Takut

8.8K 652 13
                                    

Natasha menatap ke arah bingkai besar di sudut kamarnya. Bingkai itu sudah terpajang beberapa tahun disana. Natasha terus tersenyum saat melihat bingkai itu.

"Mommy!" Pelukan erat di kakinya membuat Natasha sedikit tersentak dan menunduk.

"Hai, jagoan mommy," sapa Natasha.

Natasha berjongkok dan menggendong anak berusia enam tahun itu. Natasha mengajak anak itu keluar dan dia menemukan putranya berdiri di ruang tamu.

"Hai, mommy," sapa Albern.

"Hai, sayang. Kamu baru pulang?"

Albern mengangguk.

"Mom, lihat! Alden membuat masalah," adu Alvian.

"Membuat masalah apa?"

"Dia membuat kak Albern luka," ujar Alvian.

Natasha terkejut. Dia langsung mendekati Albern. Natasha menurunkan Alvian dari gendongannya dan memeriksa luka yang dimaksud oleh Alvian.

"Aduh, kak! Kalau ayah kalian tahu, dia bisa marah,"

"Tahu apa?"

Natasha terlonjak kaget. Dia tidak menyangka kalau suaminya akan pulang secepat itu. Ini baru jam setengah dua siang dan suaminya sudah sampai di rumah. Natasha melihat jas yang tadi pagi melekat di badan tegap itu sudah hilang entah kemana begitu pula dasi yang selalu terikat di lehernya.

"Tidak ada yang menyambut daddy?"

Ketiga bocah laki-laki itu langsung berlari dan menerjang badan ayah mereka dengan cepat. Natasha sempat mengulas senyum saat melihatnya, walau itu tidak bertahan lama.

"Apa yang terjadi pada Albern?"

Pertanyaan itu membuat Natasha ditatap ketiga jagoan kecilnya.

"Jelaskan sendiri pada ayah kalian. Mommy tidak tahu menahu," ujar Natasha.

Natasha memilih menghampiri sang suami dan mengecup rahang tegas suaminya dengan sayang.

"Selamat datang," sapanya.

"Aku pulang, sayang,"

Natasha tersenyum saat lengan kekar itu melingkari pinggangnya.

"Jadi, kenapa Albern seperti itu?"

"Umm... anu... itu... Daddy..."

"Anak laki-laki harus tegas! Tidak boleh seperti itu!"

Natasha mengusap dada bidang suaminya yang terbalut kemeja biru tua. Dia meminta suaminya untuk lebih sabar dan tenang.

"Aku tidak sengaja, Daddy," aku Alden.

"Tidak sengaja apa?"

Alden melirik ke arah Natasha dan Natasha malah diam sambil menatap putra bungsunya itu.

"Alden, daddy bertanya padamu. Ayo, jawab!" Ujar Natasha dengan lembut.

Natasha tahu, seorang Gio Armano akan selalu tegas. Bahkan pada anak-anaknya sendiri. Namun, bukan berarti dia tidak menyayangi anak-anaknya. Dia hanya mau ketiga anaknya menjadi anak yang tangguh dan dapat bertanggung jawab.

"Alden tadi main bola di sekolah. Lalu, bolanya tidak sengaja kena ke kelas kakak. Itu... kaca jendela di kelas kakak pecah,"

"Lalu?"

Albern melangkah mendekati ayahnya. Dia menarik jemari besar milik ayahnya.

"Albern yang salah, daddy. Jangan marahi Alden!" Ujar Albern.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang