25 | Citra

1K 76 0
                                    

"Gue nabrak orang, Cha."

Acha tertegun, memperhatikan Daren tidak percaya. Selanjutnya Acha melemparkan pandangannya ke depan. Ia tidak melihat siapapun di sana. Ternyata korban Daren sudah tersungkur di bawah.

"Cha, buruan turun." Daren melepas sabuk pengamannya lalu membuka pintu mobil dan keluar. Menghampiri korban yang ditabraknya barusan.

Acha terlihat kerepotan dengan pizza yang sedang berada dalam pangkuannya. Sehingga Acha tidak dapat langsung turun dari mobil.

"Sorry, sorry." Daren berteriak panik sembari menghampiri gadis yang kini sedang berusaha bangkit dari ambruknya.

Gadis malang tersebut menepuk-nepuki roknya bagian belakang yang sedikit kotor. Selanjutnya gadis itu memegangi pergelangan tangannya yang terasa sedikit nyeri. Pada kedua lututnya terdapat luka ringan. Kulitnya sedikit terkelupas sehingga mengeluarkan sedikit darah.

"Daren?" gadis imut tersebut menatap heran ke arah Daren, dengan kedua matanya yang disipitkan.

Daren mengernyitkan dahinya heran. Mengapa bisa wanita ini mengenalinya? Sementara Daren tidak pernah sama sekali bertemu bahkan mengenalnya.

"Lo kenal sama gue?" Daren menunjuk dirinya sendiri.

Gadis itu terkekeh, "Mustahil rasanya kalo gue nggak kenal sama lo." gadis ini terlihat baik-baik saja. Ia seperti tidak begitu menghiraukan luka-lukanya. "Apa lagi ditambah kita satu sekolah, kan?"

Ah, Daren baru menyadari jika gadis yang ditabraknya juga mengenakan seragam sekolah yang sama sepertinya.

"Lo sama Acha, kan?" tanyanya lagi seolah mengetahui semuanya.

Daren mengangguk ragu.

"Oh iya. Kenalin, gue Citra, siswi kelas XI MIA²." Gadis yang mempunyai nama Citra itu, memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangannya.

Daren langsung saja menyambut hangat tangan gadis tersebut dan mencoba tersenyum tipis.

"Kayaknya lo perlu ke Rumah sakit. Yuk, gue anter?" Daren mencoba menawarkan sebagai bentuk tanggung jawabnya.

"Ee nggak usah, nggak pa-pa." Citra menolak sungkan.

"Eh, gimana-gimana? Parah banget nggak?" Acha datang sembari berlari tunggang langgang. Menghampiri Daren dan Citra yang sedang ngobrol sejenak.

Daren menepuki jidatnya saat Acha keluar dari mobil masih dengan menenteng box pizza. Bahkan mulut Acha masih sibuk mengunyah pizza.

"Astaga Acha..." Daren mendengus. "Bisa lo berenti ngunyah, sebentar?" Daren tampak jengah.

"Enggak." Acha terkekeh. Ekspresinya sangat lucu. "Eh-" Acha melemparkan pandangannya ke arah Citra. Citra tersenyum saat Acha memperhatikannya. "Lo nggak pa-pa?"

"Gue nggak pa-pa kok, Cha." Citra tersenyum lebar. Memberitahukan bahwa ia benar baik-baik saja.

"Lo tau nama gue?" Acha memperhatikan Citra tidak percaya.

"Tentu gue kenal sama lo. Kan kita satu sekolah? Rasanya kalo di sekolah, nggak ada satu siswa pun yang nggak kenal sama kalian." Citra terkekeh. "Oh, iya. Gue Citra."

Acha manggut-manggut. Lalu melahap lagi pizzanya.

"Lo ke Rumah sakit aja Cit." Daren menyahut. "Takutnya ntar infeksi."

"Hm gue setuju." Acha tampak manggut-manggut.

"Makasih Daren, Acha. Tapi gue beneran nggak pa-pa. Ini cuma perlu di balurin salab sedikit. Gue bisa obatin sendiri nanti di rumah." Citra menolak lembut.

FRIENDSHIT [TAMAT]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang