•Tiga•

80.9K 3.6K 112
                                    

Sudah dua hari ini Cika tak masuk sekolah. Saat ini Cika sedang duduk di kursi belajarnya sambil melihat foto-fotonya dengan Dion yang dulu sempat ia cucikan. Memang sulit untuk melupakan begitu saja, bukan hanya orangnya, namun kenangannya. Apalagi, Cika sudah lama suka dengan Dion sebelum mereka pacaran.

Handphone nya terus berbunyi untuk kesekian kalinya tanda notif telepon dan chat. Ia tak ingin menjawab ataupun membalasnya karena ia tau itu dari Dion. Tadi pagi Dion datang di rumahnya berniat untuk mengajak Cika berangkat sekolah bersama dan ingin memperbaiki semuanya. Namun Cika tak ingin menemuinya. Marah tidak, hanya rasa kecewa yang ia rasakan saat ini. Cika pun memilih tidur agar fikirannya lebih tenang dan tak lupa ia menonaktifkan handphone nya.

*****

Pulang sekolah ini Dion berencana akan ke rumah Reyhan bersama kedua sohibnya, tentu saja dengan tujuan utama ingin menemui Cika.

Setelah sampai di rumah Reyhan, layaknya rumah sendiri mereka langsung nyelonong masuk ke kamar Reyhan.

"Eh, mau ngapain lo?" tanya Reyhan sebelum ketiga temanya itu masuk ke kamarnya.

"Main ps lah, ngapain lagi?" jawan Revan.

"Main dibawah aja, kamar gue lagi berantakan" ucap Reyhan.

Farel mengerutkan keningnya, "Bukannya kamar lo emang selalu berantakan?"

Reyhan memutar bola matanya, "dibawah aja" ajak Reyhan.

Ketiga temannya itu pun mengangguk dan mengikuti Reyhan dari belakang menuju ruang tengah.

Farel dan Revan kini sedang asik dengan ps nya, Revan yang sedang asik dengan snack sambil memperhatikan kedua temannya yang sedang main ps, dan Dion yang sedang asik dengan handphone nya.

"Udah sono buruan samperin" suruh Revan.

Dion menoleh ke pintu kamar Cika dari bawah yang masih tertutup.

"Dari semalem cuma ngurungin diri dikamar, keluar palingan cuma ambil minum terus balik lagi" jelas Reyhan.

"Segitu marah nya Cika sama gue?" tanya Dion.

"Ya iyalah bego" jawab Farel dengan tatapan masih fokus dengan ps nya.

Mereka pun melanjutkan bermain ps, hingga terdengar suara pintu terbuka dari atas tepatnya dari kamar Cika. Cika keluar dari kamarnya dan tak menyadari bahwa ada empat orang cowok yang sedang memperhatikannya. Cika mulai turun dari tangga dan masih tak menyadari keberadaan Reyhan dan ketika temannya. Hingga pada anak tangga yang terakhir, ia baru sadar jika ada teman-teman abangnya, dan salah satunya adalah Dion. Cika yang sadar pun langsung berbalik dan buru-buru naik kembali. Dengan cepat, Dion pun langsung menyusul Cika yang mulai menaiki anak tangga. Dan ya, Dion berhasil mencegah Cika masuk ke kamarnya.

"Cik" panggil Dion sambil menahan tangan Cika.

Cika pun langsung menepis tangan Dion, "Apaan sih"

"Dengerin gue dulu" mohon Dion.

"Gak ada yang perlu gue dengerin lagi karena semua udah jelas Dion, kita udah putus jadi stop usik hidup gue" jelas Cika.

"Enggak Cik, gue gak bisa" mohon Dion.

Cika memutar bola matanya malas "Terserah!" ucap Cika sebelum ia masuk kembali ke kamarnya. Cika menutup pintu kamarnya dengan cukup keras dan tak lupa ia menguncinya.

"Cik, Cika dengerin dulu" mohon Dion sambil mengetuk-ketuk pintu kamar Cika yang tertutup.

Dion terus memanggil dan mengetuk pintu kamar Cika, namun sama sekali tak ada sahutan dari Cika. Dion yang merasa usahanya sia-sia pun memutuskan untuk turun kembali menemui ketiga temannya.

My Sweet Dion✓ [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now