Insecurity

7.3K 589 39
                                    

Arman sedang duduk manis di balik mejanya saat pintu ruang kerjanya di buka dengan kasar. Arman mengalihkan pandangannya dari laptop menuju ke pintu. Arman menatap heran pada pelaku yang baru saja membuka kasar pintunya. Arman berdiri dan menyambut tamunya dengan tangan terbuka.

"Kenapa princess?" Tanya Arman saat tamunya memeluknya erat-erat.

"Kesal,"

"Kesal? Pada siapa?"

"Pada papa!"

Arman terkekeh. Dia mengangkat tamunya dan mendudukkan tamunya di atas meja kerjanya. Dia bahkan seperti tidak takut kalau-kalau istrinya datang dan melihatnya tengah tersenyum dan mengusap sayang rambut perempuan lain.

"Masalah apa lagi kali ini?"

"Papa menyita kartu ATM milikku,"

"Memangnya kamu membuat kesalahan apa?"

Perempuan itu malah menangis. Membuat Arman tidak tega dan memeluknya erat-erat. Bahkan saat istrinya datang sang istri hanya terdiam saja. Sang istri juga memilih duduk di sofa dan menatap ke arah suaminya.

"Jangan menangis lagi!"

"Tidak bisa... tidak mau berhenti air matanya..."

Rengekkan itu membuat Arman terkekeh. Baru dia mau mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi perempuan di depannya, ketiga anaknya sudah heboh berlari ke arah mereka.

"Apa yang daddy lakukan padanya?!" Tanya Alvian.

"Kakak diapakan sama daddy? Bilang sama kami,"

Arman hanya bisa menyingkir dan terkekeh melihat kelakuan anak-anaknya. Kini dia memilih beralih pada perempuan yang datang bersama ketiga putranya.

"Sini, Kay," ajak Arman.

Perempuan itu menurut dan duduk di antara Arman dan Natasha.

"Maklumi mereka terutama Albern, ya Kay," ujar Arman.

Dia tahu anak perempuan di sebelahnya tengah menahan kesal dan cemburu.

"Dia itu sepupu Albern. Dia dengan Albern hanya beda beberapa bulan,"

Kaysha mengangguk.

"Dia anak kakak kembar daddy," ujar Arman lagi.

Kaysha mengangguk lagi. Dia baru melihat gadis yang sedang dikerumuni oleh tiga bersaudara itu. Seketika Kaysha merasa sedikit rendah diri. Gadis di depannya sangat lucu dan cantik. Berbeda dengannya. Kaysha hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan Arman.

"Daddy berani jamin, Albern hanya akan menyukaimu saja," ujar Arman lagi sambil mengusap punggung anak itu.

Kaysha lagi-lagi hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Walau senyumnya tidaklah selepas biasanya. Dia tetap mencoba tersenyum. Arman dan Natasha tahu, mereka lebih dari tahu kalau gadis manis yang tengah duduk bersama mereka mulai merasa kecil dan kehilangan rasa percaya dirinya.

Kaysha masih menatap ke arah keempat orang yang kini tengah ada di dekat meja kerja Arman. Kaysha seketika berpikir dan mengira-ngira. Jika... jika terjadi sesuatu pada gadis yang kini tengah berusaha dihibur oleh Albern, dan saat itu ada dirinya disana. Lalu, gadis itu mungkin menuduhnya, akankah Albern percaya pada perkataan gadis itu? Atau Albern akan memilih mempercayainya?

Membayangkan itu saja sudah membuat Kaysha merasakan sakit di rongga dadanya. Kaysha sedikit bergenjit saat tatapan matanya bertabrakan dengan mata cokelat milik Albern. Kaysha buru-buru memasang senyumnya, meski matanya memilih segera beralih ke arah lain. Kaysha seperti orang asing. Walau kenyataannya dia memang orang asing.

[DS#2] Between Me, You and WorkWhere stories live. Discover now