•Tujuh belas•

40.4K 1.4K 4
                                    

Reyhan sudah menceritakan semuanya pada orang tuanya namun lewat telepon. Mereka benar-benar kaget mendengar berita tersebut dan langsung pulang hari ini juga.

"Gue takut bang" ucap Cika.

"Gak usah takut, gue ada disamping lo" ujar Reyhan.

"Makasih bang" ucap Cika lalu memeluk Reyhan.

Reyhan hanya tersenyum.

••••

Sore ini orang tua Cika akan sampai di Jakarta. Mereka benar-benar kagetet ketika mendengar berita yang disampaikan oleh Reyhan.

"Assalamualaikum" ucap Sarah, Mama Reyhan dan Cika.

"Waalaikumsalam" jawab Reyhan.


"Mana adek kamu?" tanya Sarah.

"Ma, jangan marahin Cika" ucap Reyhan.

"Mama gak akan marahin Cika, Mama cuma pengen ketemu sama Cika, dimana adek kamu?" ucap Sarah.

"Dikamar" jawab Reyhan.

Sarah pun langsung bergegas menuju kamar Cika.

"Ma" ucap Reyhan ingin mencegah Mama nya.

"Sudah, biarkan saja, Mama mu tidak akan marah sama Cika" ucap Andi, Papa Reyhan.

"Papa gak marah kan sama Cika?" tanya Reyhan.

"Papa gak marah sama Cika" jawab Andi.


"Papa juga gak marah kan sama Dion?" tanya Reyhan lagi.

"Papa gak marah sama Dion, setelah kamu telfon Papa semalam, Orang tua Dion juga nelfon dan meminta maaf. Papa gak marah tapi Papa hanya kecewa, tapi dari situ Papa mengambil kesimpulan bahwa Dion memang sayang dengan Cika, Dion gak rela Cika jatuh ditangan laki-laki lain" ucap Andi.

"Tapi kalo Mama marah sama Cika gimana Pa?" tanya Reyhan begitu cemas.

"Mama gak akan marah sama Cika, semalam Mama mu sudah Papa beri pengertian dan semoga saja Mama mu bisa mengerti situasi ini" jawab Andi.

Reyhan mengangguk paham.

Disisi lain Sarah, Mama Cika sudah berada di depan kamar Cika. Ia mengetuk pintu kamar Cika namun tak ada jawaban dari dalam. Sarah pun mencoba membuka pintu tersebut dan ternyata tak dikunci. Sarah pub masuk dan melihat Cika sedang berdiri di balkon kamar nya.

"Cika" panggil Sarah, Mama Cika.

Cika pun menoleh dan kaget tatkala yang memanggilnya adalah Mama nya. Cika pun berjalan mendekati Mama nya.

"Kamu gak papa kan nak?" tanya Sarah begitu khawatir.

"Maafin Cika Ma" ucap Cika.

"Kenapa kamu minta maaf?" tanya Sarah.

"Cika udah malu-malu in Mama" jawab Cika menundukkan kepala nya.

"Husst, Mama sama sekali nggak ngerasa malu sayang, Mama hanya khawatir sama kamu, dan syukurlah kamu baik-baik saja" ucap Sarah.

"Tapi Cika udah ngecewain Mama" ucap Cika.

"Semua yang terjadi saat ini adalah takdir dan kita tidak bisa menghindari nya" ujar Sarah.

"Mama gak marah sama Cika?" tanya Cika.

"Enggak sayang, Abang kamu, Orang tua Dion, bahkan Dion sendiri sudah menjelaskan semuanya dan ini bukan salah kamu ataupun Dion" ucap Sarah.

Cika langsung memeluk Mama nya dan dibalas oleh Sarah.

"Sekarang kamu siap-siap" suruh Sarah.

"Emang mau kemana Ma?" tanya Cika.

"Kan orang tua Dion mau datang malam ini" jawab Sarah.

"Malam ini?" tanya Cika.

"Kamu nggak tau?" tanya Sarah balik.

Cika menggeleng.

"Dion akan melamar kamu dan akan menikahi kamu secepatnya sebelum kamu terbukti hamil" ucap Sarah.

Cika terdiam.

"Yasudah, Mama kebawah dulu mau siapin untuk nanti malam dan kamu juga siap-siap" ucap Sarah.

Cika mengangguk.

Sarah pun keluar dari kamar Cika.

Cika langsung mengambil Handphone nya dan menelfon seseorang, Dion.

"Halo" sapa Cika.

"Halo, kenapa Cik?" tanya Dion disebrang sana.

"Orang tua lo mau dateng entar malem?" tanya Cika balik.

"Iya" jawab Dion.

"Kok lo gak bilang gue sih?" tanya Cika.

"Gak sempet Cik, ini juga dadakan" jawab Dion.

"Ya tapi kan seenggaknya lo bilang dulu ke gue" ucap Cika.

"Gue bener-bener nggak sempet Cik, gue bingung banget sekarang, apalagi nanti harus berhadapan sama orang tua lo" ucap Dion.

Cika terdiam. Harusnya ia juga bisa memahami Dion dalam situasi ini.

"Yaudah deh, gue matiin telfon nya" ucap Cika.

"Iya, sampai ketemu nanti" jawab Dion.

"Iya" ucap Cika lalu mematikan telfon itu.

Cika melemparkan handphone nya di kasur dengan sembarangan lalu menuju kamar mandi untuk mandi.

» Malam hari

Cika masih belum keluar kamar. Cika hanya mondar-mandir dikamar nya, ia benar-benar sangat gugup.

"Sayang" panggil Sarah, Mama Cika.

Cika pun menoleh kesumber suara tersebut dan ternyata Mama nya.

"Kamu kenapa mondar-mandir kayak tadi?" tanya Sarah.

"Cika gugup Ma" jawab Cika.

"Ada Mama, Mama akan disamping kamu" ucap Sarah.

Cika terdiam.

"Yasudah, ayo turun, bentar lagi keluarga Dion akan datang" ucap Sarah.

"Mama duluan aja, entar Cika nyusul" ucap Cika.

Sarah mengangguk dan tersenyum lalu keluar dari kamar Cika.

Cika duduk ditepi kasur nya sambil memegang dada nya. Ia sangat gugup saat ini. Cika berdiri sambil menarik nafas nya panjang-panjang agar rasa gugup nya mereda. Sebelum Cika turun, ia melihat pantulan dirinya dari kaca. Ia terlihat lebih anggun dengan memakai dress selutut dengan warna coklat susu yang sangat cocok dengan warna kulit Cika. Setelah sekiranya cukup, Cika pun berjalan kebawah dengan perasaan yang masih gugup.

My Sweet Dion✓ [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now