Selamat Malam😴

9K 600 19
                                    

"Arman,"

Arman menoleh dan menemukan istrinya sedang menggendong putra mereka. Arman tersenyum dan menghampiri putra mereka. Balita gembul itu mengulurkan tangannya ke depan. Tanda kalau dia ingin ayahnya menggendongnya. Arman tanpa ragu menggendong anak itu dan mencium pipi gembulnya dengan sayang.

"Apa dia Gio junior?" Tanya salah satu rekan bisnis Arman.

Arman mengangguk kecil.

"Kenalkan, om, ini Albern. Anak pertama aku dan Natasha,"

"Anak pertama? Oh, kalian akan memiliki anak lagi?"

Arman mengangguk. "Sedang dalam proses. Sekitar lima sampai enam bulan lagi,"

"Jagoan lagi, kah?"

Arman terkekeh kecil.

"Aku tidak tahu. Bisa saja iya," sahut Arman.

Natasha yang berdiri di sebelah Arman tersenyum kecil. Memang mereka hanya tahu bayi mereka kembar. Arman tidak tertarik untuk mengetahui jenis kelamin anak mereka. Arman lebih fokus pada kesehatan dua janin di perut Natasha dan Natasha sendiri.

"Albern... sini sama opa. Biar opa gendong,"

Balita berusia satu setengah tahun itu memeluk erat leher Arman. Dia menempelkan pipinya di leher Arman dengan manja. Arman sampai terkekeh melihat kelakuan putranya.

"Quart datang ke acara ini. Dia sudah keluar dari penjara dan hebatnya bisa kembali ke dunia bisnis," ujar orang itu.

"Benarkah?"

Dia mengangguk. Saat Arman mau bertanya lebih lanjut, sosok di depannya justru di panggil oleh seseorang.

"Ah, aku kesana dulu,"

Arman mengangguk.

"Anak daddy..." ujar Arman pada Albern.

Arman mengajak Natasha untuk duduk di kursi mereka. Albern yang tidak mau ditinggal akhirnya ikut dengan dirinya untuk berkeliling sejenak. Arman menyapa beberapa pebisnis. Walau kesal dan tidak terlalu mau melakukannya, Arman tetap harus melakukannya demi kelangsungan lima perusahaan di bawah tangannya.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang