34

16.5K 4K 4.4K
                                    

"Bohong! Lo bohong, kan?!"

Hangyul tertawa. "Lo tuli atau gimana, sih? Jelas-jelas tadi ada suara ledakan gede banget."

Yunseong marah, apalagi Wonjin. Gimana nggak marah, Yohan jarang muncul di cerita ini masa langsung meninggal :(

"Oh ya, Seobin meninggal di tempat ini, kan? Berarti tempat ini berhantu, ya? Hiii."

Hangyul berakting seolah-olah merinding dan takut, namun setelah itu dia tertawa.

Dia nggak tau aja kalau Seobin dan Midam sudah menyiapkan batu untuk dilempar kepadanya.

"Kak Hangyul, mending lo nyerahin diri ke polisi."

Hangyul tertawa lagi. "Gue? Nyerahin diri ke polisi? Mimpi!"

Darah dimana-mana serta bau anyir yang menyengat membuat Yunseong lemas. Badannya langsung oleng dan bisa saja jatuh jika Wonjin tidak menahannya.

"Kak Yunseong, lo kenapa?"

Yunseong gemetar, wajahnya pucat. Dia tidak mengangguk maupun menggelengkan kepala, dia hanya fokus berpegangan pada tangan Wonjin.

"Aduh, ada yang phobia darah, nih."

Wonjin terkejut. "Itu beneran?" Tanyanya pada Yunseong yang dibalas anggukan lemas oleh orangnya.

"Karena lo lagi megangin Yunseong, gue bisa bunuh kalian sekarang, nih. Terus gue kabur dan pergi jauh-jauh."

"Pergi aja sana! Gak balik lebih baik!" Teriak Seobin marah sambil melempar batu yang dia pegang.

Hangyul refleks menghindar sekaligus terkejut karena melihat batu yang terlempar ke arahnya dilempar oleh korbannya sendiri.

"Woi, nanti kepala gue bocor gimana!" Teriaknya marah.

"Rasanya sakit, tapi gak pernah sesakit ini," balas Midam sambil melepas kepalanya sendiri.

Aduh Midam, tolong pikirin Yunseong yang udah lemas tak bertenaga lagi. Kasihan dia, udah lempeng tambah lempeng karena lihat kamu.

"Kak Hangyul," panggil Wonjin tiba-tiba.

"Ya?" Hangyul menoleh.

Wonjin tersenyum semanis mungkin, namun senyumannya mampu membuat Yunseong bergidik ngeri.

"Tiga lawan satu, yuk."

Kekehan meremehkan Hangyul tunjukkan. Wonjin yang lebih kecil dan pendek dari dia menantangnya? Wah, lucu sekali.

"Lucu banget ihh, gue jadi ketawa gara-gara kebodohan lo." Setelah itu, dia tertawa lagi.

Wonjin berjalan maju. Tawa Hangyul langsung berhenti. Tunggu sebentar, dia baru sadar.

Tiga lawan satu?

"Bentar, maksudnya tiga lawan satu ap-"

"LEMPAR BATUNYA SEKARANG!"

Sesuai perintah, banyak batu yang terlempar ke arah Hangyul. Bahkan batunya sampai mengenai wajah Donghyun.

"Benjol benjol tuh pala!" Seru Seobin girang sendiri.

"Rasain anjing. Gara-gara lo penghuni wilayah gue nambah lagi." Midam tetap santai, tapi batu yang dia lempar besar banget, sampai diangkat pakai dua tangan.

Gimana Midam tidak marah. Arwah Donghyun tiba-tiba muncul di sampingnya sambil cekikikan.

"Ya ampun, gue baru tau setan lawan manusia seseru ini. Mana mayat gue serem banget."

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora