14

16K 4.1K 1.5K
                                    

Junho termenung. Dia bingung memikirkan kejadian kemarin. Semuanya membuat kepalanya pusing.

Siapa yang membunuh Hyunbin dan Hyungjun? Apa pelakunya sama dengan pelaku yang selama ini menjadi buronan polisi? Lalu, apa ada hubungannya dengan Kim Dongbin yang tiba-tiba kembali?

Junho bingung, Wonjin juga terlihat benci ketika melihat Dongbin kemarin. Sebenarnya ada masalah apa sih?

"Cha Junho."

Lamunan Junho buyar. Seketika dia sadar di perhatikan oleh guru dan teman-temannya.

"M-maaf bu."

"Fokus ke depan, jangan mikirin hal yang gak penting."

Junho mengangguk kaku. Melihat itu, guru tersebut lanjut menjelaskan tentang rumus-rumus kimia dan cairan-cairannya.

Omong-omong, saat ini kegiatan belajar dilaksanakan di laboratorium yang katanya banyak hantunya.

Junho percaya itu, karena disini memang ada hantunya. Tapi yang bisa dia lihat hanya Dohyun yang lagi selonjoran di lantai sambil main mobil-mobilan yang entah dia dapat dari mana.

"Pst, Dohyun," panggil Junho. Beruntung Junho duduk di kursi paling belakang dan di pojok, jadi posisinya lebih dekat.

"Kenapa? Mau minjem?" Tanya Dohyun dengan songongnya.

"Bukan itu, gue cuma mau nanya siapa orang yang bunuh lo," kata Junho dengan nada berbisik.

"Oh, gue sendiri lupa, efek kepala gue dijedotin ke tembok waktu itu kali ya. Soalnya sebelum meninggal, kepala gue dijedotin dulu, baru ditusuk pisau."

Junho bergidik. Seram memang, tapi Dohyun kenapa harus menceritakannya sih? Mana santai banget ngomongnya.

"Hah? Iya-iya gue gak bakal bilang."

Junho mengangkat sebelah alisnya, kemudian menoleh ke arah siapa yang berbicara dengan Dohyun.


Tunggu sebentar.










Kim Dongbin?






"Dohyun, Dongbin gak ngebolehin lo bilang apa?"

"Dia nyuruh gue jangan kasih tau siapa pelakunya. Eh anjing kok gue keceplosan?!"





















































BRAK!





Pintu laboratorium tiba-tiba terbuka dan terbanting dengan keras. Semua orang yang ada disana terkejut, termasuk Junho.

Dari ambang pintu, Wonjin berdiri dengan nafas tersengal-sengal, raut wajahnya terlihat panik.

"Kamu apa-apaan menganggu jam belajar saya?!"

"Maaf bu, ada hal penting yang harus saya sampaikan. Junho?"

Junho yang dipanggil berdiri dari duduknya.

"Lo harus ke rumah sakit sekarang. Eunsang meninggal."


















"Lah meninggal beneran, gue kira gak jadi," batin Dongpyo sambil senyum-senyum sendiri di tempat duduknya.







































Hangyul melirik Yohan sinis, begitu pun sebaliknya. Sihoon yang berada di antara keduanya memutar bola matanya jengah.

"Ternyata hati lo busuk juga ya, Han. Gue gak nyangka." Hangyul mendecih sarkas.

"Gue lebih gak nyangka lo lebih busuk dari gue, Gyul," balas Yohan tak kalah sarkas.

"Sebenernya kalian kenapa sih? Dari gue dateng tadi aura disini suram amat. Ketularan Yunseong ya lo berdua?"

"Ini loh Hoon, si Yohan selama ini ngancem Junho supaya gak rebut posisinya. Ck, bocah banget," jelas Hangyul sambil berdecak.

"Cih, lo lebih bocah dari gue. Cuma karena-"

"Jangan berani-beraninya lo ngomongin itu, Kim Yohan," desis Hangyul penuh peringatan.

"Tau ah, mending gue ngobrol sama Seobin," kata Sihoon malas sambil melihat Seobin yang melambaikan tangan menyuruhnya kesana.

"My best friend Sihoon, come here come here!"

"Udah lah Hoon, lo kesana aja. Gue juga mau pergi kok, daripada lo disini sama Yohan, gak aman hidup lo."

"Maksud lo apaan? Justru Sihoon yang gak aman deket-deket sama lo!"

"Astaga, dari tadi gue liatin kalian debat terus gak berhenti-berhenti, kepala gue pusing liatnya," kata Seobin yang tiba-tiba datang.

"Gue gak peduli, gue cuma mau ingetin lo, hati-hati," ucap Yohan final sebelum pergi, meninggalkan berbagai macam pertanyaan di kepala Sihoon.

"Lah, bukannya dia benci sama gue? Kok dia nyuruh gue hati-hati?"

"Kiw, tipe-tipe tsundere si Yohan tuh," bisik Seobin meledek. Sihoon mendelik.

"ADUH, HOON, SAKIT WOI!"

Hangyul berdecak melihatnya. "Dunia serasa milik berdua, ya."




























Maaf kalo garing, maaf kalo alurnya datar, dan maaf gak ada kesan horor/misterinya.

Jujur, aku pingin banget ngerubah judul, alur, semuanya tentang cerita ini.

Tapi sayang kalo aku rubah semuanya :(

Jadi, menurut kalian gimana?

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang