15

16K 4.3K 1.1K
                                    

Terima kasih karena udah semangatin aku ><

Aku gak bakal ngerubah apapun, cerita ini bakal lanjut sampai tamat horeeee!






Yunseong melongo. Dia kaget dengan apa yang dia lihat begitu sampai di kamar rawat Donghyun.

Yang ingin dijenguk asik makan roti dengan lahap tanpa menyadari kehadirannya.

Tapi bukan itu yang membuat Yunseong terkejut, tetapi penampilan Donghyun. Perban melingkar di kepalanya, tangan kirinya diperban, dan perban juga melingkar di pinggangnya.

Iya, Donghyun shirtless :)

"Kak Yunseong masuk aja, daripada saya usir karena diem doang disitu."

Yunseong menggelengkan kepala. Astaga, saking kagetnya sampai lupa kalau dia masih berdiri di pintu.

"I-iya, sorry," ucap Yunseong kikuk sembari masuk ke dalam dan duduk di kursi yang terletak di samping bangsal.

"By the way, sekolah apa kabar?"

"Hah?" Yunseong melongo lagi.

"Ck, di sekolah ada kejadian apa?" Decak Donghyun kesal. "Denger-denger ada berita kematian, korbannya Hyungjun sama Kak Hyunbin, ya?"

Yunseong mengangguk. "Iya, gue juga kurang tau info yang sebenernya gimana, soalnya gue sibuk keliling, meriksa siapa aja yang coba bolos lewat pager belakang," jawabnya.

"Oh, ya udah kalo gitu. Mau minum?" Donghyun menawari Yunseong sekaleng spr*ite yang dibalas anggukan oleh yang dimaksud.

"Oh ya, gimana rasanya dirasukin Dohyun?"

Yunseong yang terkejut refleks menyemburkan isi mulutnya, mengenai wajah Donghyun.

"Sambil komat kamit mulut mbah dukun baca mantra. Dengan segelas air putih lalu pasien disembur! Byur!"

Ternyata potongan lagu tersebut berasal dari Dohyun yang lagi ketawa ngakak di pojok ruangan.

"Aduh, kenapa gak sekalian disiram aja sih Kak Donghyunnya, biar basah sekalian. Haha!"

Yunseong mendelik. "Nanti gue yang diomelin."

Tiba-tiba Donghyun berseru. "Kok lo ada disini?! Balik ke alam lo sana!"

Entah untuk yang ke berapa kalinya, Yunseong dibuat kaget hari ini.

"Kok lo ngomong 'lo', bukan kamu?!"

"Ah itu, ehm itu, iya itu, aduh itu, itu loh, ya gitu," Donghyun langsung gelagapan sambil nyengir.

"Kak Donghyun tuh lagi pura-pura, dia tuh luarnya doang keliatan polos, padahal mah enggak," sahut Dohyun yang kini berada di samping Yunseong.

Yunseong bergidik, badannya langsung merinding. Dohyun tersenyum lebar lalu mendekat secara tiba-tiba, membuat Yunseong langsung melompat karena kaget.

"Aduh, gimana ya saya- eh gue jelasinnya. Gue tuh lagi pura-pura amnesia," kata Donghyun yang lagi-lagi membuat Yunseong terkejut.

"Sumpah, lama-lama pikiran gue blank gara-gara kaget terus," ucap Yunseong terpancing emosi.

"Tenang dulu dong, kak. Biar gue jelasin pelan-pelan," ujar Donghyun santai. "Dohyun, lo bisa pergi? Tolong panggilin Dongyun, suruh dia kesini secepetnya."

"Siap bosq!"

Setelah itu Dohyun menghilang. Donghyun terkekeh sesaat, namun kekehannya langsung sirna karena Yunseong menatapnya tajam.

"Jelasin ke gue semuanya. Semuanya," perintahnya penuh penekanan.

Donghyun meneguk salivanya tegang, Yunseong jadi menyeramkan. Aura di sekitarnya mendadak berubah.

"Oke gue jelasin!" Kata Donghyun pada akhirnya. "Tapi lo jangan gitu dong, serem sumpah."

"Ck, iya-iya."

"Lo inget berita tentang kecelakaan beruntun lima bulan yang lalu? Gue ngalamin itu. Banyak yang mikir gue bakal amnesia. Dari situ gue dapet ide supaya si pelaku gak curiga sama gue. Gue pura-pura amnesia. Padahal gue emang tau siapa pelakunya."

"Lo tau? Tapi kenapa lo gak bilang dan laporin dia?"

"Gue sama kayak Kak Wonjin, gue juga hampir dibunuh sama dia. Kalo gue lapor polisi, gue bakal dibunuh duluan. Kalo lo mau tau, gue kecelakaan juga karena pelakunya, makanya gue pura-pura amnesia."

"Nah, makanya si Donghyun pake saya-kamu-anda kalo lagi ngomong," sahut seseorang secara tiba-tiba.

Yunseong membelalakkan matanya terkejut. Bagaimana tidak, di dekat pintu berdiri empat orang. Tiga orang melambaikan tangan, yang satunya hanya diam.

"Halo Kak Yunseong!"

"Lah, lah, lah, kok-"

Habis itu Yunseong pingsan karena nggak kuat kaget terus.















































"Ham Wonjin."

Wonjin yang sedang berjalan seorang diri di jalanan yang sepi berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Namun apa yang terjadi, sebuah pukulan di kepalanya langsung membuatnya ambruk tak sadarkan diri.
























"Langsung gue bunuh apa gue pake buat mancing yang lain ya? Hmm."

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now