•Lima belas•

46.1K 1.7K 20
                                    

Cika terbangun dari tidurnya. Ia merasa pusing dikepala nya. Cika melihat sekelilingnya, ia berada disebuah kamar namun bukan kamar nya. Sampai Cika tertuju pada seorang cowok yang sedang tidur satu ranjang denga nya. Cowok itu adalah Dion.

Cika baru sadar bahwa ia sedang berada di kamar Dion. Namun mengapa dirinya bisa berada disini dan tidur seranjang dengan Dion? Cika bingung. Ketika Cika akan bangun, Cika merasa sakit didaerah selangkangan nya. Cika pun duduk dan ingin melihat kenapa selangkanganya terasa sakit. Dan Cika benar-benar kaget ketika melihat percika darah di seprei dan dirinya tak memakai pakaian. Cika menoleh kearah Dion, Dion pun juga telanjang dada.

Apa yang sudah terjadi pada dirinya? Tiba-tiba satu tetes air mata turun dari mata Cika. Cika menangis hingga suara tangis nya membangunkan tidur Dion.

"Cik, udah bangun?" tanya Dion dengan suara khas bangun tidur nya.

Cika tak menjawab, tangis nya malah semakin menjadi.

Dion melihat Cika menangis. Ia kaget dan sudah tau apa penyebab Cika menangis.

"Cik, maafin gue" ucap Dion.

Cika tak menjawab.

"Gue khilaf Cik" ucap Dion lagi.

Cika masih tak menjawab.

"Gue ak-" ucap Dion terpotong.

"Lo jahat! Kenapa lo lakuin ini ke gue? Kenapa?" tanya Cika dengan tangis yang belum terhenti.

"Maafin gue Cik" ucap Dion.

Cika masih menangis.

"Gue akan tanggung jawab kalo ada apa-apa sama lo" ucap Dion lalu memeluk Cika.

Cika tak memberontak sedikitpun ketika Dion memeluknya. Entah mengapa, padahal saat ini ia sangat marah pada Dion.

"Udah jangan nangis" ucap Dion lalu melepaskan pelukanya ketika melihat tangis Cika yang mulai reda.

"Gue janji bakal tanggung jawab dan gue bakal cerita sama lo kenapa gue ngelakuin ini sama lo" ucap Dion tersenyum.

Entah mengapa tiba-tiba Cika mengangguk begitu saja.

"Sekarang lo mandi, gue mau siapin sarapan" ucap Dion.

Cika melihat Dion yang mulai keluar dari kamar yang hanya memakai celana boxer selutut. Setelah Dion keluar, Cika berjalan menuju kamar mandi dengan memakai selimut untuk menutupi tubuh nya.

Sekitar 15 menit an Cika baru krluar dari kamar mandi. Cika melihat kamar Dion sudah bersih, seprei nya pun sudah diganti. Setelah Cika berganti pakaian, Cika pun keluar untuk menghampiri Dion.

Cika melihat Dion sedang duduk dimeja makan sambil mrmainkan Hp nya.

"Lama amat sih" ucap Dion.

"Lo belum makan?" tanya Cika.

"Belum lah, udah buruan makan keburu dingin" jawab Dion.

"Ini lo yang masak?" tanya Cika melihat nasi goreng didepanya.

"Iya Cika sayang" jawab Dion lalu mulai makan.

Cika diam dan mulai makan.

Mereka makan dalam diam. Ada sedikit rasa canggung dikeduanya.

"Lo gak ke kantor?" tanya Cika.

"Ke kantor, habis ini" jawab Dion.

"Gue aja yang nyuci piring nya, lo siap-siap" suruh Cika.

Dion mengangguk lalu pergi ke kamar nya. Sedangkan Cika berjalan menuju dapur untuk mencuci piring.

"Cik, gue berangkat ya" ucap Dion setelah keluar dari kamarnya.

"Iya, gue juga mau pulang" ucap Cika.

"Kenapa pulang? Lo disini aja" tanya Dion.

"Gue pulang aja" jawab Cika.

"Yaudah gue anter" tawar Dion.

"Gak usah, gue bisa naik taxi" tolak Cika.

"Enggak Cik, gue harus pastiin lo aman" ucap Dion.

"Gue mau kerumah Novi dulu" ucap Cika.

"Yaudah gue anter ke rumah Novi" ucap Dion.

Cika hanya menghela nafas.

» Rumah Novi

Cika dan Dion sudah sampai dirumah Novi.

"Pulang jam berapa?" tanya Dion.

"Gak tau" jawab Cika.

"Kalo mau pulang telfon gue, biar gue jemput" ucap Dion.

"Gak usah" tolak Cika.

"Kenapa?" tany Dion.

"Gue pengen pulang sendiri" jawab Cika.

"Yaudah, pulang dari kantor gue kerumah lo" ucap Dion.

Cika tak menjawab, ia langsung keluar dan masuk kedalam rumah Novi.

Didalam sudah ada Keysa, karena mereka memang sudah janjian.

Cika langsung menghampiri kedua sobatnya dan menangis.

"Keysa Novi" ucap Cika sambil menagis.

"Cika" ucap Keysa dan Novi kaget.

Cika semakin meangis.

"Udah Cik jangan nangis" ucap Keysa.

"Dion nglakuin itu sama lo juga ada sebab nya Cik" ucap Novi.

Cika keget dengan ucapan Novi, paahal ia belum cerita sedikitpun pada kedua sahabatnya.

"Kalian udah tau?" tanya Cika.

Mereka mengangguk.

"Tau dari mana?" tanya Cika.

"Farel cerita sama gue kemaren" jawab Keysa.

"Farel? Jadi semua udah tau termasuk abang gue? Dan ini udah direncanakan?" tanya Cika tak percaya.

"Cik, Dion nglakuin itu sama lo bukan tanpa alasan" ucap Keysa.

"Alasan apa?" tanya Cika.

Akhirnya Keysa menceritakan tentang masalah Dion dengan Gibran waktu itu pada Cika.

Cika tertegun dengan penjelasan Keysa. Kenapa harus dirinya yang terjebak dalam situasi seperti ini? Cika benar-benar tak menyangka.

"Gibran?" tanya Cika.

"Lo inget Amel kan?" tanya Keysa balik.

Cika mengangguk.

"Amel itu pacarnya Gibran setelah putus sama Dion, tapi walaupun mereka pacaran, Amel sering uring-uringan nyebut nama Dion hingga dia gangguan mental. Karena Gibran gak terima dan penyebab Amel jadi seperti itu adalah Dion, Gibran pengen bales dendam sama Dion, namun setelah Gibran tau kalo Dion udah pacaran sama lo, Gibran manfaatin situasi ini dan ngelibatin lo" jelas Keysa.

"Jadi waktu dulu Amel nyium Dion, Amel udah gangguan mental?" tanya Cika.

"Kayaknya iya" jawab Keysa.

"Terua gue harus gimana sekarang?" tanya Cika.

"Lo jalanin aja, toh kalo lo nikah sama Dion bukan suatu masalah, lo sama Dion sama-sama cinta daripada lo sama Gibran, emang lo mau?" jawab Novi.

"Tapi Key, Nov" ucap Cika.

"Udah Cik gak usah difikir, gue yakin kalo Dion bakal tangggung jawab sama lo meskipun lo gak hamil sekalipun" ucap Keysa.

Cika hanya diam. Setidaknya berbagi cerita pada sahabatnya, ia menjadi lebih tenang.




•Jangan lupa vote and comment

My Sweet Dion✓ [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now