•Tigapuluh empat•

33.3K 1.1K 3
                                    

Hari ini Farel sudah sampai di Jakarta. Ia saat ini sedang dikantor milik Dion karena ada hal yang harus diselesaikan.

Setelah semuanya selesai, Farel pun keluar dari kantor Dion untuk kembali ke kantor nya. Namun belum sampai diparkiran, ia bertemu dengan Dion

"Eh Yon" panggil Farel.

"Eh, kemana aja lo? Dari kemaren nggak keliatan?" tanya Dion.

"Diluar kota" jawab Farel.

"Tumben lo kesini? Ngapain?" tanya Dion.

"Iya, ada urusan sama bokap lo" jawab Farel

Dion mengangguk paham

"Lo sendiri mau kemana?" tanya Farel.

"Kantin, cari makan" jawab Dion.

"Oh, yaudah gue duluan ya" pamit Farel.

"Iya" jawab Dion.

"Oh iya lupa gue, dapet salam" ucap Farel.

"Dari siapa?" tanya Dion.

"Ada lah orang, dia nitip salam doang katanya namanya nggak mau disebutin" jawab Farel.

"Oh, waalaikumsalam" ucap Dion.

"Yaudah, duluan" ucap Farel.

Mereka pun pergi ke tujuanya masing-masing.

••••


Dion berjalan menuju kantin di kantornya. Sesampai nya didepan kantin, Dion berhenti.

"Kan kantin lagi direnovasi Dion, lo gimana sih" gerutu Dion.

Dion pun langsung menuju parkiran. Ia akan mencari makan diluar. Dion pun berhenti di warung nasi goreng dipinggir jalan.

"Bang, nasi goreng satu" pesan Dion.

"Baik mas" jawab penjual itu.

Dion menunggu sambil memainkan handphone nya.

"Bang pesenan saya udah selesai?" tanya seorang laki-laki yang baru saja datang.

"Oh udah Mas, ini" jawab penjual nasi goreng sambil memberikan sebungkus nasi goreng.

"Berapa Bang?" tanya laki-laki itu.

"15 ribu" jawab si penjual.

"Ini Bang" ucap laki-laki itu seraya memberikan uang.

"Makasih Mas" ucap si penjual.

Laki-laki berbalik, namun ketika ia hendak berjalan ia tak sengaja menyenggol lengan Dion.

"Maaf Mas nggak sengaja" ucap laki-laki itu.

Dion mendongakan kepalanya.

"Dion" panggil laki-laki itu.

Dion memutar bola matanya malas. Kenapa ia harus bertemu dengan laki-laki didepanya ini. Laki-laki itu adalah Gibran, rival Dion dulu.

"Gue minta maaf" ucap Gibran.

Dion tak salah dengar? Seorang Gibran meminta maaf? Apa mungkin Gibran habis dirukyah?

"Gue minta maaf" ucap Gibran lagi.

"Buat?" tanya Dion dengan datarnya.

"Semuanya, termasuk tentang hubungan lo sama Cika" jawab Gibran.

Dion terdiam.

"Gue salah, waktu itu gue terlalu takut kalo Amel nggak bisa jadi milik gue, dan cara gue buat ngedapetin Amel dengan cara lo harus ngehamilin Cika itu salah, Gue bener-bener minta maaf" ucap Gibran.

Dion masih terdiam.

"Dan tentang Luna yang udah  ngerusak hubungan lo sama Cika, gue mewakili Luna juga minta maaf" ucap Gibran.

"Lo kenal Luna?" tanya Dion kaget.

"Luna itu kakak nya Amel, Luna ngerasa nggak terima ngeliat Amel yang setres ketika denger kalau lo udah nikah sama Cika, dan dia pengen pernikahan lo sama Cika jadi berantakan, dan rencana nya berhasil, gue tau semua perkara ini berawal dari gue yang berusaha maksa lo dulu, oleh karena itu gue minta maaf" ucap Gibran.

Luna kakaknya Amel? Bagaimana Dion tak menyadarinya? Pantas saja, ketika awal Luna melamar menjadi sekretaris Dion, Dion merasa tak asing dengan wajah Luna. Dan perasaanya kini teruangkap ketika Dion tau bahwa Luna adalah kakaknya Amel.

"Yaudahlah, semua juga udah terjadi dan lo juga sekarang udah sama Amel" ucap Dion.

"Enggak" jawab Gibran.

Dion mengerutkan keningnya.

"Amel udah meninggal" ucap Gibran.

"Meninggal?" tanya Dion tak percaya.

"Amel meninggal udah dua tahun yang lalu, dia bunuh diri karena stres, setelah Amel meninggal gue pergi ke luar kota untuk nenangin pikiran gue, jadi gue ngewakilin Amel minta maaf yang sebesar-besarnya" jawab Gibran.

"Udah gue maafin" ucap Dion.

"Thanks" ujar Gibran tersenyum.

Dion mengangguk.

"Lo lagi nyari Cika kan?" tanya Gibran.

Dion mengangguk.

"Gue tau Cika dimana" ucap Gibran.

"Dimana?" tanya Dion.

"Gue nggak tau pasti alamat rumah Cika dimana, tapi yang gue tau kalo Cika sekarang ada di Jogja" jawab Gibran.

"Lo nggak bohong kan?" tanya Dion memastikan.

"Enggak, gue liat sendiri kalo Cika ada di Jogja, gue kira Cika ke Jogja waktu sama lo, tapi pas gue balik ke Jakarta gue denger kalo lo ada masalah sama Cika sampek Cika pergi dari rumah" jelas Gibran.

Dion terdiam, menunggu lanjutan dari Gibran.

"Waktu itu gue liat Cika sama anak kecil, dan gue yakin anak kecil itu adalah anak lo, susulin gih Jogja, mereka pasti kangen sama lo" lanjut Gibran.

"Thanks bro info nya" ucap Dion.

Gibran mengangguk dan tersenyum.

"Bang nggak jadi beli tapi tetep saya bayar" ucap Dion lalu memberikan uang pada penjual nasi goreng.

"Eh mas, udah hampir selesai, uang nya juga kebanyakan" ujar penjual nasi goreng.

"Nggak papa Bang" jawab Dion lalu masuk kedalam mobilnya.

Gibran terkekeh melihat Dion yang begitu semangat.

••••


Dion saat ini sedang berada di Apartemen nya. Ia sedang memasukan beberapa baju di tas nya. Ia akan berangkat ke Jogja nanti malam. Ah tidak, sepertinya ia akan berangkat siang ini juga. Namun, tiba-tiba handphone Dion berbunyi.

"Farel" gumam Dion ketika melihat siapa yang menelfonya.

Dion pun mengangkat panggilan telefon dari Farel.

"Halo" sapa Dion.

"Lo dimana Yon?" tanya Farel disebrang sana.

"Apartemen" jawab Dion.

"Lo kesini sekarang" suruh Farel.

"Kemana?" tanya Dion.

"Rumah sakit" jawab Farel.

"Rumah sakit? Siapa yang sakit?" tanya Dion.

"Reyhan, dia kecelakaan" jawab Farel.

"Reyhan?" tanya Dion kaget.

"Iya, lo cepetan kesini, di Rumah Sakit Fatimah" ucap Farel.

"Oke-oke gue kesana sekarang" jawab Dion lalu mematikan sambungan telfon itu.

Dion langsung mengambil kunci mobilnya dan langsung menuju Rumah Sakit. Ia melupakan rencananya yang akan pergi ke Jogja hari ini.

My Sweet Dion✓ [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang