20

15.1K 4.1K 972
                                    

Bolehkah Junho menuduh Dongpyo dan Yohan bekerja sama atas semua yang terjadi?

Masalahnya, Dongpyo benar-benar bahagia ketika mendengar kabar kalau Eunsang dan Hyungjun meninggal dunia.

Sementara itu, Yohan bersikap mencurigakan, dia juga membenci semuanya.

Bisa jadi mereka berdua pelakunya, kan?

Tapi, ada orang lain yang Junho curigai sebagai pelakunya.

Kim Dongbin.

Dia tiba-tiba muncul setelah dikabarkan meninggal dunia. Apa itu tidak aneh? Junho yakin dia mempunyai maksud tertentu atas kembalinya dirinya ke sekolah.

Astaga, memikirkan semua masalah ini membuat Junho pusing.

Bahkan Minkyu belum ditemukan sampai sekarang dan pihak sekolah cuek akan hal itu.

Apa mungkin Minkyu pelakunya? Apa mungkin dia sengaja bersembunyi dan menjalankan aksinya secara diam-diam?

"Aduh, lama-lama gue bisa stres mikirin masalahnya," ringis Junho sambil memijat pelipisnya.

Saat ini dia berada di kafe yang hanya berjarak beberapa langkah dari sekolahnya. Dia sendirian, alasannya karena dia tidak percaya lagi dengan teman-teman terdekatnya, terutama Dongpyo.

Dia ingin mengajak Wonjin, tapi Wonjin sendiri tidak dapat dihubungi. Mungkin sibuk mengerjakan tugas, begitu pikirnya.

Saking sibuknya bergelut dengan pikirannya, Junho tak sadar ada yang duduk di depannya.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan senyum lebarnya.

"Dor!"

"EH KAMBING!"

Laki-laki tersebut tertawa, rencananya mengageti Junho berhasil. Sementara itu, Junho yang dikerjai mendengus kesal.

"Ngapain lo kesini?" Tanyanya dengan lirikan sinis.

"Ya elah, gitu doang baper. Lo gak kangen sama gue apa?"

"Gak."

"Ck, lo nyuruh gue kesini dan lo gak kangen sama gue? Jahat lo, gue pulang aja lah."

Mata Junho langsung membulat. "Eh jangan! Sini temenin gue, gue gabut sendirian."

"Nah, gitu dong. By the way, katanya lo mau curhat, curhat tentang apa nih?"

Junho menghela nafas berat. "Di sekolah gue lagi ada masalah, ada pembunuhan dan korbannya temen gue. Sampe sekarang pelakunya belum ketangkep, gue takut, Kak Jinhyuk," curhatnya dengan nada lesu.

Lee Jinhyuk, laki-laki bertubuh tinggi yang saat ini berkuliah di universitas ternama dan masuk ke fakultas psikologi, mengangguk-angguk mengerti.

"Gue udah denger berita itu dari Wooseok. Katanya makin parah ya kasusnya?"

Junho mengangguk lesu, Jinhyuk menghembuskan nafas panjang.

"Gue saranin, lo jangan berperilaku yang berlebihan, biasa aja. Lo jangan banyak diam, jangan banyak omong juga. Lo harus bisa jaga diri, pelaku pembunuhan itu cerdik dan licik. Jadi, gue minta lo tinggal di rumah temen lo untuk sementara waktu. Jangan sendirian di rumah," kata Jinhyuk panjang kali lebar sama dengan luas.

Junho diam. Perkataan Jinhyuk ada benarnya. Selain itu, dia agak terkejut karena Jinhyuk yang dia kenal adalah orang yang bobrok parah, namun ternyata dia bisa menjadi tempat curhat yang baik.

"Kak Jinhyuk, gue boleh minta tolong gak sama lo?"

Jinhyuk mengerutkan keningnya. "Minta tolong apaan?"

"Besok kita ketemuan lagi disini, ya. Gue mau ajak salah satu temen gue. Gue minta tolong sama lo, tolong cari tau dia itu pembohong atau bukan."

"Dengan alasan?"

"Gue liat pistol di tasnya."




















































Sihoon mengerang kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Masa bodo dengan tatapan aneh yang dilayangkan kepadanya, dia hanya ingin menumpahkan segala kekesalannya.

Berani-beraninya Dongbin menuduhnya seenak jidat kalau dia adalah pelakunya. Padahal kan yang lebih mencurigakan adalah dia sendiri.

"Saya harus apa Ya Tuhan, saya mau masalah ini cepat selesai," gumam Sihoon putus asa.

Lalu, Sihoon mengerang lagi, kemudian menendang batu dengan keras. Namun tanpa sengaja batu yang ditendangnya mengenai kepala seseorang.

"Eh, maaf ya! Saya gak sengaja!" Seru Sihoon panik sendiri. "Aduh, gimana ini."

Sihoon menggaruk kepalanya lalu berlari kecil menghampiri orang yang sedang mengusap kepalanya setelah terkena batu tadi.

"Sorry, gue gak sengaja. Kepala lo gak apa-apa?"

"Gue gak apa-apa," jawab orang itu sambil mendongak menatap Sihoon. Seketika dia terkejut.

"L-loh? Elo?!"

"Aduh, mampus dah gue," batin orang itu karena panik kepergok Sihoon.

Sementara itu, Sihoon menunjuk orang itu dengan tatapan tidak percayanya.































































"J-Jungmo?!"

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now