He's Back

11.5K 614 14
                                    

Ten month later,

"Gio! Bangun ish!"

Entah sudah berapa kali teriakan itu memenuhi kamar kecil di ruang kerja Arman. Memang Arman mengatakan dia ingin tidur sejenak. Nyatanya, sudah dua jam Arman tidur dan dia tidak kunjung bangun meski ada rapat yang harus dia hadiri setengah jam lagi.

"Gio!" Natasha mengguncangkan bahu Arman dengan kuat.

Melihat Arman tidak kunjung bangun membuat Natasha mau menangis rasanya. Menjadi sekretaris dari seorang Gio Armano saja sudah menyulitkan hidupnya. Dan parahnya, Natasha masih harus membangunkan pria itu dari tidur siangnya.

Kesal. Natasha duduk di ujung ranjang Arman. Dia menghela napas berat. Tenggorokannya sudah sakit akibat meneriaki Arman sejak tadi. Natasha melihat Arman tidak ada tanda-tanda akan bangun. Akhirnya, Natasha mendapatkan ide. Tak yakin apa ide it akan berhasil atau tidak. Tapi, tidak ada salahnya jikadia mencobanya.

Natasha tersenyum kecil. Dia berdiri dan berjalan ke arah kepala ranjang. Natasha membungkuk dan mendekatkan kepalanya ke wajah Arman.

"Gio... bangun," ujarnya lembut di telinga Arman.

Tidak bangun juga. Natasha berdiri.

"Ya sudahlah. Sepertinya aku harus menghadiri rapat dengan Niko saja," ujar Natasha keras sambil berjalan keluar dari kamar itu.

Natasha hampir terbahak saat pintu kamar rahasia Arman terbuka dengan keras tepat setelah dia menutup pintu itu. Natasha tahu sejak tadi Arman sudah bangun. Dia menyadarinya saat tengah duduk di sebelah kaki Arman. Natasha merasakan pinggangnya dilingkari oleh lengan kokoh yang seperti tengah membelitnya.

"Sudah bangun?"

"Jangan pergi dengannya!"

"Kan, kamu sedang istirahat. Aku tidak mau kamu kelelahan lagi,"

"No! I'm totally awake now!"

Natasha benar-benar harus menahan tawanya. Arman benar-benar pencemburu. Sepuluh bulan menjalin hubungan dengan Arman dia sudah hafal kebiasaan, serta apa yang Arman suka dan tidak suka. Sifat Arman yang selama ini sangat mencolok adalah arogan, possessive, pencemburu, dan overprotective. Tapi, Natasha tidak membenci sifat-sifat itu. Dia senang karena itu artinya Arman dengan tanpa sadar menunjukkan kalau dia mencintai dan menyayangi Natasha.

"Ya sudah, sana ganti pakaian," ujar Natasha.

"Tunggu disini dan jangan kemana-mana!"

Natasha mengangguk. Arman bergegas menukar pakaiannya. Dia keluar dari kamarnya lagi dengan dasi yang baru menggantung di leher, dan tangannya yang sibuk memasang cufflinks di kedua lengan kemejanya. Natasha membantu Arman mengikatkan dasi Arman. Dia juga mengambilkan dan membantu Arman memakai jasnya.

"Sudah rapi. Ayo berangkat!" Ajak Natasha.

"Kamu mau kemana setelah ini?" Tanya Arman karena seingatnya, Natasha tidak ikut di rapat hari ini.

"Ke bagian keuangan. Mau menagih laporan mereka,"

Arman mengangguk. Dia segera menuju ke ruang rapat. Arman mengikuti rapat dengan tenang. Mendengarkan presentasi dari salah satu pabrik bahan baku yang ingin bekerja sama dengannya. Yang Arman tahu, orang yang rapat bersamanya saat ini adalah seorang pria genit yang suka dengan perempuan cantik. Karena itu, dia melarang Natasha ikut di rapat kali ini. Hanya Bian yang menemaninya.

Rapat itu selesai dua jam setelahnya. Arman meminta Bian mengantar tamunya. Sementara dirinya memilih kembali ke ruangannya. Keningnya mengerut saat Natasha belum kembali duduk di mejanya. Belum selesai rasa heran Arman, Bian menghubunginya.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang