5

19.1K 4.7K 2.2K
                                    

"Selamat siang, panggilan untuk Hwang Yunseong, Cha Junho, Son Dongpyo, Kang Minhee, Kim Yohan, Kim Sihoon, Kim Hyunbin, Moon Hyunbin, Koo Jungmo, Song Hyungjun, Lee Hangyul, Kim Minkyu dan Ham Wonjin. Harap berkumpul di ruang osis sekarang. Terima kasih."

Setelah pengumuman tersebut selesai, orang-orang yang dipanggil namanya segera menuju kesana.

Begitu sampai disana, mereka melihat seseorang yang diyakini murid kelas 10. Dari gayanya sih kayaknya anak yang kalem.

"Kalian kok sampenya bisa barengan gitu? Hihi lucu deh," celetuk murid tersebut sambil cekikikan.

"Mohon maaf, ini ada apa ya sampe kita semua dipanggil kesini?" Tanya Jungmo mewakili yang lain.

"Duduk aja dulu, nanti saya jelasin ke kalian."

Tanpa membuang waktu lagi, mereka duduk di kursi yang tersedia. Sejenak mereka saling menatap satu sama lain karena belum semua saling mengenal.

"Oh ya, perkenalkan saya Geum Donghyun, murid termuda di sekolah ini. By the way, kok kurang satu orang, ya?"

Laki-laki yang bernama Donghyun tersebut celingak-celinguk mencari. Sampai akhirnya pintu ruangan tiba-tiba terbuka, membuat semuanya menoleh kesana.

"Halo Kak Wonjin!" Sapa Donghyun sambil melambai-lambaikan tangan. "Sini kak duduk di samping saya."

"Gue gak punya banyak waktu, cepet jelasin kenapa lo manggil kita semua kesini," kata Wonjin to the point.

"Santai dong bro, baru juga dateng," cibir Hangyul.

"Oke, karena semuanya udah dateng, saya mau membahas tentang Lee Eunsang, korban kedua yang kini sedang dalam masa perawatan di rumah sakit. Kalian tau kan dia kenapa?"

Semuanya diam, tak ada yang menjawab. Donghyun pun lanjut bicara.

"Saya tidak sengaja menemukan kertas yang bertuliskan nama kalian saat saya sedang memeriksa lokasi kejadian. Dan tulisan tersebut ditulis menggunakan darah. Tidak hanya itu, nama saya juga ada disana. Mungkin Kak Wonjin bisa jelasin semua itu."

"Kok Wonjin? Emang Wonjin kenapa?" Moon Hyunbin menautkan kedua alisnya bingung.

"Lo gak tau kalo dia curigai sebagai salah satu pelakunya?" Tanya Yohan dengan nada sinisnya.

"Kak Wonjin bukan pelakunya, gue malah curiga sama lo," sahut Hyungjun terpancing emosi.

"Kok gue?!"

"Hyungjun bener, lo seneng banget pas Dohyun dikabarin meninggal waktu itu. Tapi gue gak tau juga lo beneran pelakunya atau bukan," kata Minhee sambil mangut-mangut.

"Sstt, saya gak mau dengerin kalian saling nuduh, saya cuma mau tanya sama Kak Wonjin." Donghyun segera angkat bicara.

"Gue gak tau apapun," jawab Wonjin pada akhirnya. "Lo mau maksa gue buat buka mulut pun percuma, gue gak tau apa-apa."

"Kalo gak tau apa-apa gak usah marah gitu dong," cibir Yohan sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Jin, lo serius?" Tanya Minkyu.

Wonjin memutar bola matanya malas. "Ya iyalah, lo pikir gue tukang bohong kayak dia apa?"

"Oke, Kak Wonjin boleh pergi."

"Gak bisa gitu!" Seru Yohan sambil memukul meja hingga seisi ruangan kaget. Tapi Wonjin bersikap cuek dan pergi dari sana.

"Woi, santai dong! Lo gak kasian sama Dongpyo?"

Sihoon menunjuk Dongpyo yang menangis sesegukkan dengan Junho yang mengusap-ngusap punggungnya, bermaksud menenangkan.

"Kakak-kakak, bisa tenang dulu? Saya masih mau bicara. Kalau kalian tidak diam, saya bisa memakai cara kekerasan loh," kata Donghyun penuh ancaman, tapi raut wajahnya tidak main-main.

"Emang apaan yang mau lo bahas sih? Gue ngantuk, mau tidur," kesal Hangyul sambil menguap.

Donghyun bertepuk tangan dengan gembira, kemudian dia berseru lantang.

"Kak Hangyul, selamat! Kak Hangyul bukan pelakunya."

Hangyul langsung melongo, begitu juga dengan yang lain. Kecuali Yunseong sama Jungmo sih, muka mereka tetap datar seperti biasa.

"Dari yang saya amati, pelaku bukan orang yang mudah mengantuk."

"Hah?"

Donghyun terkekeh. "Jadi, selama ini saya diam-diam mengamati semua murid di sekolah ini. Saya juga membandingkan perilaku mereka dengan si pelaku. Tapi sampai saat ini saya belum bisa menebak siapa pelakunya. Yang pasti, saya curiga sama Kak Wonjin."

"Emang kenapa?" Kim Hyunbin yang sejak tadi diam mengernyit.

"Soalnya, kamera cctv memperlihatkan kejadian dimana Eunsang ditikam pisau dari belakang. Namun, setelah itu kamera cctv mati. Lalu, kamera tiba-tiba menyala lagi dan memperlihatkan Kak Wonjin yang lagi lari keluar dari laboratorium."

"Jadi, Kak Wonjin emang pelakunya?" Tanya Junho.

"Itu pasti! Penjarain aja langsung, gue gak mau ikutan mati kayak Dohyun!" Seru Yohan dengan tidak santainya.

"Gak bisa! Lo kalo mau bertindak pake otak dong, kalo ternyata bukan Kak Wonjin gimana?!" Balas Hyungjun marah.

Yunseong diam, pikirannya melayang kemana-mana. Dia jadi bingung, Wonjin pelakunya atau bukan? Dia ingin setuju, tapi di sisi lain dia ragu kalau Wonjin pelakunya.

"Ehm, maaf," cicit Junho pelan. "Dongpyo mau ngomong."

Dongpyo mengelap air matanya dengan tangan, dengan mata sembab dia menatap ke depan.

"Tadi gue liat darah di baju Kak Wonjin, di bagian pinggang."

"Tuh kan! Gue bilang juga apa, penjarain aja!"

Donghyun mendengus kasar, Yohan benar-benar membuatnya kesal.

"Kalau begitu, sekarang kalian boleh ke kelas masing-masing. Tapi inget, jangan sampe ada yang tau pembicaraan kita hari ini, oke?"

Mereka semua mengangguk membalas permintaan Donghyun.



















































Tanpa mereka sadari, Wonjin menguping dari balik pintu.

"Ck, tanpa lo sadari, lo mancing ajal lo sendiri, Donghyun."























Sejauh ini, menurut kalian siapa pelakunya?

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang