Bisa-bisa Jatuh Cinta

11.1K 669 10
                                    

"Jadi?" Tanya Natasha setelah mereka duduk di kursi restoran terdekat.

Arman berdeham kecil. Membersihkan ternggorokannya. Dia menggulung lengan kemejanya menjadi sebatas siku, dasi dan jasnya dia tinggalkan di mobil bersama dengan cufflinks miliknya.

"Pesan makanannya dulu, kasian pelayanannya sudah nunggu," ujsr Arman.

Natasha mengangguk. Dia memesan makanan dan minuman untuknya begitu pula Arman. Setelah pelayan pergi, Arman menatap Natasha.

"Janji dulu, walaupun kamu marah nanti. Kamu harus makan dulu baru pulang,"

Natasha mengangguk. Lagi pula, mau pulang pakai apa dia, kalau tas miliknya saja ada di mobil pria di depannya?

"Jadi, mari kita mulai dengan apa yang mau kamu tanyakan," ujar Arman.

"Tidak-tidak. Kita akan mulai dari, apa maksud bapak dengan permintaan maaf?"

Arman membersihkan kerongkongannya yang kering. Dia, meletakan amplop yang sejak tadi sudah menarik rasa penasaran Natasha.

"Silahkan dibuka," ujar Arman.

Natasha menurut. Dia membuka amplop itu san sedikit terkejut saat melihat isi amplop itu. Biodata dan kesehariannya. Semuanya tertulis jelas disana. Bahkan siapa orangtuanya juga ada disana.

"Foto ini bapak dapat darimana?" Tanya Natasha yang justru membuat Arman kaget.

"Kamu tidak marah?"

"Ini pak... bapak dapat dari mana?" Natasha berujar sambil mengangkat dan memperlihatkan foto itu ke depan wajah Arman.

 bapak dapat dari mana?" Natasha berujar sambil mengangkat dan memperlihatkan foto itu ke depan wajah Arman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bukan saya yang cari. Saya tidak tahu," ujar Arman.

"Oh... gitu..." ujar Natasha sambil mengangguk. "Buat saya boleh, pak?"

"Hah?"

"Foto ini, buat saya boleh?"

"Tentu boleh,"

Natasha tersenyum senang. Dia mengambil foto itu dan menyimpannya di bawah ponselnya.

"Kamu suka foto itu?" Tanya Arman.

"Iya. Itu foto pas pertama kali saya masuk SMA. Eh bukan. Malah itu sewaktu saya baru lulus SMP. Mama saya bawa saya ke salon lalu, ke studio buat foto itu. Saya punya satu tapi, sudah hilang,"

"Kenapa bisa hilang?"

Arman melihat raut wajah Natasha berubah menjadi sedikit sendu. Sebelum anak itu menjawab.

"Nabilla, anak yang tempo hari di kampus itu. Dia membakarnya,"

Arman tidak berujar apapun lagi.

"Jadi, tadi itu karena bapak melihat ini?"

"Yang tadi siang?"

Natasha mengangguk.

"Iya. Karena itu, saya minta maaf Asha. Saya sudah menyelidiki tentang kamu dan kehidupan pribadi kamu. Maaf karena, saya sudah melanggar privasi kamu. Tapi, dia betulan pacar kamu?"

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang