39 | Sesuatu Yang Terjadi Pada Acha

1K 69 2
                                    

"Gue kesana sekarang."

Buru-buru Daren memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Kabar dari pria seberang telfon benar-benar membuat Daren kaget. Rasa paniknya bertambah besar. Acha... apa yang sudah terjadi pada gadis itu sebenarnya?

Saat Daren hendak melangkah meninggalkan kelas, Rian lebih dulu menarik pergelangan tangannya. Menahan Daren sebelum pria itu benar-benar bergegas pergi tanpa memberitahukan tujuannya kepada teman-temannya.

Melihat kepanikan yang terpancar jelas dari wajah Daren, membuat Rian, Andra dan Flo ikutan khawatir. Sekaligus penasaran dengan siapa Daren berbicara di seberang sana jika bukan dengan Acha.

"Lepasin gue, Ri. Gue buru-buru!" Daren menyentak pergelangan tangannya yang masih ditahan oleh Rian.

"Ya elo mau kemana? Acha mana?" Rian balas menyentak.

"UKS." Daren lantas berlalu dari kelas setelah mengucapkan kata-kata singkat namus sangat mengejutkan tersebut.

Rian, Andra dan Flo semakin panik. Akhirnya, tanpa menunggu lama mereka langsung menyusul. Mengekor di belakang Daren menuju ke arah UKS yang berada di ujung koridor dekat dengan perpustakaan.

"Gue bodoh banget, emang. Lagi lagi gue gagal ngelindungin Acha. Sebenernya cowok macam apa sih, gue ini?  Jagain Acha doang gue bisa lengah."

Daren berlari cepat ke arah UKS dengan perasaan campur aduk yang melandanya. Daren panik karena Acha tiba-tiba berada di UKS, Daren juga merasa bersalah dan kecewa pada dirinya sendiri yang lagi lagi gagal melindungi Acha. Daren merutuk pada dirinya sendiri sepanjang perjalanan menuju ke UKS. Benar-benar kecewa pada dirinya sendiri.

"Bodoh bodoh bodoh bodoh bodoh!" Daren mengerang frustasi di dalam hatinya.

Bahkan Daren tidak peduli dengan tatapan-tatapan aneh dari siswa-siswi yang bertemu dengannya sepanjang koridor. Daren juga tidak peduli dengan banyaknya siswa maupun siswi yang ditabraknya karena tidak berhati-hati. Mau meminta maaf, tapi tak ada waktu.

Daren mendorong kuat pintu UKS yang tertutup rapat. Matanya mulai berembun saat melihat Acha yang terbaring di atas brankar dengan tubuh yang melemah. Acha terlihat sangat pucat. Wajahnya dipenuhi dengan lebam. Sudut kening Acha sudah diperban. Juga terdapat sebuah robekan kecil pada sudut bibir tipisnya yang terdapat bercak darah, namun sudah mengering.

Elle yang saat itu duduk di kursi sebelah brankar tempat Acha terbaring, lantas segera berdiri setelah mengetahui kehadiran Daren.

Daren menatap lama ke arah Acha. Melangkah gontai ke arah wanitanya yang tidak sadarkan diri. Apa yang sudah terjadi pada Acha sampai ia menjadi selemah ini?

Flo menutup mulutnya dengan kedua tangan. Tidak menyangka jika Acha akan menjadi seperti ini. Flo fikir, dengan meninggalkan Acha sebentar di kelas, tidak akan membuat Acha kenapa-napa. Tapi ternyata? Benar-benar di luar dugaannya. Rian merangkul Flo untuk menenangkan gadis itu. Mengelus-elus pelan pundaknya yang bergetar menahan isak tangis.

"Cha..." Daren mendekat. Air matanya menetes saat ia sudah berdiri di sebelah Acha. Tidak kuasa melihat kondisi Acha yang menjadi seperti ini. Daren merasa ada sesuatu yang menghantam dirinya saat melihat kondisi Acha yang melemah seperti sekarang ini.

Daren meraih tangan Acha, menggegamnya erat, "Cha, bangun Cha. Ini nggak lucu. Bangun, Acha bangun!" Daren berteriak keras dengan isak tangis yang sudah tidak dapat ditahan.

Kondisi Acha saat ini benar-benar sangat mengkhawatirkan. Rambutnya berantakan bahkan wajahnya terlihat babak belur. Dihiasi denga motif-motif lebam yang beraneka ragam.

FRIENDSHIT [TAMAT]√Where stories live. Discover now