Terima Kasih (End)

15.2K 684 81
                                    

Arman tersenyum kecil di balkon kamarnya. Pemandangan yang dia lihat saat ini membuat bibirnya terus mengukirkan senyum menawan. Bahkan dia tidak sadar kalau sang istri sudah ada di belakangnya.

"Mengintip siapa?" Tanya sang istri.

"Anak-anak kita,"

Natasha ikut menatap ke arah halaman samping rumah mereka. Dia terkekeh dan menyandar nyaman di lengan suaminya.

"Mereka menggemaskan. Padahal sudah besar tapi, masih seperti saat mereka balita dulu," ujar Natasha dan Arman mengangguki.

Arman memindahkan badan istrinya menjadi berdiri di depannya. Dia memeluk sang istri dari belakang dengan erat.

"Masalah kemarin bagaimana?" Tanya Natasha sambil mendongakkan kepalanya.

"Sudah diurus. Albern sendiri yang meminta kedua om-nya menghentikan hukuman mereka,"

"Hmm... lalu Vincent bagaimana?"

"Vincent masih harus menginap di rumah sakit. Arsen nampak sangat menyesal. Dia tidak menyangka kalau putranya akan menjadi korban bully dan bully-an yang diterima Vincent bukan sekedar cercaan atau hinaan,"

"Anak-anak kita marah ya?"

Arman mencium kening Natasha dan mengembalikan kepala Natasha yang sedari tadi mendongak menjadi menatap ke arah halaman samping kembali.

"Albern, Alvian, Alden, Tony, Zack dan Xaferius, para pria Dimitra itu saling bekerja sama untuk membalas apa yang anak-anak itu lakukan pada Vincent,"

"Albern juga?"

Arman mengangguk.

"Albern yang paling parah,"

Natasha menatap bingung. Selain mulut pedas Albern yang sangat amat teramat langka untuk keluar, Albern selalu tenang dan bijak. Jelas Natasha penasaran dengan maksud ucapan suaminya.

"Albern setelah menjenguk dan berbicara pada Vincent, dia langsung menghampiriku. Dia memintaku menghancurkan bisnis keluarga anak-anak itu. Kalau mereka tidak punya bisnis, dan bekerja pada orang lain, maka Albern mau orang tua mereka dipecat,"

"Kamu menurutinya?"

"Tentu. Albern sudah mengancam mereka untuk tidak mengusik Vincent lagi. Mereka yang tidak mendengarkan dan mengusik Vincent sampai anak yang sebegitu ceria bisa menjadi pendiam seperti itu... Aku sebagai pamannya juga tidak bisa menerimanya," ujar Arman.

Natasha melihat ketiga anaknya kini saling menggoda dan bahkan menjadikan Kaysha tempat untuk bersembunyi kala sang kakak marah. Natasha akui, ikatan persaudaraan di keluarga Dimitra sangat kuat. Bahkan kini bukan hanya Dimitra dan Legiand. Reinner, Ratmadiatmadja, dan sebentar lagi, Katsuoka beserta Russelldy akan berada dalam lingkaran keluarga yang kuat itu.

"Vincent merengek untuk menginap lagi nanti malam?" Tanya Natasha saat teringat lagi pada keponakannya itu.

"Tidak,"

"Benarkah?"

Arman mengangguk kecil. Memang kemarin malam, Arsen terpaksa mengizinkan Vincent keluar dari rumah sakit. Vincent merengek ingin tidur dengan Albern. Berhubung hari ini masih hari sekolah, jadi Vincent yang datang ke rumah Arman. Tapi, nanti malam akan lain lagi ceritanya.

"Albern akan kesana. Albern bilang besok hari libur, dia mau menemani Vincent di rumah sakit,"

"Hanya Albern?"

"Iya. Vincent sangat menempel pada Albern. Albern sosok kakak laki-laki bagi semua sepupunya. Mereka mencari perlindungan pada Albern,"

Natasha masih menatap anak-anaknya sebelum dia diajak Arman untuk masuk ke dalam. Arman menutup pintu balkon dan berjalan menuju ke dapur bersama Natasha. Dia memang sudah janji mau membantu sang istri memasak.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang