Meminta Restu?

9K 592 19
                                    

Beberapa bulan kemudian,

Arman merangkul pinggang ramping Natasha. Dia mengecup pelipis gadisnya dengan mesra dan mengundang protesan dari gadis cantik itu.

"Jangan menciumku di kantor, Arman!" Gerutunya.

Arman tersenyum geli.

"Kenapa tidak boleh? Kamu tunanganku,"

"Tidak enak sama yang lain. Lagi pula mereka pikir kita sudah..."

Natasha menggerakkan tangannya sebagai tanda putus. Arman tercengang.

"Apa?"

"Waktu itu kak Ardan yang menggantikanmu. Tidak mungkin, kan aku bermesraan dengannya?"

Arman menghela berat. Bagaimana bisa berita seperti itu tersebar luas saat dia ada di rumah sakit.

"Lagi pula berita itu sudah sejak lama beredar,"

"Bagaimana bisa?!"

"Satu setengah tahun total absen-mu di perusahaan ini, Arman. Setahun belakangan kak Ardan menggantikanmu,"

Arman menghela sekali lagi. Dia merasa frustasi. Semua orang di kantornya tahu dan percaya kabar miring itu.

"Baiklah kalau begitu,"

"Hm?"

"Aku akan membangun kembali kepercayaan mereka kalau kamu adalah tunangan tercintaku,"

"Gombal!"

"Kenyataan, kan?"

Natasha meninggalkan Arman yang masih ada di dalam lift. Dia berjalan dengan cepat guna menutupi rona merah di pipinya. Arman terkekeh melihat betapa menggemaskannya Natasha.

"Nanti siang aku ada jadwal apa?" Tanya Arman saat dia sudah dalam mode kerja.

"Bertemu dengan pak Alvaro lalu, pak Ardan,"

"Dia datang juga?"

Natasha mengangguk.

"Memangnya Ella bisa ditinggal?"

"Saya tidak tahu,"

Arman terkekeh. Benar juga, mana mungkin Natasha tahu hal itu. Arman mengangguk kecil dan berjalan menuju ruangannya. Arman mulai mengerjakan pekerjaannya kembali. Absen selama satu setengah tahun benar-benar membuatnya sedikit merindukan tumpukan kertas di mejanya. Pada jam makan siang, Alvaro datang bersama tangan kanannya. Arman tersenyum melihat Alesha juga disana.

Seperti biasa. Keluarga Dimitra dan Legiand yang masih bisa datang berkumpul di ruang rapat. Arman dan Natasha menyambut mereka.

"Kakak tidak jadi datang?" Tanya Arman.

Alvaro menggelengkan kepala.

"Kakakmu itu tidak mau meninggalkan putri kecilnya,"

Arman terbahak. Dia sudah menebaknya. Kakaknya tidak akan rela meninggalkan fotokopi dari diri sang kakak dalam bentuk perempuan. Anak itu terlalu manja pada Ardan sampai Ardan tidak tega dan tidak rela meninggalkan anak itu.

Perbincangan bisnis itu dimulai. Natasha dan Alesha terlihat berbincang bersama. Setelah itu perbincangan bisnis, mereka melanjutkan dengan bincang keluarga yang ringan.

"Kapan mau menikah?" Tanya Alexander.

"Saat Natasha sudah menyelesaikan kuliahnya. Tahun ini dia selesai,"

"Hmmm... lalu, pesta pertunangan kalian bagaimana?"

"Sedang diproses,"

Ruangan rapat itu penuh dengan godaan dan candaan mereka untuk Arman dan Natasha. Arman melihat gadisnya menunduk dan merona.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang