27

14.8K 3.9K 1.2K
                                    

Yakin Minkyu pelakunya? :)







Hari ini sekolah diliburkan. Pihak sekolah terpaksa meliburkan sekolah setelah mendapat kabar kematian empat murid sekolahnya.

Kim Sihoon, Cha Junho, Son Dongpyo, dan Yoon Seobin.

Mogu menghela nafas setelah mengetahui informasi tersebut dari berita di televisi.

Masalah ini semakin rumit. Wonjin mendadak sakit dan belum sadar hingga saat ini, Minhee koma, dan Yunseong mendadak hilang tak tahu kemana.

Begitu juga dengan Minkyu yang belum ditemukan, Yohan yang tak tahu ada dimana, dan Dohyun yang tidak pernah muncul lagi.

Semuanya terasa aneh baginya. Kenapa bisa ada yang hilang disaat yang bersamaan? Apalagi jumlahnya ada tiga, apa itu tidak mencurigakan?

"Wonjin, cepet bangun dong, gue takut liat lo gak bangun-bangun kayak gini."

Mogu menatap sendu Wonjin yang setia memejamkan mata dengan infus yang terpasang di punggung tangan kanannya.

"Wonjin, gue mau curhat nih, hehe. Gue harap lo denger curhatan gue." Mogu terkekeh pelan, sebelum lanjut bicara.

"Gue dari dulu gak punya temen. Dimana-mana gue selalu dibully karena gue bodoh. Orang tua gue sengaja nyuruh gue home schooling karena malu punya anak bodoh kayak gue.

"Tapi Jungmo selalu dibangga-banggin orang tua gue. Gue ikut seneng karena dia dapet kasih sayang dari mereka, gue seneng kalo dia bahagia. Tapi dia gak seneng ngeliat gue diperlakukan gak adil sama orang tua gue.

"Dan setelah gue tau dia punya temen sebaik lo, Hyunbin, Minhee, dan Hyungjun, gue seneng banget. Hehe, iya gue iri karena dia punya temen sebaik kalian."

Mogu terkekeh mengingat semuanya, kemudian dia mengusap air matanya dan lanjut bicara.

"Tapi sayang, persahabatan kalian hancur karena Hyungjun gak sengaja dorong kakaknya Hyunbin ke jurang. Itu alasan kenapa Hyunbin benci banget sama Hyungjun, kan? Jungmo juga ikutan benci sama Hyungjun karena dia hampir bikin Minhee kecelakaan.

"Walaupun gue kurang diterima di lingkungan sekitar gue, gue seneng banget dapet kelebihan jadi seorang time traveller. Semoga lo lekas sembuh, nanti gue ajak menjelajah waktu, deh."

Mogu mengambil nafas dalam-dalam sambil mendongak menatap langit-langit rumah sakit.

"Ini udah saatnya gue kasih semua bukti ke kantor polisi. Doain semuanya lancar ya, semoga setelah ini gak ada kejadian buruk lagi."

Setelah Mogu pergi, tiga orang yang sedang berbisik-bisik di pojok ruangan berinisiatif mendekati Wonjin.

"Kasian ya Kak Mogu, gue gak nyangka orang seganteng dan sebaik dia ternyata korban bully."

"Heh Sang, Kak Mogu patut dijadikan contoh, kita harus tabah kayak dia juga."

"Kita udah jadi setan, Hyungjun."

Eunsang menjitak kepala Hyungjun dan langsung membuat Dongyun tertawa kecil.

"By the way, si Dohyun belom balik?"

Dongyun menggeleng. "Terakhir kali saya liat dia ada di laboratorium bareng Kak Yunseong."

"Ngapain?!" Tanya Eunsang dan Hyungjun bersamaan.

"Mereka lagi susun rencana buat menjebak salah satu pelakunya."

"Siapa yang mau dijebak?"

"Saya kurang tau, kita kesana aja, yuk."

Eunsang dan Hyungjun mengangguk. Setelah itu mereka bertiga menghilang dari sana.

Setelah kondisi ruangan benar-benar sepi, Wonjin bangun dan merubah posisinya menjadi duduk. Tangannya meraih ponselnya yang terletak di atas meja, kemudian menghubungi seseorang.

"Halo, Bin. Lo lagi dimana?"

"Gue di rumah, kenapa?"

"Lo ke rumah sakit Umjigyeo sekarang. Gue mau ngomong penting."

"Oke, emang apa yang mau lo omongin?"

"Si Dongbin gak bisa dibiarin lagi, lagi-lagi dia ikutan bunuh orang karena diajak sama pelaku aslinya."

Setelah itu, suasana mendadak hening. Wonjin mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Hyunbin? Halo?"

"Kalo lo mau Hyunbin selamat, dateng ke laboratorium sekolah sekarang. Oh ya, ada Yunseong juga, loh. Lo telat, mereka mati."


Tut



Panggilan diputus secara sepihak. Wonjin menggenggam ponselnya erat, giginya bergemelatuk, rahangnya mengeras.

"Oke, itu mau lo. Gue bakal dateng sekarang," gumam Wonjin sembari mencabut infusnya secara paksa hingga berdarah.

Dia memakai jaketnya yang disampirkan di kursi, kemudian mengusak surai hitamnya, lalu mengukir senyum miringnya.

"Selamat datang kematian."




























Pengen cepet-cepet end masa :")

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora