kita nggak tau kalo Acha-"

FRIENDSHIT [TAMAT]√Where stories live. Discover now