•Enam belas•

43.6K 1.6K 5
                                    

Sore ini Cika sudah pulang kerumah nya setelah dari rumah Novi tadi. Cika sedang merenung dikamar nya memikirkan kejadian semalam yang telah menimpa dirinya.

"Cik" panggil seseorang cowok didepan pintu.

Cika berjalan untuk membuka pintu. Dan setelah pintu terbuka, cika langsung memeluk cowok didepannya, dia adalah Reyhan.

"Bang" rengek Cika sambil menangis.

"Jangan nangis" ucap Reyhan.

"Gimana kalo Mama sama Papa tau?" tanya Cika masih dalam tangisnya.

"Gue bakal jelasin mulai dari akar masalah ini, lagi pula Mama sama Papa juga udah kenal Dion lama, mereka juga bakal ngerti Dion gak mungkin ngelakuin ini tanpa sebab" ucap Reyhan.

Cika hanya mengangguk.

"Keysa udah cerita sama lo?" tanya Reyhan.

"Udah" jawab Cika.

"Kalo gitu lo kebawah, Dion nungguin lo" suruh Reyhan.

Cika hanya mengangguk lalu berjalan kebawah.

Cika melihat Dion sedang duduk di kursi ruang tamu dengan masih memakai pakaian kantor nya.

Dion yang melihat keberadaan Cika pun tersenyum.

"Udah lama?" tanya Cika.

"Barusan" jawab Dion.

Cika hanya mengangguk lalu duduk disamping Dion.

"Cik" panggil Dion.

Cika menoleh pada Dion.

"Gue bakal nikahin lo secepatnya" ucap Dion.

Cika kaget dengan ucapan Dion. Dion akan menikahinya? Secepatnya? Ah, hal seperti itu tak pernah terlintas dipikirannya.

"Tapi Yon, gak semudah itu" ucap Cika.

"Keysa udah cerita sama lo?" tanya Dion.

Cika mengangguk.

"Sorry udah ngelibatin lo dalam masalah gue" ucap Dion.

Cika terdiam.

"Gue terpaksa Cik, ini juga demi keselamatan lo, gue gak rela kalo lo sampai jatuh ke tangan Gibran" ucap Dion.

Cika masih terdiam.

"Dan sekarang gue pengen nikahin lo secepatnya biar masalah ini selesai" ucap Dion.

Cika masih terdiam.

"Gue tau umur kita masih terlalu muda untuk naik ke jenjang pernikahan, tapi semesta berkata lain dan gue janji bakal sebisa mungkin bahagian lo" ucap Dion.

"Gimana sama orang tua gue?" tanya Cika.

"Gue yang bakal ngomong" jawab Reyhan yang baru saja datang.

"Tapi bang, gue takut" ucap Cika.

"Apa yang lo takutin? Disini ada Dion yang jelas bakal tanggung jawab dan gue yakin Mama sama Papa pasti bisa paham sama situasi ini" ucap Reyhan.

"Gue juga bakal bantu jelasin" tambah Dion.

Cika hanya bisa terdiam.

"Sekarang lo istirahat aja, tenangin pikiran lo" suruh Dion.

Cika mengangguk. Benar, yang ia butuhkan saat ini adalah istirahat untuk menenangkan pikirannya.

"Jadi gimana?" tanya Reyhan setelah Cika pergi.

"Kapan orang tua lo pulang?" tanya Dion balik.

"Gak tau juga" jawab Reyhan.

Dion terdiam. Ia berfikir apa yang harus ia lakukan setelah ini.

"Gimana kalo gue langsung cerita ke bonyok gue tapi lewat telfon terus gue suruh mereka pulang karena lo mau ngelamar Cika, dan setelah bonyok gue pulang lo bisa jelasin semuanya dan gue juga bakal bantu lo ngomong" ujar Reyhan.

"Yaudah deh gue ngikut aja, gue bener-bener pusing saat ini" ucap Dion sambil memijat pelipis nya.

"Nanti gue akan telfon" ucap Reyhan.

Dion mengangguk.

"Lo udah ngomong ke bonyok lo?" tanya Reyhan.

"Belum, nanti malam gue akan ke rumah terus ngomong sama bonyok gue" jawab Dion.

Reyhan mengangguk.

"Kalo gitu gue pulang" ucap Dion.

Reyhan mengangguk.

"Sorry udah ngelibatin adek lo dalam masalah gue" ucap Dion.

"Lo nggak usah ngerasa bersalah, semua ini adalah takdir" ucap Reyhan.

"Thanks udah ngertiin gue, gue pulang" ucap Dion.

Reyhan mengangguk.

Dion pun keluar dari rumah Reyhan dan langsung pulang.

••••



M

alam ini Dion sudah berada dirumahnya untuk meminta izin orang tuanya untuk melamar Cika sekaligus menjelaskan semuanya.

Dion sudah menjelaskan semuanya pada kedua orang tuanya. Orang tua Dion benar-benar kaget ketika Dion menjelaskan bahwa dirinya telah mengambil keperawanan anak orang.

"Terus sekarang apa mau kamu?" tanya Kenan dingin, Papa Dion.

"Dion akan menikahi Cika Pa" jawab Dion lirih.

"Ya, memang itu yang harus kamu lakukan. Untung perempuan yang kamu hamili adalah Cika, coba kalau perempuan lain, Papa benar-benar gak bisa bayangin bagaimana kehidupan kamu kedepan nya" ucap Kenan.

"Cika belum hamil Pa" ucap Dion.

"Memang Cika belum hamil dan sebelum Cika belum terbukti hamil kamu harus segera menikahinya" ucap Kenan.

"Sudah Pa, jangan terlalu keras sama Dion" ucap Indah, Mama Dion.

"Anak ini sekali-kali harus dikerasi Ma, Papa benar-benar pusing ngadepin kamu" ucap Kenan lalu pergi meninggalkan Dion dan Indah.

"Sudah, jangan difikir ucapan Papamu, Papamu sedang emosi" ucap Indah menenangkan Dion

"Maafin Dion Ma" ucap Dion.

"Kamu gak salah, semua yang terjadi sudah kehendak yang di atas dan kita tidak bisa menghindari nya" jelas Indah.

"Makasih Ma udah ngertiin Dion" ucap Dion.

"Kapan orang tua Cika pulang?" tanya Indah.

"Gak tau Ma, tapi kata Reyhan secepatnya akan pulang" jawab Dion

"Yasudah, sekarang kamu mau tidur dirumah atau pulang ke Apartemen?" tanya Indah lagi.

"Pulang Apartemen aja Ma" jawab Dion.

Indah mengangguk.

"Kalo gitu Dion pulang dulu ya Ma" pamit Dion lalu mencium punggung tangan Indah.

"Iya, hati-hati" jawab Indah.

"Assalamualaikum" ucap Dion.

"Waalaikumsalam" jawab Indah.

Dion pun keluar dari rumahnya dan pulang menuju Apartemen nya.

My Sweet Dion✓ [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now